Widdiyanti : Deta Motif Ragam Hias Minang Menjadi Trend Dikalangan Kaum Lelaki di Minang

by -
Widdiyanti: Deta Motif Ragam Hias Minang Menjadi Trend Dikalangan Kaum Lelaki di Minang
Widdiyanti, Pimpinan Canting Buana Kreatif Batik

PADANG PANJANG, SEMANGATNEWS.COM – Salah satu bentuk edukasi ragam hias Minangkabau yang kaya dengan bentuk-bentuk motifnya bersumber dari alam melalui pengenalan beragam bentuk bernilai estetis tinggi dan syarat makna kepada masyarakat melalui karya batik.

Selama ini ragam hias hanya banyak dikenal melalui rumah-rumah gadang dalam bentuk ukir sebagai lambang ajaran adat dan budaya secara tersirat, tetapi kini banyak pula disosialisasikan melalui busana, bentuk sal/selendang, bahkan dalam bentuk deta/tutup kepala.

Batik yang dikemas dalam bentuk Deta kini trend dikenakan kaum laki-laki di Minang
Batik yang dikemas dalam bentuk Deta kini trend dikenakan kaum laki-laki di Minang

Hal itu disampaikan pimpinan Canting Buana Kreatif yang juga dosen seni kriya ISI (Institut Seni Indonesia) Padangpanjang, Widdiyanti, saat ditemui Semangatnews.com, di sanggarnya, jalan Bangdes II RT X, 69, Padang Panjang, Jumat (21/09/23).

Menurut Widdiyanti, meski deta bukan lagi dianggap hal baru di Minang, tetapi sanggar kami ingin mengedukasi masyarakat terhadap beragam bentuk/corak ragam hias yang merupakan bagian dari budaya yang ada sejak lama yang syarat makna.

Dikatakan, dalam adat dan budaya Minang setiap pakaian yang dikenakan memiliki makna dan simbol tersendiri, terutama yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Diantaranya melalui deta atau penutup kepala yang banyak dikenakan kaum laki-laki. Kemudian pihak sanggar pun tetap mengeksplorasi beragam bentuk ragam hias bersumber dari alam sekitar didasari “Alam Takambang Jadi Guru”,” jelas Widdiyanti.

Diantara Batik Canting Buana yang dikemas dalam bentuk Deta
Diantara Batik Canting Buana yang dikemas dalam bentuk Deta

Selama ini pihak sanggar melakukan pengenalan bentuk-bentuk ragam hias tersebut melalui kegiatan pameran, workshop dan aktivitas relevan yang distilisasi dengan motif-motif dekoratif ornamentik dan lazim dibagi dalam tiga kelompok seperti ; (1). Motif tumbuhan; (2). Motif binatang dan (3). Motif nama-nama benda.

Proses penjemuran batik siap diolah menjadi deta dan sal
Proses penjemuran batik siap diolah menjadi deta dan sal

Kemudian arti dan makna pada motif ragam hias Minangkabau tersebut mengadopsi dari bentuk maupun gejala serta sifat-sifat alam yang dituangkan pada kata-kata adat sesuai sifat-sifat dan tingkah alam seperti seperti : panakiak pisau sirauik, ambiak galah batang, Lintabung, aalodang ambiak ka nyiru. nan satitiak jadikan lauik, sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadikan guru, penakiak pisau siraut, ambiak galah batang lintabung, selodang jadikan nyiru, satitiak jadikan lauik, sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadikan guru,” jelas Widdiyanti seraya memperlihatkan sejumlah bentuk deta yang kini sedang trend dikenakan kaum lelaki dalam di berbagai kesempatan formal dan nol formal. (Muharyadi).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.