Wahyudi Muryadi : Isu Budaya Lokal Menarik Diusung Pada Iven Besar Seni Rupa
Semangatnews.com. Padang. Komisaris Utama Hutama Karya, Wahyu Muryadi, di sela-sela kunjungannya ke Sumatera Barat mengapresiasi munculnya gagasan untuk mengangkat isu “budaya lokal” menjadi isian kegiatan kebudayaan terutama seni rupa yang rencananya akan diusung para seniman dalam suatu iven besar seni rupa Indonesia dalam waktu dekat.
Mengangkat potensi budaya lokal sebagai suatu identitas masing-masing daerah dapat menjadi kekuatan sekaligus identitas budaya dari masing-masing daerah dengan segala potensi yang dimiliki.
Hal itu disampaikan Komisatis utama Hutama Karya, Wahyu Muryadi, menanggapi usulan pengamat seni rupa dan kurator, Muharyadi, saat diskusi dengan sejumlah seniman dan wartawan di victory Caffe Padang Baru, Kamis malam (27/02).
Menurut Wahyudi, budaya lokal sebagaimana yang kita tangkap dari segi hakikat merupakan kebijaksanaan yang berkaitan untuk menetapkan suatu pedoman hidup dalam berbudaya.
Artinya pedoman hidup dalam berbudaya dilakukan dengan ungkapan budaya seperti filsafah, pepatah-petitih, berkarya seni rupa dan lain sebagainya.
Sementara pengamat seni rupa dan kurator, Muharyadi, yang mengapungkan ide atau usulan mengangkat “budaya lokal” dalam diskusi tersebut, memberikan ilustrasi ringan bahwa di Minangkabau sebagai salah satu contoh daerah yang ada di tanah air misalnya terdapat falsafah alua, patuik, raso dan pareso (Pamuncak 1935 dan Hakimy, 1991) yang menetapkan dimana alua merupakan ketentuan adat Minangkabau di dalam pergaulan yang digariskan nenek moyang yang menciptakan adat Minangkabau.
Dijelaskan, sejak lama daerah Minangkabau menjadi salah satu wilayah terpenting di Indonesia yang banyak melahirkan pahlawan nasional, alim ulama, para pemikir, satrawan, budayawan bahkan senirupawan. Nama-nama besar itu telah menghiasi buku-buku sejarah lahirnya negara Indonesia, baik sebelum kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan.
Karena itulah sesuai usulan Budaya Lokal menjadi tema besar yang akan diusung dalam suatu iven seni rupa yang rencananya bakal digelar dalam waktu yang tidak begitu lama lagi, hal ini juga turut membuktikan, tradisi berseni rupa di Sumatera Barat telah berlangsung lama dan berkelanjutan, baik di daerah sendiri maupun di perantauan perlu digemakan kembali dalam suatu iven pameran besar bersama guna memperkuat budaya nasional, termasuk daerah-daerah lain yang memiliki akar budaya kuat dalam seni rupanya di tanah air, ujar Muharyadi menambahkan.
Sumatera Barat sebagai salah etalase seni rupa Indonesia, di luar Jawa dan bali memiliki sejarah panjarah panjang dalam seni seni rupa seperti kehadiran Wakidi tokoh “Mooi Indie” dengan banyak pengikutnya seperti Baharuddin MS, Syamsul Bahar, Oesman Effendi, Huriah Adam, Mara Karma, Hasan Basri DT. Tumbijo, Montingo Busye, Zaini, Nashar, Ipe Makruf, Alimin Tamin, Nuzurlis Koto, Arby Samah, Mukhtar Apin, A.A. Navis, Wisran Hadi, Muslim Saleh, Mukhtar Jaos dan banyak lagi hingga ke tokoh-tokoh muda saat ini, jelas Muharyadi memaparkan. (SS/DP/FR)