Wahyu Muryadi : Seniman Seni Rupa dan Karya-karyanya Mampu Menjadi Alat Pemersatu Bangsa
Semangatnews.com. Padang. Bila Sumatera Barat sebagai salah satu etalase seni rupa Indonesia di luar Jawa dan Bali dalam suatu kesempatan iven besar seni rupa yang suatu saat bakal di gelar dimana daerah ini menjadi fasilitator iven tersebut mampu menghimpun tempat berkumpulnya karya-karya terbaik seni rupa di tanah air, maka diharapkan masing-masing daerah dengan segala potensi seni rupanya menjadi kekuatan baru seni rupa Indonesia.
Karena selama ini banyak bakat-bakat terpendam di banyak daerah propinsi, kota dan kabupaten di tanah air “bak mutiara dalam lumpur” yang selama ini belum tergali dengan baik bahkan sempurna. Maka saat inilah waktunya seni rupa sebagai bagian kebudayaan yang ada dapat dijadikan alat pemersatu bangsa dan negara ini.
Hal itu disampaikan Wahyu Muryadi saat menerima masukan dari seniman seni rupa dan sejumlah wartawan di victory caffe, Padang Baru, Padang, Kamis kemarin (27/02).
Menurut Wahyu Muryadi mantan pemimpin majalah Tempo dan forum Pemred dan mantan kepala protokol istana di jaman Gus Dur yang kini menjadi Komisaris Utama Hutama Karya itu menyebutkan, diluar nama-nama maestro seni rupa di tanah air dari yang paling senior hingga ke nama-nama generasi muda saat ini, sebenarnya masih banyak seniman seni rupa di tanah air yang memiliki karya-karya terbaik yang selama ini belum terekspose dan terangkat kepermukaan di berbagai daerah dengan kekuatan budaya lokalnya sebagai kekuatan baru senbbi rupa di tanah air.
Kini pulalah saatnya kita menghimpun semua potensi seni rupa yang ada melalui pemetaan yang realistik di semua kantong-kantong seni rupa di tanah air.
Selama ini diakui banyak iven serupa biennale dan berbagai iven lainnya di gelar di sejumlah tempat dan lokasi di Indonesia yang menjadi agenda tahunan bahkan dua tahunan termasuk kegiatan lain ke luar negeri, ini semuanya merupakan suatu langkah maju dalam kehidupan berseni rupa dengan hadirnya karya-karya di setiap ruang dan waktu, ujar Wahyu Muryadi.
Yang akan kita telusuri lagi kemudian, karena Indonesia merupakan negara yang cukup luas secara geografis, maka tidak mustahil pula masih banyak seniman seni rupa atau pekerja seni rupa di berbagai daerah provinsi, kota dan kabupaten yang tetap berkarya, dan menghasilkan sesuatu bernilai estetik dan syarat makna dengan kekuatan budaya lokalnya belum terangkat kepermukaan sebagai kekuatan baru.
Ini pulalah yang perlu kita apungkan kepermukaan dengan makna kebersamaan dalam kebudayaan bidang seni rupa kemudian dalam suatu iven kita sandingkan dengan karya teman-teman seniman yang telah punya nama besar di tanah air, ujar Wahyu Muryadi.
Pengamat dan kurator Seni Rupa, Muharyadi, dalam kesempatan itu menyampaikan, bahwa niat baik Wahyu Muryadi selaku orang telah lama malang melintang di banyak kegiatan penting di tanah air, baik sebagai wartawan, pernah menjadi kepala protokol Istana Negara di era Gus Dur bahkan kini komisaris independen di Hutama Karya untuk turut bersama-sama-sama memikirkan seni rupa secara utuh, patut kita apresiasi bersama.
Terlebih keinginan untuk mengangkat dan mengapungkan persoalan “budaya lokal” atau “lokal genius” dalam kekaryaan terutama pada seniman seni rupa atau pekerja seni yang selama karya-karyanya belum terekpose kepermukaan dan mungkin saja banyak bermukim diberbagai provinsi, kota/kabupaten di Indonesia untuk kemudian disandingkan dengan karya terbaik seniman yang sudah punya nama besar di tanah air merupakan langkah terbaik dalam kebersamaan di dunia seni rupa, ujar Muharyadi.
Seperti apa yang dikemukakan Wahyu Muryadi, bahwa masing-masing daerah sebagai kantong seni rupa yang selama ini tidak terekpose kepermukaan perlu membentuk tim kurator guna mengiventasisasi dan menyeleksi karya-karya terbaik yang kemudian diikutsertakan dalam sebuah iven besar atau iven-iven lainnya di tanah air yang kemudian mungkin perlu dikoleksi baik untuk museum maupun kepentingan sejarah atau edukasi lainnya merupakan langkah maju untuk menyelamatkan karya-karya terbaik yang pernah lahir oleh para seniman seni rupa kita dari berbagai daerah, ujar Muharyadi.
Saat ini, selain karya-karya sang maestro banyak juga karya-karya terbaik lainnya yang pernah lahir dari wilayah penjelajahan kreativitas seniman tak tentu rimbanya, mungkin saja sudah melapuk atau rusak di telan ruang dan waktu. Padahal itu semua dapat dijadikan artefak seni rupa dengan muatan sejarah yang pernah ada di tanah air, ujar Muharyadi lagi. (SS/DP/FR)