Semangatnews, Padang Panjang – Ancaman yang terbesar pada pertahanan negara adalah ancaman ideologi. Pancasila merupakan Ideologi alat pemersatu bangsa yang harus dijaga. Tanpa adanya ideologi Pancasila, Indonesia disebutnya bisa hancur.
Ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam pembukaan acara Seminar “Sinkronisasi Kebijakan Pertahanan Negara Semesta di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019” di Aula Kantor Balaikota Padang Panjang, Selasa (30/4/2019).
Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Padang Panjang Fadly Amran, Forkopimda Padang Panjang, Kepala Badan Kesbangpol Sumbar Naswir, SH, MH, Kepala Kanwil Kemenhan Sumbar Kolonel Infantri Choirul Mustafa dan peserta Seminar sebanyak 90 orang.
Karena Pancasila adalah pemersatu bangsa, begitu ideologi Pancasila dipecahkan maka akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Perlu ada “Bela Negara” untuk menanggal ancaman terhadap ideologi negara yakni Pancasila.
Setiap warga negara Indonesia diharapkan mampu memiliki sikap memperkuat ketahanan nasional dan bela negara sebagai penompang pembangunan.
Kondisi sosial masyarakat Sumbar hingga saat ini sangat kondusif, walaupun di Sumbar mayoritas penduduknya hampir 95 persen beragama Islam, tetapi tidak ada keinginan untuk mengubah idiologi untuk menjadikan negara Islam.
“Di Sumbar ada berbagai suku dan agama termasuk aman dari ancaman terorisme dan radikalisme,” kata Wagub Sumbar.
“Namun tidak tutup kemungkinan daerah Minangkabau ini dimasuki oleh beberapa paham yang merusak akidah dan idiologi Pancasila,” tuturnya.
Kekuatan masyarakat Sumbar terletak pada persatuan dan kesatuan yang merupakan suatu kekuatan yang maha dasyat dari budaya Minangkabau yang berfalsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” dalam implementasinya dijadikan landasan bertingkah laku dan berbicara.
“Tetapi yang perlu kita waspadai ancama nyata yaitu penyalahgunaan narkoba dan penyimpangan seksual (LGBT) sudah merajalela di daerah kita, ini tugas kita menghadapi ancaman tersebut,” ucap Nasrul Abit.
“Oleh karena itu kami mengajak masyarakat Sumbar untuk bisa beroeran aktif dalam menjaga dan mengkuatkan komitmen memebela negara dari berbagai ancaman yang dapat menghambat pembangunan dan pertahanan negara,” tutup Nasrul Abit.
Dalam sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Sumatera Barat Kolonel Infanteri Choirul Mustafa menyampaikan, peran daerah dalam aspek pertahanan negara sangat penting. Daerah dapat menjadi pintu masuk yang datang dengan ancaman nonmiliter yang mengandung multidimensi.
“Membela sangat perlunya kebijakan pertahanan nonmiliter di daerah, yang memiliki kemampuan-kemampuan yang mendukung kewaspadaan dini negara, ilmu pengetahuan dan tekhnologi ekonomi, sosial, moral, dan juga mendukung negara, untuk itu perlu pembinaan kesadaran bela negara,” ucapnya.
Saat ini negara kita sedang menghadapi berbagai ancaman ideologi, ekonomi, politik sosial dan budaya, maupun ancaman yang berdimensi internasional seperti terorisme dan lainnya.
Apalagi pasca Pemilihan Umum, ancaman berita Hoax dan isu sara semakin santer di media internet. Ancaman tersebut semakin nyata bisa membuat masyarakat terpengaruh.
“Hal ini harus kita waspadai dan hadapi bersama dengan membangun sinergitas dan sinkronisasi kebijakan pertahanan,” papar Choirul Mustafa.
“Melalui kegiatan ini kami berharap dapat mengelola sistem pertahanan negara dapat mengsinkronisasikan aspek keamanan dan kesejahteraan, keamanan negara di setiap wilayah NKRI,” tambahnya.
Lebih lanjut Kolonel Choirul Mustafa, meminta dukungan pada peserta seminar, agar selalu cinta tanah air yang mengutamakan ideologi Pancasila, serta dukungan pertahanan negara, karena pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri tetapi juga seluruh elemen masyarakat harus terlibat di dalamnya.
#novear
#humassumbar