Semangatnews, Keberadaan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit di Lapau Uwan, menjadi inspirasi dan satu persatu masyarakat sekitar mampir ke lapau Uwan bukan sekedar minum kopi dan makan goreng tapi tentu mendengarkan titah arahan sekaligus menyaksikan kepiawaian sosok Nasrul Abit yang merakyat.
Kari : Uwan, Malin, Sati, Si Roih dan dunsanak sadonyo, keberadaan LGBT labiah dakek jo istilah “bujang gadih” paralu kito sikapi agar tidak berjangkit kondisi yang lebih parah lagi. Makonyo jikok ado anak kamanakan kito nan lah bagaya bantuak itu sajo dinasehati dan dipekuat pengetahuan agamanya agar tidak sesat nantinya. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Wagub Nasrul Abit : Batua kato Kari sabanto, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Dalam penegakan hukum terhadap LGBT, kita terkendala aturan yang ada. Namun saat ini kawan-kawan di DPRD Sumbar sedang mengusulkan peraturan daerah (Perda) melalui aspirasi yang ada berdasarkan filosofis Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) kita lihat saja nanti perkembangannya. Yang jelas dalam ajaran semua agamo prilaku LGBT dilarang dengan tegas sekali.
Uwan : Iyo pak Wagub. Tapi jika tidak ada aturan menindak LGBT itu, tentu kito nanti bisa dicap melanggar Hak Azasi Manusia (HAM). Bagaimana jika ditemukan masyarakat kito usiae sajo kalua dari Ranah Bundo ko. Karano LGBT indak baradaik, jika dibiarkan akan membawa malapetaka dinagari awak ko.
Sati : Ma usiae itu samo juo malanggar HAM Uwan…?!, sebaiknya kito buek lo pinjaro khusus, ba prilaku LGBT dapat di obat untuk kembali hidup normal. Dan tentu penyakit yang ditimbulkan tidak tersebar kemana-mana.
Malin : Ketek ketek umua, walau sikolah indak bara cadiak juo pikiran Sati..!
Sati : Jan disangko bodoh bana ambo Malin..! Ciek-ciek lai mambaco pulo ambo mah.
Uwan : Malin jo Sati jan ba tangka basi kareh arang pulo di hadapan pak Wagub, malu wak..!?
Wagub Nasrul Abit : indak bagai doh Wan, itu biasa tando demokratis ado dikampuang awak. Ide Sati rancak bana nanti dimasukan dalam aturan nan ka dibuek samo anggota Dewan kito.
Siroih : Pak Wagub, kiro-kiro apa bana manjadi pikiran dari perkembangan LGBT saat ini di Sumatera Barat. Dari data hasil penelitian itu yo cameh kareh wak ?
Kari : Bialah ambo nan manjawek Roih, kenapa LGBT mesti diberantas ?, partamo hubungan sejenis akan mematikan perkembangan hidup manusia. Nan kaduo, jikok LGBT dibiarkan akan berdampak pada prilaku manusia tidak bertanggungjawab, pergaulan bebas, zina dan ikutan prilaku lain tidak cocok lagi dengan hidup budaya filosofi (ABS-SBK). Nan katigo penyakit mematikan Aids dan HIV yang tidak ada obatnya sampai saat ini akan berkembang tak terkendali, anak-anak dan masyarakat bisa juga terkena, lewat suntik dan hubungan badan. Nan ka ampek, akan datang laknat Allah dengan seperti bencana alam, gempa, tsunami, likuifaksi (tanah bergerak menenggelamkan) seperti kisah umat nabi Luth.
Wagub Nasrul Abit : Ya apa yang disampaikan saudara Kari, itu bagian dari kerisauan kita saat ini. Karena prilaku LGBT itu dilakukan oleh orang-orang terdidik dan bersekolah tinggi, ini yang rasanya tidak masuk diakal, akan tetapi itu benar adanya berdasarkan penelitian itu.
Siroih : Wah jika begitu indak paralu sikolah tinggi-tinggi jika akan menjadi LGBT..! ??
Wagub Nasrul Abit : Roih, ba sikolah itu perlu bagi setiap masyarakat awak, kondisi alam kita yang minus dan keterbatasan lahan memerlukan orang-orang yang cerdas untuk memajukan pembangunan daerah. Sumberdaya manusia ini yang merupakan keungulan tersendiri bagi urang awak ini.
Malin : Batua nan dikatokan pak Wagub itu Roih, liek sejarah keberadaan tokoh tokoh nasional asal Sumatera Barat yang berjuang pakai otak bukan otot.
Uwan : Iyo Malin…!
Uwan : Pak Wagub ado nan tagali-gali dalam pikiran Uwan ?
Wagub Nasrul Abit : A nan taraso tu Uwan..??!
Uwan : Soal LGBT ini juga Pak Wagub.
Wagub Nasrul Abit : Silahkan sampaikan Uwan..
Uwan : pak Wagub LGBT ini katanya memiliki kelompok yang diketua dari Sumbar ?! ,lalu bagaimana dengan karakter budaya kita adat basandi syarak – syarak basandi kitabullah, dimana peran ninik mamak, dan para ulama ?
Wagub Nasrul Abit : Ya.. Uwan ini sesuatu yang memprihatinkan semua, apakah nilai-nilai agama berkurang dalam kehidupan masyarakat Sumbar?. Karena diketahui para pelaku LGBT bukan orang yang kurang pendidikan, malahan mereka bersekolah tinggi, prang yang berpengetahuan. Namun kemungkinan nilai-nilai pemahaman agama yang menipis dengan mengabaikan larangan Allah SWT.
Malin : Sesuatu yang mencoreng budaya di ranah minang Pak Wagub..
Sati : Malin iko panyakik prilaku yang mesti diawasi orang tua dan para sanak familynya. Dahulu orang tua-tua kita mencaci marah seorang lelaki kemenakannya jika bergaya, bujang gadih dengan sebutan ” bencong waang mah..! “. Dan hinaan akan membuatnya malu dan secepat memperbaiki diri. Kini malah ado dalam keluarga yang memanjakan anak laki-laki dengan boneka ??, sesuatu ajaran yang tidak pass dengan budaya kita..??
Siroih : Mak Malin jo Sati dangalah dahulu carito pak Wagub…!!? Jan asa manyaok sajo….??
Wagub Nasrul Abit : Roih bana nan disampaikan Malin jo Sati..! Banyak persoalan yang membuat seseorang terjebak dalam prilaku LGBT. Tentunya ajaran dan didikan pertama dari rumah tangga. Dan kunci utama adalah didikan pengetahuan agama serta perbuatan menjalankan ibadah agama itu ada dalam keluarga dan anak-anak mereka. Saatnya kita kembali ajaran dan didikan agama menjadi amat penting dan utama dalam keluarga. Ajaran agama mengajarkan kita disiplin dan tahu perbuatan salah dan benar.
Uwan : Benar juga itu pak Wagub, dikampuang kitolah lah mulai jarang tadanga mangaji setelah magrib, dahulu mangaji selalu menjadi nyanyian disetiap rumah-rumah di kampung ini. Kini lah tarang mah pak Wagub, mencegah LGBT itu dengan ajaran agama yang benar, selain perhatian ninik mamak dan para ulama terhadap jika ada yang mendekati perbuatan LGBT. Orang tua dan Ninik mamak memperhatikan anak- kemenakannya dan ulama selalu mengingatkan masyarakat.
Uwan, Malin, Sati, Siroih, Kari : Mari Kita perkuat ajaran agama di rumah tangga, Cegah dan Berantas LGBT di Sumatera Barat.
Wagub Nasrul Abit : Untuk masyarakat Sumatera Barat yang bermartabat !
(Selesai )