Semangat Pariaman-Mari kita selenggarakan pelaksanaan MTQ ke XXXVII dengan nilai nilai Islam yang baik, tidak ada lagi dugaan permainan uang atau sikap tidak sportif dalam memberikan penilaian Qori dan Qoriah sebagai juara. Apapun hasil akhirnya dalam MTQ Tingkat Provinsi yang juara I dipastikan masuk Kafilah MTQ Sumbar nantinya.
Hal ini disampaikan Wakil Gubenur Nasrul Abit selaku Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) dalam acara Rapat Tehnikal Meeting Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) nasional tingkat provinsi Sumbar, di ruang rapat Walikota Pariaman, Senin (23/10/2017).
Wagub Nasrul Abit juga menambahkan, mulai besok penyelenggara MTQ kita telah memakai sistem e-mtq agar hasil penjurian dapat berlaku adil dan penilaian itu benar-benar jelas. Kita juga sudah sepakat, jika ada juri yang ketahuan main uang seumur hidupnya tidak dibolehkan lagi jadi juri. Integitas juri merupakan point penting dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan MTQ.
Kita berharap rangking Sumbar itu dapat juga masuk tiga besar, dan saat ini rangking kita 6 besar nasional, ” kan lai indak ba a tu, bapak-bapak dan ibuk-ibuk?,” tanya spontan Nasrul Abit dalam bahasa daerah yang kental.
“Iyo pak !”, setuju ujar hadirin dibarengi tawa riang para peserta rapat serempak.
Wagub Nasrul abit juga berpesan soal KTP, KK peserta sudah selesai diseleksi agar telah ” balapeh ba tinggalah “, jangan ada lagi persoalan yang tidak perlu karena kita mesti berpikir secara Sumatera Barat untuk bertanding secara nasional nantinya.
Walikota Pariaman Muclis Rahman dalam kesempatan itu menyampaikan kami berusaha menjadi tuan rumah yang baik. “Kami akan dukung fasilitas sebaik mungkin agar penyelenggara MTQ Nasional ke XXXVII tahun 2017/1438 H dapat menjadi yang terbaik dalam penyelenggaran MTQ di tingkat Provinsi Sumatera Barat kali ini,” tekadnya.
Saat ini panitia telah melakukan seleksi dari 1.028 peserta yang mendaftar, telah ditetapkan 1.001 peserta MTQ Tahun ini. Sementara untuk Dewan Juri sudah diusulkan kabupaten/kota dan saat ini sudah disampaikan kepada Bapak Gubernur.
Sebahagian peserta amat menyampaikan saran, agar pelatih teknik tidak dapat diikutkan sebagai dewan juri karena dikawatirkan penilaian yang tidak adil karena hubungan emosial guru dan murid bimbingan. Namun untuk saat ini masih terima, masih kekurangan dewan juri, dengan syarat guru bimbingan tidak mau jadi dewan juri di teknik yang dibimbingnya, itu hasil kesepatan panitia LPTQ Sumbar yang terungkap saat rapat berlangsung.(Humas Sumbar)