Wagub Nasrul Abit dalam kesempatan itu menyampaikan, apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Ibuk Hj. Mufida Jusuf Kalla yang terus memberikan dukungan dan perhatian terhadap kemajuan kampung halaman.
Dan kita bangga kegiatan FPBM ini sejalan dengan visi misi Gubernur Sumatera Barat yang memprioritaskan pembangunan non fisik khususnya pengamalan nilai-nilai agama adat dan budaya sesuai filosofi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK.).
Banyak orang protes kenapa non fisik didahulukan, kenapa tidak pembangunan fisik, pembangunan jalan atau jembatan didahulukan, pembangunan keduanya harus selaras dan sejalan, pembangunan jembatan dan jalan tetap jalan, pembangunan agama, adat dan budaya harus kita pertahankan karena ini merupakan ciri-ciri masyarakat Minangkabau,” ungkap Nasrul Abit
Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan, apresiasi juga disampaikan kepada Bupati Irdinansyah, yang telah berinisiatif menyelenggarakan FPBM ini untuk melihat sejauh mana adat budaya masih dipakai di Sumatera Barat.
Untuk itu kita mengajak seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat menampilkan budaya dan kesenian masing-masing, itu semua adalah untuk melestarikan kearifan lokal di Sumatera Barat ini di tengah kemajuan teknologi
Melalui FPBM ini kita mengajak masyarakat menjadikan budaya tidak hanya sebagai kebanggaan namun terkandung di dalamnya nilai-nilai agama, kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” terang Nasrul Abit.
Hj. Mufidah Jusuf Kalla juga dalam sambutannya menyatakan senang dan bangga dengan terlaksananya iven FPBM.
“Saya sangat mendukung terselenggaranya kegiatan ini karena bisa menunjukkan aktifitas dan kreatifitas masyarakat Minangkabau serta dapat mengekspresikan dan mengkomunikasikan aspirasi budaya dalam berbagai bentuk kegiatan sebagai upaya melestarikan kebudayaan daerah,” ujarnya
Hj. Mufidah juga menyampaikan, kita mendorong kegiatan dapat berjalan dengan baik karena dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata daerah sehingga bisa memperkenalkan keberagaman kuliner, kerajinan dan lainnya dan tentunya bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Kegiatan ini sejalan dengan strategi pembangunan nasional yang mengedepankan pembangunan sosial budaya yaitu pembangunan nasional dilandasi tradisi yang tumbuh dalam masyarakat sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan melibatkan partispiasi masyarakat dengan kearifan lokal secara berkesinambungan.
Sementara Bupati Irdinansyah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut mensukseskan FPBM ini terutama kepada Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla yang berkenan hadir serta Dato’ Tan Sri Rais Yatim tokoh perantau Minangkabau di Malaysia beserta rombongan perantau yang memegang posisi penting di negeri jiran tersebut.
Disebutkan kegiatan ini berlangsung untuk kedua kalinya dan atas izin Bapak Gubernur Sumbar, iven yang dulunya bernama Festival Pagaruyung berganti menjadi Festival Pesona Budaya Minangkabau.
“Karena kita ingin festival ini milik Minangkabau maka kita mengusulkan kepada Bapak Gubernur untuk dirubah namanya, Bapak Gubernur merekomendasikan bahkan menyatakan festival ini menjadi ikon Provinsi Sumatera Barat ke depan,“ terang Irdinansyah Tarmizi.
Festival Budaya ini juga dirangkai dengan Pagaruyung Expo dan Pagelaran Seni Spesifik Minangkabau di Lapangan Cindua Mato, Pameran Budaya Nusantara dan Pameran Foto PesonaTanah Datar di Gedung Nasional Maharajo Dirajo. Keikutsertaan negara tetangga Malaysia dan Propinsi tetangga Riau turut memeriahkan ajang festival ini berupa persembahan Budaya Serumpun di lapangan Cindua Mato.
Pada acara pembukaan yang berlagsung meriah ini turut disaksikan Ketua Harian Dekranas Ny. Erni Tjahyo Kumolo, 13 orang Isteri Menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Kerja, Anggota DPR RI Ny. Betty Shadiq Pasadigoe, Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim serta Ketua Dekranasda Sumbar Ny. Nevi Irwan Prayitno.
Tak kalah serunya, rangkaian acara akan menampilkan arakan jamba sebanyak 1.111 jamba dari 75 Nagari se Kabupaten Tanah Datar yang akan memecahkan rekor MURI pada hari pembukaan.
Acara pembukaan juga dihadiri oleh delegasi Negara Malaysia, Propinsi tetangga seperti Riau dan beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.
Yang patut dibanggakan dengan iven budaya ini adalah Pencanangan Kementerian Pariwisata Festival Pesona Budaya Minangkabau termasuk dalam 100 festival budaya prioritas di Indonesia.
Selain penyerahan rekor MURI diatas, pada hari pembukaan juga akan dimeriahkan dengan tarian massal Pesona Minangkabau dan Pawai Budaya serta Ibu Hj. Mufidah beserta romobongan melakukan peninjauan pagelaran tenun Lintau dengan ciri khas pewarna alami yang dibina langsung Dekranas.(*)