SEMANGAT SUMBAR – Simulasi evakuasi mandiri gempa dan tsunami yang digelar memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) di Sumatera Barat (Sumbar), salahsatunya untuk tes aktivasi sirine peringatan gempa dan tsunami.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Nasridal Patria mengatakan, di seluruh Sumbar terdapat 96 sirine peringatan tsunami. Dari jumlah tersebut, 58 sirine dibawah kewenangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 6 unit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), 24 unit BPBD Sumbar, dan selebihnya dibawah BPBD Kota Padang.
Berdasar evaluasi sementara, terdapat 26 sirene peringatan tsunami yang tidak berfungsi akibat hilang, serta sejumlah alat pendukung yang rusak.
“Dalam HKBN ini kesempatan untuk mendengar kembali sirene yang aktif. Kalau ada yang tidak aktif kita akan lakukan perbaikan,” ungkapnya usai pawai kendaraan dan personil kebencanaan di Halaman Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (26/4/2017).
Berdasar pantauan di lapangan ketika simulasi evakuasi mandiri dilaksanakan pada 10.00 WIB di sejumlah titik di Kota Padang, terdapat sirine yang tidak berfungsi yakni di SD 23 Ujung Gurun.
Dikonfirmasi terkait persoalan evaluasi aktivasi sirine, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumatera Barat, Pagar Negara menjelaskan, berdasar laporan sementara dari BPBD kabupaten/kota, terdapat 4 sirine yang tidak berfungsi di Kabupaten Pasaman Barat.
“Dari 8 sirine disana 4 saja yang berfungsi. Untuk kabupaten/kota lain kami masih menunggu laporan,” ungkapnya.
Sementara, 6 sirine peringatan tsunami BMKG semuanya berfungsi. Masing-masing di Painan Kabupaten Pesisir Selatan, Rimbo Kaluang Kota Padang, Korong Cimpago Kabupaten Padang Pariaman, Alai Gelombang Kota Pariaman, Tiku Kabupaten Agam, dan Sasak Kabupaten Pasaman Barat.