SEMANGAT SUMBAR – PT Wira Inno Mas mengklarifikasi, jika tumpahan minyak yang mencemari pinggir laut, Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Kamis (28/9/2017) kemarin merupakan minyak sawit tapi bukanlah minyak Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah.
Manager Operasional PT Wira Inno Mas, Hendra Leo menyebutkan, jika kebocoran terjadi pada tangki timbun Nomor 14 yang berisi 750 ton Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) atau bahan baku margarin.
“Kami klarifikasi yang kemarin bukan CPO, tapi bahan baku untuk margarin dan sabun. CPO dan PFAD sama-sama minyak sawit, tapi memiliki karakteristik yang berbeda,” kata Hendra di Padang, Jumat (29/9/2017).
Ia juga mengklarifikiasi jumlah yang tumpah mencapai 30 ton, bukan seluruh isinya. Secara rinci, 500 ton ditransfer langsung menuju tangki nomor 13 tanpa tumpah ke Bundwall (tanggul pengaman pertama guna mencegah kebocoran), 200 ton disedot melalui Bundwall dan Parit serta 50 ton yang tumpah ke perairan.
“Satu tangki dapat menampung 3000 ton, tapi saat kejadian isinya 750 ton, tidak sampai penuh. Untuk yang tumpah ke laut 50 ton, karena titik kebocorannya ada pada plat nomor dua pada tangki tersebut,” jelas Hendra.
Sementara, terkait penanganan pembersihan minyak dari laut sudah mencapai 30 ton. “Sampai hari ini, dibantu Polda Sumbar, Lantamal, KSOP, Badan Lingkungan Hidup, masyarakat dan nelayan, jumlah yang sudah kita kumpulkan dari Oil Boom (penghambat tumpahan minyak) sebanyak 30 ton. Sedangkan, 20 ton lagi masih dalam pengumpulan,” kata Hendra.
Sebelumnya, puluhan ton minyak yang awalnya diduga CPO tumpah ke perairan Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang pada Rabu kemarin. Penyebab dari tumpahnya minyak PFAD itu lantaran adanya kebocoran pada sambungan tangki timbun.