Tokoh Masyarakat Timpeh Bicara Tentang Daerahnya Yang Jadi Langganan Banjir

by -

SEMANGATNEWS.COM, DHARMASRAYA – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Dharmasraya sejak Kamis malam, (9/3) membuat beberapa titik di Kecamatan Pulau Punjung dan Timpeh di rendam banjir.

Namun dari sekian wilayah terdampak Kecamatan Timpeh termasuk daerah paling berat. Hal ini setidaknya, berdasarkan release Pemkab Dharmasraya, Jum’at (10/3) ada masyarakat mengalami dampak banjir sekitar 570 KK dengan 1991 jiwa.

“Malam ini kita beserta pihak keluarga ngungsi dulu pak, khawatir banjir semakin naik. Masalah nya di Tabek hujan belum berhenti,” sebut Syafrial, tokoh masyarakat Tabek lewat pesan singkatnya kepada Semangat News, Jum’at malam (10/3)

Syafrial yang merupakan Wali Nagari Tabek periode 2016-2022 ini berucap penuh harap adanya sebuah solusi berkelanjutan hadapi banjir Timpeh.

“Tabek atau Kecamatan Timpeh pada umumnya adalah langganan tetap banjir.

Hujan satu malam dipastikan keesokan harinya banyak wilayah yang terendam,” sebutnya.

Saat beliau menjabat Wali Nagari, upaya telah dilakukan dengan berbagai pihak. Bahkan termasuk melobi anggota DPR RI untuk bantuan Normalisasi Sungai. Akan tetapi amat disayangkan, rencana itu gagal akibat dana dialihkan untuk penanggulangan Covid 19.

Syafrial yang pernah berkarir di perusahaan perkebunan sawit ini, meminta kepada pemerintah daerah untuk ke depannya lakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak semua lahan yang ada di tanami Sawit. Akan tetapi juga di tanami komoditi lain yang dapat menahan air seperti, Jengkol, Karet, Kayu Jati, dan sebagainya.

Syafrial yang rencananya bakal mengadu peruntungan untuk maju sebagai Calon Legislatif pada Pemilu 2024 ini juga berharap saat kondisi banjir seperti ini, pihak perusahaan Sawit serta petani kakap yang konon memiliki lahan luasnya luar biasa di Timpeh untuk dapat dana CSR (Corporate Social Responsibility) nya untuk disumbangkan ke masyarakat.

Sepengetahuan beliau, sudah sering terjadi banjir di daerah tersebut, seingatnya belum ada keterlibatan perusahaan melakukan peduli tanggap bencana.

“Kita minta perusahaan sawit yg ada di sekitar aliran Batang Timpeh dan petani yg memiliki kebun luasnya luar biasa  memberikan semacam CSR untuk mengurangi beban korban dampak banjir,” harap Syafrial.

“Paling tidak bantuan pangan dan peralatan mandi itu sangat dibutuhkan. Untuk mengurangi beban masyarakat terdampak. Saya berharap pemerintah menyurati perusahaan,” ujar Syafrial dengan penuh harap. (rsy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.