SEMANGAT Jakarta – Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Sumatera Utara Periode 2017-2021, dibawah kepemimpinan Musa Rajeckshah menyatakan komitmennya untuk membina atlet potensial, guna meningkatkan prestasi cabor taekwondo Sumut di kancah nasional. Tidak tanggung – tanggung, Pengprov TI Sumut berencana akan mendatangkan pelatih asing asal Korea. Meski belum dibeberkan jumlah tenaga pelatih asing yang akan dipanggil ke Kota Medan, namun Ijek-sapaan Musa Rajeckshah mengaku, rencana tersebut akan terealisasi pada tahun ini.
“Program awal pengprov TI Sumut adalah pembenahan organisasi, baik di kepengurusan provinsi maupun di cabang yang ada di daerah. Selanjutnya kami juga mau fokus pada program pembinaan atlet secara nyata. Selama ini memang banyak atlet taekwondo di Sumut yang memiliki potensi besar menjadi atlet nasional. Makanya, disamping akan meningkatkan kualitas pertandingan dan even kejuaraan taewondo di Sumut, kami juga akan mendatangkan pelatih asing dari Korea,” kata Musa Rajeckshah pada acara pelantikan sekaligus Rakerda Pengprov TI Sumut, di Medan, Sabtu (22/4/2017).
Rencana menggunakan jasa pelatih asing asal Korea, merupakan wujud keseriusan dalam membina atlet profesional. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pengurus KONI Sumut untuk mewujudkan rencana tersebut.
” Kebetulan dari PB TI juga ada program itu bekerjasama dengan Kemenpora. Mudah- mudahan ini juga bisa dilaksanakan nanti. Bahkan saya sudah ajukan ke PB agar pelatihan atau training tingkat Sumatera dengan pelatih asing, Sumut siap menjadi tuan rumah,” harapnya.
Dalam proses pembinaan yang baik dan berhasil, dikatakan Ijek juga tidak terlepas dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Pengprov, baik atlet, wasit maupun pelatih. Karena itu, pihaknya juga menginginkan sekiranya wasit dan pelatih TI Sumut minimal harus sudah memiliki sertifikat lisensi nasional. Hal itu dilakukan untuk memberikan dampak bagi perkembangan cabor tarkwondo Sumut dengan SDM yang berkualitas.
” Makanya dalam waktu dekat Pengprov agendakan training bagi para wasit dan pelatih. Itu merupakan bagian dari program kerja TI Sumut tahun ini,” ucap Ijek.
Selain itu, untuk menambah jam terbang sekaligus intensitas pertandingan atlet, Pengprov TI Sumut juga telah agendakan sejumlah kejuaraan tingkat daerah, yang diharapkan bisa menjadi barometer sekaligus pilot project untuk bisa dilakukan oleh pengurus cabang yang ada di Kabupaten/kota.
“Kejuaraan itu saya mau ada ketepatan antara waktu awal dan akhir pelaksanaan itu. Sehingga pertandingan tidak sampai malam selesainya. Dan juga bagi para wasit serta pelatih bisa berlaku sportif dalam setiap kejuaraan. Karena saya menginginkan atlet yang berprestasi itu memang yang dibuktikan, bukan prestasi karena kedekatan,” ucapnya.
Terkait dengan penyelenggaraan Piala Gubernur Sumatera Utara, pihaknya berjanji akan diadakan usai Idul Fitri, karena tidak hanya taekwondo saja yang dipertandingkan tetapi juga cabor lainnya.
“Mudah – mudahan dengan banyaknya even kejuaraan yang bakal kami laksanakan, TI Sumut bisa menjaring atlet hebat yang seperti kami harapkan. Dan lahir kembali penerus Basuki Nugroho untuk di masa yang akan datang,” jelas Ijek.
Sementara itu Ketua umum KONI Sumut John Ismadi Lubis mendukung upaya untuk mendatangkan pelatih asing, selain itu langkah tersebut patut dicontoh oleh cabang olahraga lain, demi meningkatkan kualitas teknik maupun secara umum yang dimiliki atlet.
“Kalau kita lihat prestasi taekwondo cukup bagus, karena setiap pelaksanaan PON turut menyumbangkan medali. Kita mengharapkan ini bisa berkembang lagi. Apalagi PB TI berjanji akan mengirimkan pelatih asing ke Sumut, untuk membantu TI provinsi dalam memajukan cabor taekwondo menuju prestasi PON 2020,” ucapnya.
John juga sepakat bahwa dengan even yang berkualitas maka akan lahir prestasi yang baik pula. Apalagi pembinaan atlet tidak bisa dilakukan secara instan, atau sekadar mengaharapkan bakat saja. Karena itu dirinya berpesan kepada kepengurusan yang baru, mulai dini membina atlet untuk dipersiapkan pada even nasional.
“TI Sumut saat ini sudah mengirimkan atletnya untuk dibina di PPLP. Kemudian mereka telah menjalankan program Sumut emas, serta melaksanakan program pelatihan jangka panjang bagi atlet pelapis yang semuanya adalah sebagai persiapan menuju PON 2020 di Papua,” jelas John. (sumber:RRI)