Syafrial Kani: MAN 1 Padang memiliki filialnya di Bungus Teluk Kabung
Semangatnews, Padang – Ternyata MAN 1 Padang memiliki filialnya di Bungus Teluk Kabung dan terkendala persoalan tanah lokasi bangunan sekolah. Hal itu diperoleh ketika dikunjungi Komisi IV DPRD Kota Padang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Syafrial Kani, Rabu (2/9/2020).
Hadir juga pada kesempatan itu Ketua Komisi IV Azwar Siry didampingi beberapa anggota Komisi IV seperti Mastilizal Aye, Zulhardi Z Latif, Dewi Susanti, Andi, Mukhlis, Zalmadi dan sekretariat DPRD.
Permasalahan yang ditemukan di sekolah agama tersebut yaitu persoalan kepemilikan tanah dan status pendirian bangunannya di lokasi daerah pertanian. DPRD Kota Padang menampung aspirasi pihak sekolah didampingi para tokoh masyarakat dan Kementerian Agama serta berjanji segera akan membicarakannya dengan Pemko Padang, ulas Ketua DPRD.
Soal letak bangunan sekolah tersebut di area pertanian, perlu direvisi Perda RTRW Kota Padang. Pemerintah Kota Padang dan DPRD Padang mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) No.4/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang tahun 2010-2030 tanggal 15 November 2018.
Walikota Padang Mahyeldi saat itu mengatakan pengesahan RTRW itu penting dilakukan sebagai landasan hukum bagi program pengembangan ibukota Provinsi Sumatra Barat itu di masa mendatang.
Perda itu juga sekaligus rencana yang sinergis dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan menjadi pedoman dalam pemanfaatan ruang dalam wilayah kota.
Perkembangan kota, sebutnya, mengharuskan pemda untuk melakukan evaluasi terus menerus dan peninjauan kembali rencana tata ruang, agar disempurnakan dan mengakomodir kebutuhan masyarakat yang terus berkembang dan keseimbangan wilayah.
Mahyeldi menyebutkan penyempurnaan tata ruang kota akan terus dilakukan melalui evaluasi dan penilaian, sehingga acuan pembangunan menjadi terukur.
Selain itu, untuk pengembangan kawasan, pemerintah Kota Padang menyiapkan kawasan pengembangan atau kota baru di tiga kecamatan seluas 4.308 Ha, sebagai bagian pengembangan 10 kota baru yang direncanakan pemerintah di Sumatra.
Mahyeldi menyebutkan pemda setempat akan memfasilitasi kebutuhan pengembangan kota baru itu, mulai dari perencanaan, masterplan, fokus ekonomi dan sosial budaya, serta kebutuhan lainnya untuk pengembangan daerah.
“Kami akan fasilitasi, sehingga pengembangan wilayah kota baru Padang nantinya sesuai dengan tujuan awalnya sebagai pusat pemukiman baru,” katanya.
Dia mengatakan untuk tahun ini, pemerintah setempat telah mendapatkan bantuan teknis kegiatan penataan dan pengembangan kota baru dari Bappenas, PUPR, Kemendagri, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
Bantuan teknis tersebut berupa rakor kegiatan untuk penyusunan masterplan kota baru, development plan kawasan, pra studi kelayakan sistem jariangan infrastruktur dan perumahan pemukiman, sehingga persiapan pengembangan kawasan menjadi terencana dengan baik.
“Harapan kami, kawasan kota baru nantinya akan menjadi pusat pemukiman baru yang layak huni dan didukung fasilitas ekonomi dan sosial budaya,” katanya.
Mahyeldi menjelaskan guna mempercepat realisasi pengembangan kota baru itu, pemda setempat telah melakukan deliniasi atau pemetaan kawasan kota baru di tiga kecamatan seluas 4.308 Ha.
Tiga kecamatan tersebut, yakni Koto Tangah, Kuranji, dan Nanggalo. Ketiga kecamatan itu masih dianggap pinggiran Kota Padang, sehingga potensial dilakukan pengembangan lebih lanjut.
Pada tahun 2015, Pemko Padang memberikan sumbangan kepada Kampus II MAN 1 Padang yang terletak di Teluk Kabung Bungus untuk membangun mushalla madrasah. Rencana pembangunan ketika itu dimulai pada Januari 2016 ini direalisasikan dengan menghadirkan Badan Hisab Rukyat Provinsi Sumatera Barat untuk melaksanakan pengukuran arah kiblat.
Tim yang terdiri dari 5 (lima) orang saat itu dipimpin H. Efi Yoskar selaku Kepala Seksi Pembinaan Syari’ah & SIU di Bidang Urais & Binsyar dan langsung melaksanakan pengukuran arah kiblat tepat pukul 13.00 WIB.
Kepala Madrasah saat itu Azwar mengatakan bahwa luas wilayah madrasah berkisar 1,6 hektar dan nantinya akan dibangun lokal-lokal, dan mushalla secara berangsur-angsur. Diharapkan madrasahtersebut akan menjadi madrasah idola khususnya di wilayah Bungus Teluk Kabung meskipun disana juga telah berdiri SMA dan SMK.
Pengukuran arah kiblat Mushalla Baitul ‘Ilmi ini dibantu dengan perangkat theodolite dan lintang berada pada posisi 01˚.01,442” LS Bujur 100˚.24,641 BT dan kiblat 65˚16´56,71” UB/24˚43´ 3,29 BU pada pukul 13:44:55 WIB.
Pembangunan mushalla tersebut dibawah pimpinan Edisman Murad, dan dihadiri komite madrasah, H. Busra Ml. Putih, H. Yasmis Ml. Mudo, Kepala Madrasah dan beberapa guru yang tidak mengajar pada saat itu.
Sejarah MAN 1 Padang pada mulanya adalah berasal dari lembaga pendidikan di bawah koordinasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang dengan nama Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) yang didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 215 Tahun 1968 tanggal 21 September 1968.
Pada mulanya SP IAIN menempati gedung PGAI Abdullah Ahmad yang terletak di Kelurahan Jati di Depan RSUP M. Djamil Padang. Kemudian pada tahun 1978, berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Madrasah Aliyah Negeri, SP IAIN Padang berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Padang, yang berlokasi di Jalan Durian Tarung, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kotamadya Padang, sekarang menjadi MAN 1 Padang.
Seiring perkembangan dan semakin diminatinya madrasah oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan bagi putera-puteri mereka, alhamdulillah pada saat ini, Tahun Pelajaran 2015/2016, MAN 1 Padang telah memiliki 21 rombongan melajar (rombel) dengan jumlah siswa 746 orang.
Pada tahun 2010, MAN 1 Padang memiliki lokal jauh, Kampus II yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Pada Tahun Pelajaran 2015/2016 Kampus II MAN 1 Padang memiliki jumlah siswa sebanyak 125 orang, 6 rombel.