SEMANGAT JAKARTA – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Muhammad Syakir, mengatakan bahwa sampai saat ini provinsi Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu provinsi penopang produksi bawang merah nasional.
Pasalnya, untuk meningkatkan produksi bawang merah tersebut, pihak Kemeterian Pertanian dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) akan mendorong peningkatan produksi hasil pertanian di Sumbar dengan meningkatkan pengembangan teknologi dan pemanfaatan inovasi di sektor pertanian.
“Kita akan terus mendorong peningkatan produksi hasil pertanian di provinsi Sumbar dengan memaksimalkan pemanfaatan inovasi di sektor pertanian,” Syakir saat hadir dalam acara penandatanganan MOU dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) di Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik upaya Kementan dalam meningkatkan hasil di Sumbar, salah satunya adalah kabupaten Solok.
Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini ada peningkatan luas tambah tanam bawang hingga mencapai 10.000 hektare hingga tahun 2019. Untuk perluasan tanam ini Kementerian Pertanian pada 2017 membantu dana pengembangan lahan seluas 250 hektare, dan sarana dan prasarana untuk menunjang penanaman.
Dinas Pertanian terus mendorong petani memperluas areal tanam, khususnya di sentra-sentra penghasil bawang terbanyak, yaitu di Kecamatan Lembah Gumanti, dengan produksi pada 2016 mencapai 43.932 ton, Danau Kembar 5.838,4 ton, Gunung Talang 1.344 ton, Lembang Jaya 4.670 ton.
Kemudian juga dikembangkan di daerah penyangga untuk meningkatkan luas tanam, yakni Kecamatan Pantai Cermin dengan produksi pada 2016 sebanyak 912 ton, Payung Sekaki 862,9 ton, dan Hiliran Gumanti 418,5 ton.
Luas tanam bawang pada 2016 di Kecamatan Lembah Gumanti mencapai 3.917 hektare, Kecamatan Danau Kembar 570 hektare, Kecamatan Lembang Jaya 447 hektare, dan Kecamatan Gunung Talang 171 hektare.
Untuk penambahan luas tanam ini, pemerintah setempat memberikan bantuan melalui pihak nagari (desa adat) yang memenuhi syarat berupa bibit, mulsa, pupuk, pestisida, rumah pengeringan bawang, dan traktor untuk mengolah lahan.
Produksi bawang merah pada 2015 mencapai 57.346 ton dengan luas tanam 4.898 hektare, dan luas panen 5.004 hektare. Jumlah produksi bawang ini meningkat pada 2016 menjadi 59.045,3 ton dengan luas tanam 5.518 hektare dan luas panen 5.149 hektare. Hasil produksi bawang merah ini dipasarkan ke provinsi tetangga seperti Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.
Tidak hanya bawang merah, Solok juga sentra produsen kentang dan pada tahun 2016 memproduksi sebanyak 42.712 ton dengan luas tanam di areal 2.096 hektare. Kemudian tomat dengan produksi 54.662 ton di areal tanam 1.595 hektare, dan produksi cabai merah 18.899 ton dengan luas tanam 1.735 hektare.