SEMANGAT SUMBAR – Sumatra Barat (Sumbar) terpilih secara aklamasi menjadi tuan rumah Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS KTNA) ke XVI pada tahun 2020. Terpilihnya, Sumbar merupakan yang pertama kali secara aklamasi musyawarah dan mufakat. Karena biasanya penetapan tuan rumah melalui voting terlebih dahulu.
“Dipastikan pada PENAS KTNA XVI mendatang pada tahun 2020. Sumbar akan bertindak menjadi tuan rumah, dipilihnya Sumbar ini secara aklamasi dalam acara “Rembuk Utama KTNA” se Indonesia.
Hal ini dikarenakan peserta yang menghadiri PENAS KTNA di Aceh sangat terkesan dengan pemaparan presentasi yang disampaikan Gubernur Irwan Prayitno, sehingga para peserta yang hadir memilih Sumbar untuk jadi tuan rumah,” ujar Kabiro Humas Setdaprov Sumbar, Jasman saat dihubungi, Kamis (4/5/2017).
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan forum pertemuan yang telah berlangsung sejak tahun 1971 serta menjadi bagian yang sangat strategis dalam upaya membangun kesepahaman diantara berbagai stakeholder sektor pertanian maupun perikanan.
“Ini merupakan forum untuk saling bertukar pikiran, Informasi antar kemitraan jejaring kerjasama antar petani, nelayan, peneliti, penyuluhan, pihak swasta dan pemerintah,” katanya.
Jasman juga menambahkan kegiatan PENAS di Kota Padang, Sumbar nantinya tentu diharapkan menjadi momentum kebangkitan KTNA untuk masa depan petani – nelayan secara nasional. Karena kita tahu Sumatera Barat memiliki potensi, produksi, pengolahan hasil tani dan nelayan serta pemasaran yang berdaya saing demi meningkatkan kedaulatan pangan, kesejahteraan guna menunjang pembangunan berkelanjutan.
“Untuk itu kita harapkan kegiatan PENAS KTNA di Sumatera Barat nantinya akan mampu mengairahkan sektor pertanian dan perikanan yang mampu membangkitkan semangat menuju kemandirian, ketahanan serta kedaulatan pangan Indonesia,” tukasnya.
Jasman juga menegskan , penyelenggaraan Penas KTNA ke XVI tahun 2020 di Sumatera Barat tentu menjadi momentum penting dalam mengenjot potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan yang cukup banyak.
Perairan pantai barat serta kawasan Kepulauan Mentawai memiliki banyak kehidupan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Nelayan dapat menangkap beragam jenis ikan di kawasan ini. Ikan kerapu, udang, rumput laut, kepiting, dan mutiara merupakan beberapa hasil perikanan laut andalan.
Daerah pesisir pantai, terutama kawasan Kepulauan Mentawai menghasilkan banyak kelapa. Di daerah perbukitan dan pegunungan terdapat perkebunan karet, cengkeh, dan lada.
Medan yang berat karena banyaknya lereng perbukitan atau pegunungan yang curam merupakan tantangan utama pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di provinsi Sumatera Barat ini.
Kita juga melihat tekad Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menambah areal tanam padi melalui pencetakan sawah baru dan mendorong gerakan pengelolaan tanaman terpadu guna mengejar target produksi 3 juta ton per tahun. Peningkatan areal tanam padi tahun ini ditarget mencapai 534.824 hektare atau tumbuh 0,86% dari luas tanam tahun sebelumnya yang hanya 507.545 hektare.