KAYU TANAM, SEMANGATNEWS.COM – Suasana pilu, sedih dan cucuran air mata terus mewarnai kepergian selama lamanya Nia Kurnia Sari (18 th) pedagang gorengan korban pemerkosaan dan pembunuhan bagi pengunjung yang berdatangan ke rumah tua korban hingga minggu sore (22/9/24) di desa Guguak, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Korban yang jenazahnya ditemukan minggu (8/9/24) tak jauh dari kediaman almarhumah sejak terakhir kalinya menjual gorengan jumat petang (6/9/24) membawa duka yang mendalam bukan hanya warga Kayu Tanam dan sekitar, bahkan mayarakat Indonesia begitu mengetahui korban ditemukan meninggal dunia dengan kondisi yang sangat mengenaskan melalui pemberitaan berbagai media massa cetak dan elektronik di tanah air.
Ibu Almarhumah Nia Kurnia Sari, Ely Marlina (44 th) tak henti hentinya meneteskan air mata setiap pengunjung yang menghampiri dan memeluknya dari berbagai daerah seraya mengucapkan turut berbelangsukawa dan rasa kesedihan yang amat mendalam.
Deflarina (63 th) guru dari orang tua korban yang sengaja datang dari Pekan Baru, Riau didampingi puluhan alumni lintas angkatan SMP Negeri 2 Kayu Tanam dari berbagai daerah tanpa terbendung terus meneteskan air mata seraya mendoakan almarhumah begitu menginjakan kaki di rumah duka.
Bahkan Deflarina di dampingi Eri mantan KTU SMP Negeri 2 Kayu Taman, sejak sampai di kediaman korban, hingga melihat lokaso jenazah di temukan yang dinyatakan telah meninggal dunia sampai ke peristirahatan almarhumah terakhir beberapa ratus meter dari kediaman Nia Kurnia Sari, tampak mengalirkan air mata yang tak henti hentinya.
Ny. Lija (40 th) warga Pasar Surau salah seorang alumni SMP Negeri 2 Kayu Tanam yang rumahnya tak jauh dari rumah korban saat mendampingi alumni lintas angkatan mengaku sangat terpukul dan merasa kehilangan sosok Nia yang suaranya merdu dan khas saat menjajakan gorengan berkeliling sejak dari Pasar Surau, Padang Kabau, Pasar Gelombang hingga ke SPBU Kayu Tanam, ujarnya dengan mata berkaca kaca.
Desi (40 th) dan Andre (45 th) dari Batam mengaku datang ke Pasar Surau, Guguak, Kayu Tanam untuk menyampaikan ucapan berbelangsungkawa atas musibah yang menimbah gadis cantik dan soleha Nia Kurnia Sari yang diketahuinya melalui media sosial beberapa hari setelah kejadian.
Bantuan Terus Mengalir
Sejak jenazah almarhumah ditemukan dan dimakamkan tak jauh dari kediaman korban bantuan logistik berupa uang, beras dan lainnya terus berdatangan dari berbagai pihak termasuk bantuan pembuatan rumah permanen dilokasi kediaman korban yang difasiltasi Bupati Padang Pariaman beberapa waktu lalu.
DT. Sati, salah seorang owner peralatan rumah tangga berupa di Bukittinggi bersama keluarga dan karyawan, minggu sore kemarin (22/09) di sela sela kesedihan yang amat mendalam dirasakannya terus menyambangi kediaman korban dan menyerahkan sejumlah uang kepada orang tua korban dihadapan masyarakat yang berdatangan, tak terkecuali juga pengunjung dan alumni yang juga turut meringan beban keluarga korban.
Buk Ely, tak boleh larut akan kepergian korban, Nia anak sholeha, dan hafal 30 Juzz ayat suci Al Qur’an semoga ia ditempatkan dengan layak di sisi Allah SWT karena perbuatan baiknya selama ini semasa hidupnya, pesan DT. Sati kepada Ely Marlina usai menyerahkan bantuan.
Nia Kurnia Sari Orang Baik, Energik dan Penuh Prestasi
Kakek korban, Sabirin (63 th), mamak suku koto, Naswandi DT. Tumangguang (43 th) di kediaman korban termasuk teman-teman sebayanya, kemarin menyebutkan, semasa hidupnya Nia Kurnia Sari kelahiran 27 Februari 2006 tersebut menyebutkan, semasa hidupnya dalam keluarga ia merupakan sosok anak gadis yang sangat baik, energik, penuh prestasi selama bersekolah baik saat masih bersekolah di SMP Negeri 1 Kayutanam maupun semasa SMA di INS juga di Kayu Tanam.
Banyak piagam perhargaan dan sejumlah medali yang diperoleh Nia selama menempuh pendidikan, bahkan Nia juga juga menjadi asisten silat di almamaternya.
Nia Kurnia Sari anak ke dua dari empat bersaudara tak mau berpangku tangan setelah pulang sekolah bahkan saat terakhir ia berjualan gorengan dalam masa mempersiapkan diri memasuki bangku kuliah, ia dalam kondisi kesehatan yang terbatas dan diiringi pula hujan tetap saja berjualan gorengan berkeliling Pasar Surau, Kayu Tanam dan sekitarnya tanpa lelah.
Kini, kami hanya bisa pasrah dan terus berdoa kepada Allah SWT atas kepergian almarhumah sambil berharap kepada pihak kepolisian dan penegak hukum lainnya dapat mengadili pelaku keji, kejam dan sangat sadis itu terhadap keponakan kami hingga merenggut nyawa Nia Kurnia Sari,” ujar Naswandi DT. Tumangguang lagi. (muharyadi)