Soal Kecurangan Pemilu, Ini Kata Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago
SEMANGATNEWS.COM- Sepanjang sistem Pemilu berjenjang dan bertingkat di Indonesia maka potensi kecurangan akan tetap ada. Jika ingin pemilu itu bersih, jujur dan adil, jauh dari kecurangan maka sistemnya perlu di ubah.
Hal tersebut ditegaskan Pengamat Politik Nasional Pangi Syarwi Chaniago, S.IP., M.IP tatkala menjawab pertanyaan Semangatnews.com tentang potensi kecurangan Pemilu di Indonesia (Pilpres dan Legislatif).
Tampil sebagai pembicara di Workshop Peliputan Pemilu & Pilkada 2024 Sumatera Barat yang diselenggarakan Dewan Pers, Kamis, 5 September 2024 di Santika hotel, Padang, Pangi yang Direktur Eksekutif dan sekaligus founder Voxpol Center Reseach and Consulting, menyatakan potensi kecurangan tersebut sangat besar. Sebab sistem Pemilu di Indonesia masih manual dan bertingkat yang dimulai dari tingkat TPS, PPK, Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya kecurangan, sebut Pangi Pengamat Politik yang sering tampil di televisi.
Ia tidak menampik bahwa Pemilu 2024 ada kecurangan. Hanya saja kecurangan itu tidak berakibat batalnya Pemilu. Semua itu sudah diputuskan Mahkamah Konstitusi-MK bahwa Pilpres sah dengan menyatakan kemangan untuk Pasangan Prabowo Subianto, sebut Pangi putra Sumpur Kudus, Sijunjung.
Lalu bagaimana supaya Pemilu itu terhindar dan jauh dari kecurangan, maka sistemnya harus dirubah dari manual menjadi E-voting. Electronic voting adalah metode pemungutan suara dan penghitungan suara dalam suatu pemilihan dengan menggunakan perangkat elektronik.
Dengan cara ini akan jauh dari kecurangan karena yang bekerja adalah perangkat sistem elektronik. Jauh dari intervensi tangan manusia, sebut Pangi jebolan S1 Ilmu Politik Unand kelahiran 20 Januari 1968.
Masalahnya bicara soal Pemilu menyangkut banyak kepentingan, terutama kepentingan penguasa yang ingin mempertahankan kekuasaannya, tegas Pangi.
Diakui wilayah Indonesia cukup luas dan masih banyak yang belum terjangkau informasi berupa telpon android. Tapi itu jangan dijadikan alasan tidak bahwa pemilu tidak bisa dengan sistem elektronik. Yang penting ada komitmen dan Goodwill untuk memperbaiki sistem Pemilu.
Pangi Syarwi Chaniago, pada Workshop untuk kalangan Wartawan Sumbar itu menyampaikan materi” Belajar mencermati dan membaca data survey pilkada.”
Survey yang benar adalah survey yang dapat dipertanggungjawabkan akurasinya. Tidak asal survey, apalagi berdasarkan pesanan(sponsor). Demikian Pangi Syarwi Chaniago.
Kegiatan workshop dibuka oleh Ketua Dewan Pers Dr Ninik Rahayu sekali pemateri dengan narasumber dari KPU Sumbar, Bawaslu dan KPI Sumbar. **