SEMANGATNEWS.COM – Nasrul Abit demikian warga menyebut namanya. Sosok tokoh Sumatera Barat (Sumbar) kini sedang bergerilya ke setiap daerah untuk bertemu rakyatnya.
KPU Sumatera Barat telah memberikan jadwal kepada setiap calon gubernur dan wakil gubernur untuk berkampanye selama jadwal yang telah ditentukan.
Baca juga: Kisah Masa Kecil Nasrul Abit: Kehidupan Sulit, Terpaksa Merantau ke Jambi
Ada yang unik dari Nasrul Abit, di tengah maraknya kemudahan teknologi untuk mencatat atau menulis. Ternyata Nasrul Abit tetap memakai membawa buku catatan.
bila semasa kanak-kanak kita menyebutnya buku diary.
Buku diary yang dibawa Nasrul Abit bukan berisi romantisme, tetapoi berisi sejumlah catatan perjalanan dirinya sekaitan dengan aspirasi, permintaan, dan keluhan.
Dengan begitu, tak satu pun aspirasi masyarakat yang terlewatkan. Bisa saja ini bagian dari Verba volant scripta manent.
Baca juga: Nasrul Abit Bakal Sikat Mafia Pupuk, Pastikan Tidak Keluar Daerah
Pepatah Latin itu berarti bahwa segala yang terucap akan menguap, menghilang bersama udara, sementara segala yang tertulis akan tetap ada, membeku bersama waktu.
Sejak awal kampanye sudah tiga buah buku catatan sejenis binder A5. Berisi aspirasi dari masyarakat mulai dari awal kampanye hingga hari ini.
Bupati Pesisir Selatan dua periode itu membawa buku berwarna cokelat dan terakhir buku bersampul hijau.
Biasanya buku dan pena itu mulai ia goreskan saat sesi tanya jawab dengan masyarakat.
“Setiap pertemuan dengan siapa saja selalu saya catat, mulai dari nama yang bertanya, apa yang disampaikannya, permintaannya dan sarannya,” ujar Nasrul Abit, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Sandiaga Uno Kampanyekan Nasrul Abit-Indra Catri di Bukittinggi
Baginya buku catatan itu dan aktivitasnya mencatat harapan dan keluhan masyarakat dalam kampanye bukan pencitraan atau pura-pura peduli terhadap masyarakat.
Ia melakukan hal itu sebagai untuk mengingatkannya tentang aspirasi yang ia serap dari masyarakat.
Jika nanti terpilih menjadi gubernur, ia akan membolak-balik buku catatan tersebut. Kalau tidak ia catat.
Barangkali ada yang terlewatkan karena begitu banyak yang ia pikirkan sebagai pemimpin.
“Ada ribuan masukan, permintaan, dan keluhan dari masyarakat. Ini kalau tidak dicatat bisa lupa. Kalau saya lupa, tentu masyarakat kecewa. Saya tidak ingin masyarakat kecewa,” katanya.
Nasrul Abit memasukkan sebagian dari apa yang ia catat itu dalam visi misinya bersama Indra Catri.
Baca juga: Gempa M 6,0 Guncang Mentawai, Nasrul Abit Mengimbau Rakyat Tetap Waspada
Bahkan tujuan mengunjungi masyarakat ialah untuk pengayaan visi misi yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Sumbar.
“Tentu saya saring (aspirasi) karena bermacam-macam permintaan masyarakat, mulai dari soal pandemi Covid-19, bantuan yang salah sasaran, infrastruktur, ekonomi, sosial budaya dan keagamaan,” katanya.
Semua komplit, dan bahkan ada juga yang bertanya soal pribadi mereka.
“Namanya juga masyarakat bertemu pemimpin tentu banyak yang akan dikeluhkan dan mereka ceritakan. Semua saya catat dan yang bisa diatasi segera kami segerakan,” ujarnya senyum.
Khairuddin Simanjuntak dengan spontan berucap beruntunglah masyarakat yang namanya ada dalam buku tersebut.
Baca juga: Nasrul Abit Akan Perjuangkan Nasib ASN dan Honorer di Sumbar
“Ini perbedaan beliau dengan calon lain. Menulis ide gagasan, permintaan, dan keluhan masyarakat adalah bukti beliau pemimpin yang peduli. Kalau ada calon yang kampanye tanpa mencatat keluhan Bapak dan Ibu, jangan harap dia akan ingat nanti,” kata Anggota DPRD Sumbar dari Pasaman itu.
Menurutnya, kepemimpinan seseorang bisa dilihat dari caranya bersikap dan apa yang dilakukannya saat masyarakat berbicara dan berkeluh-kesah. (zar)