Sejarah Perkembangan Etnik Minangkabau(7)

by -

​Oleh Khairil Anwar

Pada tahun 764 M, keluarga Arab Islam telah bermukim dikaki bukit batu patah, mereka membeli dan mengumpulkan barang dagangan berupa kampher dan lada untuk dibawa ke negeri Arab, mereka taat beragama Islam, penduduk disana menamakannya “Mukmin Kanabawiyah” atau mukmin seperti para nabi, dan menurut lidah setempat menjadi “Minangkabau”, sampai sekarang tempat ini masih dinamakan Minangkabau.

Tahun 790 M di zaman Khalifah Harun Al Rasyid-Bani Abbasiah, berdiri Kerajaan Islam Pulau Penyengat. Pada tahun 798 M, atas permintaan Khalifah Harun Al Rasyid,  Abu Yusuf Yacub Al Kindi menulis Kitab Al Garaj  tentang pajak bumi, dan Kitab Ilmu Nafs tentang jiwa digunakan sebagai pedoman hukum dan pendidikan di Minangkabau.

Pada awal abad ke 8 M, kelompok orang yang beragama Islam telah menetap di bumi Minangkabau. Pada tahun 910 M, Mesir diduduki oleh Khalifah  Syiah Bani Fathimiyah, mereka mendirikan Universitas Al Azhar Cairo. Pada tahun 912 M, Khalifah Syiah Bani Fathimiyah menduduki Syria dan Jazirah Arab.

Pada tahun tersebut selain orang Yaman  yang beraliran Syiah Zaidiyah, berdatangan pula berdagang ke Minangkabau Syiah Bani Fathimiyah dari Mesir, mereka membeli kampher dan lada. Tahun 970 M berdiri Kerajaan Islam di Kuntu, tahun 1020 M berdiri Kerajaan Islam Barumun, tahun 1110 M berdiri Kerajaan Islam Fansur, tahun 1120 M berdiri Kerajaan Islam Indrapura. Pada tahun 1171 M, Mesir dan Jazirah Arab  diduduki oleh Sulthan Salahuddin Al Ayyubi yang beraliran Ahlus Sunnah Syafiiyah. Pada tahun  1179 M walimurid masyarakat Batuhampar dan sekitarnya (50 Kota Payakumbuh), membawa seorang guru agama dari Mekah untuk mengajar anak-anak mereka bernama  Syeh Burhanuddin. Sejak Jazirah Arab diduduki Salahuddin Al Ayyubi, tahun 1180 M seluruh Kerajaan Islam di timur berubah menjadi Kesulthanan. Tahun 1189 M Syeh Burhanuddin pindah ke Koto Kaciak Kumpulan, tahun 1194 M beliau pindah ke Kuntu, dan terkenal dengan Syeh Burhanuddin Kuntu. Tahun 1214 M Syeh Burhanuddin Kuntu meninggal dan dikuburkan disamping istrinya di Kuntu. Pada tahun 1285 M, Kartanegara Raja Singosari memberangkatkan Ekspedisi Pamalayu-1 yang dipimpin oleh adiknya Wisma Rupa Kumara dengan ajudannya Mahesa Anabrang bertujuan untuk menaklukkan Perca bagian tengah, dan Selat Perca untuk daerah penghasil kampher dan lada, dan mereka berhasil menaklukkan Dharmasraya. Tahun 1294 M, Wisma Rupa Kumara kembali dari Majapahit ke Dharmasraya, sementara Mahisa Anabrang  diminta oleh Prabu Jaya Negara tinggal di Majapahit (Bersambung).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.