PADANG, SEMANGATNEWS.COM – Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berkunjung ke Universitas Negeri Padang, di ruang pertemuan Jurusan Fisika, FMIPA UNP, Jumat (18/8/23). Rombongan BMKG dipimpin oleh Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Koto Tabang – Agam, Dr. Sugeng Nugroho, M.Si dan disambut oleh jajaran pimpinan jurusan Fisika FMIPA UNP diwakili oleh Kaprodi Fisika, Syafriani, Ph.D, Kepala RCCC (Research Center for Climate Change) UNP, Dr. Nofi Yendri Sudiar, M.Si dan Kepala LPPM UNP, Prof. Yohandri, Ph.D.
Rombongan BMKG mengutarakan maksud kunjungan adalah mendiskusikan peluang kerjasama yang bisa dijalankan antara BMKG dengan Jurusan Fisika UNP dan RCCC, terutama dalam pengembangan jaringan Global Atmosphere Watch untuk memantau tren kualitas dan dinamika di atmosfer bumi.
Diketahui GAW Bukit Koto Tabang, Agam, adalah satu dari hanya 30 GAW di seluruh dunia, dan satu-satunya di Sumatera Barat. Sugeng berharap, dengan adanya kerjasama dengan UNP, diharapkan ke depan BMKG bisa meningkatkan kualitas jaringan dan dalam hal peningkatan kualitas validasi alat dan produk. “Kita juga sangat terbuka untuk skema-skema penelitian yang bisa disinergikan dengan skema perguruan tinggi,” demikian salah satu poin penting paparan Sugeng.
Tim BMKG juga sempat menampilkan demonstrasi prototype hasil eksperimen instrumen kualitas udara yang berjudul “Pemantauan Kualitas Udara Particulate Matter (PM2.5) Berbasiskan Low Cost Sensor”. Penelitian ini menghasilkan instumen berbiaya murah yang berfungsi memantau kualitas udara, dan dipresentasikan oleh Ketua Tim penelitian, Reza Mahdi. Sekadar catatan, harga instrumen sejenis di pasaran global bisa mencapai 3 milyar rupiah lebih.
Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalisasi kelayakan instrumen LCSAQ untuk pengamatan konsentrasi partikulat PM2.5. juga menguji dan menganalisis kelayakan instrumen pemantau kualitas udara. Hasilnya, berupa instrumen stasiun LCSAQ, saat ini hanya ada 5 di Indonesia, salah satunya di Koto Tabang, dan satu-satunya di Sumatera.
Prof. Yohandri mengatakan, UNP sangat terbuka untuk riset kolaborasi. terutama skema penelitian kolaborasi sangat fleksibel, tidak harus menunggu skema rutin.
Dr. Nofri Yendri mengatakan, instrumen pemantau kualiatas udara jika sudah rampung di prototipe kelima, segera dipasang di laboratorium Fisika, FMIPA.
“Tidak tertutup kemungkinan kita akan pasang juga di roof-top Rektorat UNP, agar senantiasa memantau kualitas udara seputar kampus pusat UNP. Jika terwujud, kita akan dapat bersaing menuju kompetisi green campus,” demikian Kepala RCCC UNP.
(*)