Semangatnews Payakumbuh – Wali Kota Riza Falepi angkat bicara terkait adanya pemberitaan yang menyebutkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Payakumbuh hanya sebatas di atas kertas saja. Hal ini dinilai seakan tidak menganggap usaha yang telah dilakukan Tim Gugus Tugas Covid-19 Payakumbuh.
Melalui pembicaraan lewat telepon seluler Sabtu (23/5) malam, kepada media Wako Riza menyebut yang bicara kegagalan PSBB di Payakumbuh ini cuman media corong dari seseorang yang Riza tak disebutkan namanya. Media lain dilihat Riza netral-netral saja.
“Kalau iya gagal juga ndak jelas indikasi bahkan dibanding daerah lain jauh lebih banyak kita berbuat. Mereka iri dengan kerja kita dan merasa perlu dibikin citra negatif,” ungkapnya.
Riza mengakui benar ada kelemahan PSBB di pasar, namun bukan tidak menjadi bahan pikiran untuk diselesaikan. Malahan Riza menyampaikan kalau di daerah lain bisa dicek pasarnya, lebih parah.
“Di kita, semua orang wajib pakai masker ke pasar, sosial distancing relatif ada, serta kesadaran cuci tangan ada, tapi sama media kejadian demikian di pasar tidak disorot. Parkir ramai-ramai di pasar ndak bisa di bilang kegagalan tapi perlu diperbaiki iya,” kata Riza.
“Maklum saja mau lebaran. Ditambah lagi dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) baru dibagikan. Cuman semua yang masuk pasar tetap kita kawal agar memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan di tempat yang telah kita sediakan dan juga diperiksa suhunya ketika masuk,” tambahnya.
Lebih lanjut Riza menyebut adanya clash atau pertentangan dengan pedagang dan pengunjung di pasar akibat penerapan PSBB di Payakumbuh adalah bentuk reaksi dari penegakan aturan, dan ini diselesaikan saja dengan sebaik baiknya.
“Itu tandanya PSBB sedang berjalan, pasti ada pro kontra,” kata Riza.
Disamping itu, saat ini kasus positif Corona di Payakumbuh sudah mengalami penurunan dan tak ada penambahan dalam beberapa hari ini, warga yang positif berangsur sembuh.
“Insyaallah punya peluang kembali ke zona hijau beberapa hari ke depan sepanjang tidak ada yang positif. Sudah seminggu kita tetap negatif, sementara yang positif sebagian besar sudah sembuh dan tinggal 2 orang yang insyallah menuju negatif,” kata wali kota dua periode tersebut.
“Ini tidak dilihat oleh media yang bersangkutan, PSBB kita bekerja dan berhasil. Padahal di tempat lain bahkan bukti swabnya saja terlalu sedikit dibanding peluang penyebarannya. Bandingkan dengan kita yang telah swab sampai dengan jumlah di atas 1000 orang untuk keseluruhan kota Payakumbuh dengan positif 13 orang saja. Mudah mudahan beberapa hari ke depan bisa negatif semua kembali, namun tetap kita ingatkan protokol Covid-19 tetap dijalankan,” kata Riza menerangkan.
Wako Riza juga khawatir terjadi gelombang kedua kalau tidak diindahkan protokol Covid-19 ini, dan biasanya menurut pakar epidemi jauh lebih parah kalau dilonggarkan protokolnya.
Namun, yang lebih bikin khawatir Riza lagi, seiring dengan berangsurnya Payakumbuh pulih dari Corona, kedatangan warga daerah tetangga yang kasus Positifnya sedang naik ke wilayah pasar untuk berbelanja ke pasar ditakutkan akan memicu penyebaran dengan klaster baru atau menjadi pemicu wabah gelombang kedua.
“Kita lihat dari data, trakingan daerah tetangga kita ini terlalu minim, ini bisa dilihat dari data yang masuk ke RS Unand, kita nggak tau apakah orang tanpa gejala (OTG) didata atau tidak, jangan-jangan nanti malah OTG-OTG ini berkeliaran di wilayah kita dan menjadi carrier (pembawa-Red) virus Corona kesini, bisa muncul kasus baru nanti, jelas epicentrumnya pasar Kota Payakumbuh sebagai titik temu interaksinya,” kata Riza.
Wali Kota juga menyampaikan apresiasinya kepada TNI, POLRI, dan Kejaksaan yang saling bahu-membahu bersama Pemko Payakumbuh siang malam terus bersama-sama memerangi Covid-19 ini.
“Bahkan sering kami lihat pak kapolres, pak dandim, dan pak kajari terjun langsung membenahi berbagai urusan agar masalah Covid-19 bisa diatasi. Sebuah koordinasi dan kerja tim yang luar biasa, salut saya,” imbuhnya.
Riza menambahkan, “jadi dari berita media saja kita bisa melihat mana media yang partisan dan pesanan serta mana media yang objektif melihatnya. Kalau media yang partisan jelas ada kepentingan politik disana, sementara kita harus berpikir bahwa ini adalah persoalan kemanusiaan yang harus kita respon dengan tanggung jawab yang baik dan amanah, bukan dengan cara-cara politis. Rakyat akan melihat cara kita bekerja mengatasi wabah ini, mereka sudah pintar, percuma juga dipolitisiasi oleh media yang bersangkutan,” ungkapnya.
Seiring dengan diperketatnya aturan PSBB di Payakumbuh, akan memicu berbagai macam reaksi dari berbagai pihak pula, hal inilah yang dirasa Riza juga perlu diperhatikan dalam berperang melawan Corona.
Pesan Riza, “jangan dilihat dari satu sisi saja sehingga apa yang dikerjakan dianggap sebagai sebuah kegagalan, setiap elemen memiliki perannya dalam mengatasi wabah ini, jangan sampai membuat polemik, sebaiknya kritik dengan solusi, bukan menyalahkan saja,” pungkasnya. (*)