SEMANGATNEWS.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI merupakan BUMN yang bergerak di bidang usaha perbankan, Bank terbesar di Segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) dengan layanan micro banking terbesar di Indonesia maupun di dunia, Selain fokus pada
segmen UMKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan.
Melalui layanan e-banking yang didukung oleh 24.684 unit ATM serta 284.426 unit EDC yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, BRI bertekad untuk terus mendukung peningkatan efisiensi kegiatan perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kenyamanan dan kemudahan transaksi nasabah sesuai perkembangan kebutuhan jasa layanan perbankan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
BRI mengoperasikan 8 jenjang kantor pelayanan, terdiri dari Kantor Pusat, 19 Kantor Wilayah, 468 Kantor Cabang (termasuk 3 Unit Kerja Luar Negeri), 610 Kantor Cabang Pembantu, 992 Kantor Kas, 5.381 BRI Unit, 2.069 Teras BRI, dan 638 Teras BRI Keliling. Entitas anak: PT Bank BRISyariah Tbk, PT Bank Agroniaga Tbk dan BRIngin Remittance Co. Ltd. entitas asosiasi PT BTMU-BRI Finance.
Untuk meningkatkan bidang usahanya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bakal melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue.
Pengertian right issue (arti right issue) sebagaimana dikutip Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor 26 Tahun 2003 yakni hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli efek baru.
Efek baru ini termasuk saham. Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan.
Right issue adalah penerbitan saham baru, di mana saham tersebut diprioritaskan untuk pemegang saham atau innvestor lama. Sederhananya, arti right issue adalah hak yang diberikan kepada investor lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan sebelum saham baru tersebut ditawarkan ke investor lain.
Hal yang perlu dipahami mengenai rights issue BBRI adalah kapan ini akan dilakukan dan berapa besar dana yang bakal dihimpun.
Selain itu BBRI juga punya rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP), sehingga BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Dengan dua aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.
Selanjutnya, BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.
Sangat menarik kalau kita simak beberapa aksi korporasi yang kan dilakukan oleh Bank terbesar pemerintah ini, dan pertanyaannya apakah saat ini saham BBRI sudah saatnya di beli atau tidak.
Berikut analisa teknikal dari : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Sinyal : Hold
TP : Rp. 4.390
SL : Rp. 3.380
Keterangan: harga saat ini ditutup pada harga Rp. 3.480 dan hampir menjebol supportnya di Rp. 3.820. Seandainya pada perdagangan senin besok mantuk dari harga penutupan hari ini maka besar kemungkinan sagam BBRI akan mengejar garis resistennya di harga Rp. 4.390 dan berlanjut ke Rp. 4.390.
Tetapi jika menjebol harga Rp. 3.820, maka besar kemungkinan akan jatuh ke harga supportnya di harga Rp. 3.380.
Simak juga Anlisa : PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk (BRIS) dan PT Bank Agroniaga Tbk (AGRO)
Disclamer On