Randai di Sumbar Menjadi Penyampai Informasi Efektif pada Publik

by -
Media Tradisional di Sumbar Ditargetkan Menjadi Penyampai Informasi Efektif pada Publik

SEMANGAT BUKITTINGGI – Menindaklanjuti Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, Dinas Kominfo Sumatera Barat bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Komunikasi Kota Bukittinggi, Selasa (9/5/2017) di Bukittinggi, menggelar sosialisasi pemilihan media tradisional terbaik 2017 untuk wilayah utara Sumatera Barat.

Ketua Pelaksana Erita Rais mengatakan, tujuan sosialisasi ini untuk memberikan pemahanan tentang  penyelenggaraan pemilihan media tradisional terbaik di Sumatera Barat. Nantinya akan menjadi perwakilan Sumbar ke tingkat nasional di Palembang.

“Peserta yang mengikuti sosialisasi ini berasal dari dari 10 Kabupaten dan Kota di wilayah utara Sumatera Barat berjumlah 50 orang. Sosialisasi juga dihadiri perwakilan dari Dinas Kominfo se Sumbar Bagian Utara,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Sumbar Yeflin Luandri mengatakan, urusan wajib Kominfo yang pertama adalah bidang komunikasi dan informasi.

Media tradisional menurut Yeflin Luandri, merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dan pesan kepada publik. Media tradisional  dalam  hal ini  kesenian “Randai” ini sudah identik dengan masyarakat ranah minang – Sumatera Barat.

“Randai menjadi sarana komunikasi masyarakat di Sumatera Barat dan punya kekhasan tersendiri di setiap daerah. Ini salah satu urusan wajib Kominfo. Urusan wajib kedua, persandian (mengamankan informasi).  Setiap tahun media tradisional itu dilombakan,” ulasnya.

Menurut Yeflin Luandri, media tradisional perlu agar sebuah daerah dapat dikenal lebih dekat oleh masyarakat. Mengangkat daerah itu dengan media tradisional. Seperti randai dari solok yang begitu dikenal. Bukitttinggi sudah dikenal sebagai kota pariwisata, jadi mari lebih diangkat lewat media tradisional.

“Produk apa atau tarian apa yang cukup dikenalkan, sementara brand merupakan kewenangan yang bersangkutan. Kalau sudah branded dan dipatenkan, maka akan dilakukan perlindungan produk,” ujarnya.

Yeflin Luandri berharap, sosialiasi ini bisa melahirkan Komunitas Informasi Masyarakat Sumbar dengan media tradisional, yang dilengkap dengan pemanfaatan internet untuk pengenalan yang lebih luas.

Sementara itu Wakil Wali Kota Bukittinggi Irwandi mengatakan, saat ini dampak informasi dapat sangat luas. Ada nilai positif bahwa kebutuhan informasi saat ini bisa didapat dari mana saja dengan mudah melalui layanan internet.

“Di sisi lain, ini berhadapan dengan budaya kita bagaimana mempertahankan media tradisional agar dapat terus berperan menyampaikan pesan,” ujarnya.

Irwandi mengakui di satu sisi media tradisional masih sangat dibutuhkan. Masyarakat masih ingin menikmati media itu secara langsung. Sekarang tantangannya bagaimana menguatkan posisinya sesuai dengam kondisi dan perkembangan masyarakat. Kalau biasanya memakan waktu hingga berjam-jam agar singkat namun pesan sampai.

“Di Bukittinggi sendiri media tradisional terus berjalan setiap malam minggu di Jam Gadang. Setiap minggu ada yang antri untuk mengisi menunjukkan media tradisional itu memang masih sangat dibutuhkan masyarakat. Kegiatan seni malam minggu itu juga jadi salah satu even rutin menjaga kunjungan wisatawan,” jelasnya.

Irwandi menambahkan, teknologi informasi sebenarnya bukan ancaman bagi media tadisional malah  menjadi peluang untuk lebih menjual media tradisional. Nantinya diharapkan memperkaya para pelaku media tradisional.

Irwandi berharap  Pemko Bukittinggi dapat menyikapi melalui program yang membangun media tradisional. karena kemajuan daerah tidak bisa dilepaskan dari peran media tradisional sehingga media tradisional dinilai masih efektif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.