PMI Salurkan Bantuan 3 Ton Beras dan Sembako ke Warga Terdampak Banjir dan Longsor di Tarusan
SEMANGATNEWS.COM-Tim Tanggap Darurat Bencana (TDB) PMI Provinsi Sumatera Barat, bersama Fobio Group dan Komunitas Tageh Bajalan, Senin siang (18/3), tiba di Nagari Duku Utara, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Mereka menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir dan longsor.
Bantuan berupa 300 karung beras isi 10 kg dari Fobio Group dan 250 paket sembako dari Komunitas Tageh Bajalan Bukittinggi, masing-masing diberikan kepada 59 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak di Kampung Rumah Bendi, Lubuk Ganggo, dan Kampung Melayu, Kenagarian Duku Utara, Kecamatan Koto XI Utara.
Hari Selasa (19/3), sisa bantuan akan dibagikan di beberapa daerah terdampak lainnya seperti Nagari Koto Rawang, Kecamatan IV Jurai, Kampung Batu Bala dan Langgai, Kenagarian Gantiang Mudiak Utara, Surantih, Kecamatan Sutera, ungkap Hidayatul Irwan, pimpinan operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) PMI Provinsi Sumatera Barat.
Hidayatul Irwan menyampaikan rasa terima kasih kepada para donatur yang telah peduli dengan keadaan masyarakat Pesisir Selatan yang terkena musibah.
“Berkat sumbangan dari donatur, kita bisa membantu sedikit demi sedikit kebutuhan warga di sini,” ujarnya.
PMI akan terus menolong masyarakat, komunitas, atau lembaga yang ingin memberikan bantuan kepada korban bencana. Selain mendistribusikan bantuan, PMI juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan gratis untuk masyarakat di Kampung Lubuk Ganggo dan Kampung Melayu.
Erwin, pemilik Fobio Group, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat Pesisir Selatan yang sudah 17 hari terdampak bencana.
“Sedih ya, melihat kondisi masyarakat di sini, ada yang sulit mendapatkan bantuan karena akses ke daerahnya yang susah,” katanya.
Erwin menyerahkan bantuan tersebut kepada PMI Kota Bukittinggi untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Alhamdulillah ada PMI yang bisa membantu kami menyalurkan bantuan ini. Semoga bermanfaat untuk masyarakat,” tutupnya.
Salah seorang warga terdampak, Nurlimah, menyampaikan bahwa bencana ini adalah yang terbesar dan terparah yang pernah dialaminya. Di usia yang sudah renta, ia harus menyelamatkan dirinya agar tidak terbawa arus banjir dari atas bukit dekat rumahnya.
“Malam itu saya sendirian di rumah. Alhamdulillah saya dibantu tetangga, mengungsi ke rumahnya.Sekarang anak saya sudah datang,” ungkap Nurlimah.
Sampai saat ini, Nurlimah bersama anaknya masih berusaha membersihkan material longsor yang menghantam tepat di rumahnya.
Ia bersyukur ada bantuan yang datang langsung ke rumahnya, mengingat lokasi kampungnya yang terpencil dan rusaknya akses jalan menuju kampung tersebut akibat banjir dan longsor.
“Kalau dijemput ke kantor wali nagari kami susah, karena motornya sudah hancur. Kalau jalan kaki jauh sekali, kami tidak sanggup,” ucap Nurlimah.(Qan)