Pesona Wisata Puncak Laras, Plt Bupati Solsel Abdul Rahman Berdecak Kagum

by -

Pesona Wisata Puncak Laras, Plt Bupati Solsel Abdul Rahman Berdecak Kagum

Semangatnews, Solok Selatan – Panggil saja Slamet. Usia 35 Tahun, bungsu dari 4 bersaudara,” ujarnya memulai obrolan ringan kami di suatu siang, di obyek wisata Puncak Laras yang ia miliki tersebut.

Bermodalkan 2 juta rupiah hasil tabungannya merantau ke Pekanbaru, Mas Slamet memulai usahanya membuka Puncak Laras. Lahan yang tadinya berupa kebun kopi yang mulai tidak produktif tersebut, disulapnya menjadi obyek wisata yang saat ini diburu banyak orang untuk menikmati indahnya alam dari ketinggian tersebut.

Untuk mengunjungi Puncak Laras, jalan aspal yang dilewati terlihat mulus dan sudah diaspal hotmix. Sekitar perjalanan 15 menit dari persimpangan jalan nasional menuju Pinang Awan, Pauh Duo Nan Batigo, Kec. Pauh Duo. Jalan mendekati Puncak Laras memang sedikit menanjak, namun telah diaspal dengan baik. Lokasinya sendiri berada di ketinggian 1100 Mdpl dan persis berada di bukit di atas Obyek Wisata Hot Water Boom.

Bermodalkan keahliannya sebagai mantan kuli bangunan di bidang interior, lulusan Tsanawiyah negri tersebut (Setingkat SLTP), sedikit demi sedikit, ia mulai “menyulap” lahan di Jorong Pinang Awan Pauh Duo tersebut, menjadi lebih indah dengan banyaknya bunga yang berwarna warni. Tak jarang semua ia kerjakan sendiri. Ia juga mengaku belajar banyak hal dan mencontoh secara autodidak dengan melakukan searching di dunia maya.

Mas Slamet tak pernah bermimpi jika Puncak Laras yang tadinya hanya berupa kebun kecil, dapat diubah menjadi wisata diburu banyak orang. Tempat banyak orang menikmati aneka jenis bunga, kesejukan udara, serta indahnya pemandangan alam.

Tempat yang begitu eksotik yang akan membuat pengunjung betah menikmatinya. Walau untuk sekedar duduk santai sembari menikmati seduhan kopi panas dan aneka makanan minuman, terutama di waktu-waktu libur serta di hari-hari yang cerah.

Dengan merogoh kantong Rp 6 ribu untuk dewasa, dan Rp 2 ribu untuk anak-anak, pengunjung dipastikan akan betah berlama-lama untuk sekedar duduk dan menikmati makan minum yang ada, hingga malas untuk beranjak dari sana

“Pernah di suatu masa lebaran, kunjungan bahkan mencapai 2 ribuan dalam satu hari tersebut. Tiket terjual hingga Rp 9 juta, Parkir juga penuh hingga ke bawah sana,” kenangnya sembari menunjuk satu titik batas parkir yang berjarak cukup jauh dari obyek wisata tersebut.

Tidak selamanya mulus, jatuh bangun sudah dirasakan oleh Mas Slamet. Terutama ketika awal-awal dibukanya obyek wisata Puncak Laras dengan luasan lebih kurang 1/4 Hektare tersebut.

“Pernah di hari hari tertentu, tidak ada pengunjung sama sekali. Sekarang Alhamdulillah, di hari biasa saja, jika cuaca cerah, minimal 50-an orang datang berkunjung. Kalau hari libur, jauh lebih banyak yang berkunjung. Intinya kita berusaha dan berdoa saja. Urusan lain, biar Allah yang menentukannya,” ungkap Mas Slamet yang ternyata masih berstatus lajang tersebut.

Untuk pendiriannya sendiri, Mas Slamet menyampaikan terima kasihnya kepada komunitas fotografer yang dulunya turut mensupport dan memberikan berbagai bentuk usul saran.

“Kawan-kawan dari fotografer termasuk yang awal awal dulu mendorong saya untuk membuka wisata ini,” ujarnya mengakui.

Dengan berkembangnya Puncak Laras, Mas Slamet juga mulai memperkerjakan karyawan untuk membantunya. Di hari banyak pengunjung seperti lebaran atau libur lainnya, ia bahkan bisa memperkerjakan hingga 7 orang setiap harinya.

Saat ini, secara bertahap, Mas Slamet terus melakukan berbagai upaya untuk pengembangan Puncak Laras. Mulai dari pembuatan kedai makanan dan minuman, fasilitas toilet, tempat sholat, penambahan bunga dan spot foto, serta fasilitas lainnya. Jika diperkirakan, yang sudah ia bangun tersebut sudah bernilai ratusan juta.

Disinggung rencananya untuk menyunting wanita idaman, dengan sedikit tersenyum Mas Slamet menimpali

“Doakan saja mas. Mudah-mudahan secepatnya saja,” ujarnya tersenyum.

Kemarin, Rabu 24/6, Mas Slamet kedatangan salah satu tamu yang tak ia duga-duga sebelumnya. Raut bahagia tampak jelas di wajahnya. Plt. Bupati Solok Selatan Abdul Rahman berkunjung ke obyek wisata tersebut.

Ungkapan kekaguman tak henti-hentinya keluar dari Plt. Bupati tersebut. Bukan hanya untuk keindahan yang dimiliki, tetapi juga apresiasinya untuk Mas Slamet

“Tempat yang begitu indah dan sejuk. Tempatnya juga tak kalah indah dari wisata-wisata lainnya. Mas Slamet hemat saya pantas menjadi sosok pemuda inspiratif untuk diteladani banyak orang,” ujar Plt. Bupati mengapresiasi.

Ia juga menanggapi salah satu keluhan Mas Slamet terkait ketersediaan listrik yang sangat dibutuhkan di lokasi dan juga kawasan tersebut. Termasuk untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut menjadi kawasan wisata nantinya.

“Insya Allah kita usulkan anggaran untuk penambahan tiang listrik sebanyak 12 tiang lagi untuk sampai di kawasan wisata ini,” terangnya menanggapi.

Masalah kebersihan serta perawatan bunga-bunga juga dipesankan sekali oleh Plt. Bupati kepada Mas Slamet. Termasuk juga penyediaan aneka gorengan-gorengan hangat yang akan terasa lebih nikmat di suasana hawa sejuk tersebut.

“Jangan lupa menyediakan aneka gorengan yang hangat, seperti tempe mendoan. Nanti saya akan kembali lagi kesini,” ujar Plt. Bupati dengan antusias.

Di akhir perbincangan, Mas Slamet menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan tersebut. Ia kembali berharap agar listrik mengalir ke kawasan tersebut secepatnya. Ia juga yakin, mimpinya melihat kawasan tersebut menjadi kawasan wisata negeri di atas awan, semakin dekat dengan kenyataan.

Catatan : Salah satu mimpi Mas Slamet yang belum terwujud adalah memiliki teropong besar yang akan membantu pengunjung menikmati keindahan alam sekitar. Harganya sekitar Rp 15 Juta-an.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.