Semangatnews, Sikakap – Perjalanan kapal pengawas Tengiri Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat di Sinakak menuju Sikakap mendapat terjangan ombak laut Mentawai berlapis tujuh tingkat hingga ketinggian gelombang 3-5 meter diselingi badai angin, Pagai Selatan Mentawai, Rabu lalu.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit amat penasaran ingin meninjau postensi ikan di seputaran Sinakak dan Pulau Sanding. Gelombang ombak yang besar membuat tidak bisa melakukan aktifitas pemancingan.
“Sayang gelombang laut Mentawai cukup besar diserta badai, kita tidak bisa melakukan pemancingan dan memilih cari tempat berlindung. Kita tidak akan pernah mampu melawan alam,” ujar Wagub Nasrul Abit.
Setelah dari dusun Boriay desa Sinakak bergerak pada beberapa titik sport hingga malam tidak menunjukan akan ada ikan yang muncul hasil pancingan. Walau dalam JPS terlihat banyak potensi ikan lebih banyak pada posisi melayang.
Rencana Wagub Sumbar dari Sinakak langsung menuju Muko-Muko batal dikarenakan Kapal Mesin Tenggiri kekurangan stokan bahan bakar, akhirnya diputuskan kembali ke Sikakap. Akibat gelombang laut yang besar akhir jam 9.00 berhenti disebuah teluk cari tempat aman menjauh dari gelombang besar angin yang kuat, 3 mil menjelang pelabuhan Sikakap.
Waktu istirahan sejenak itu kru kapal menyempatkan diri menyiapkan menu makan gulai ikan cabe rawit dengan koki masak Syamapril (Anggi) pangilan akrabnya.
Baru selepas jam 11.30 melihat suasana mulai terang kapal tenggiri kembali bergerak menuju Sikakap. Melewati hujan badai gemlombang laut besar kapal belayar mengikuti alunan gelombang turun naik, miring kiri dan kanan.
Rombongan Wakil Bupati, Cuaca Jelek Bikin Cemas
Kecemasan Wagub Nasrul Abit muncul ketika kapal Wakil Bupati, tidak dapat dikontak, tersekat di Bungo Rayo, dusun Masingit-ngit karena cuaca jelek. dan belum masuk Sikakap, seharus sudah kembali sejak semalam. Hal ini didapat saat tiba dipenginapan Lestari Sikakap.
Dalam waktu yang terlalu lama, Polsek, Babinsa, perangkat kecamatan melakukan rapat singkat bersama Wagub Sumbar Nasrul Abit. Kesimpulan rapat sudah mengkoordinasikan dengan pihak Basarnas di Tua Pejat.
Segala sesuatu telah dipersiapan oleh Tim SAR dan beberapa petugas juga telah menyiapkan diri untuk segera melakukan pencarian. Namun tiba-tiba Kades Sinakak muncul memberi kabar bahwa KM. Mego baik-baik saja termasuk Wabup Kortanius dan rombombongan.
“Alhamdulillah..!! ,” seru Wagub Nasrul Abit.
Dermin sespri Wabup Mentawai saat ditanyai menceritakan kisah yang terjadi, sejak berpisah di Boriay dengan kapal Tenggiti rombongan Wagub Sumbar. KM. Mego melakukan perjalanan menuju pelabuhan Sikakap.
Namun perjalanan menuju Sikakap mendapat tantangan besar selepas Tanjung, ombak besar 2 (dua) kali besar menerpa KM. Mego.
Suasana sempat tegang, Wabup yang biasa orangnya amat tenang terlihat gelisah dan tiba-tiba memerintahkan balik kekawasan Sinakak mencari perlindungan hingga pagi, istirahat menunggu badai reda,” ujarnya
Dermin juga mengukapkan, pagi-pagi sekali KM. Mego kembali melakukan perjalanan pelan-pelan badai dan ombak laut masih kencang dan kuat ambil inisiatif berlindung di Bungo Rayo. Hanya beberapa saat saja jam 8.00 KM. Mego berangkat menuju Sikakap namun angin dan ombak besar belum reda membuat KM Mego kembali Bungo Rayo melewati sungai perintah berlindung disana.
Di Bungo Rayo perkiraan jam 10.00 wib masuk lewati sungai KM Mego pelan-pelan dan hati-hati jalan di dusun Masingit-Ngit. Dan saat sampai di dusun masingit-ngit, Wabup Kortanius memerintahkan bagian umum dan humas saya, Dedi Aprianto dan Hilda untuk cari makanan untuk rombongan.
Dedi Aprianto, Hilda dan kami melakukan jalan kaki dari dusun masingit-ngit menuju dusun Parak Batu Desa Marpopo sejauh 9 km 1 jam dengan melewati dua sungai melalui perahu masyarakat yang lewat akhirnya sampai diperkampungan masyarakat.
Kami cari beras, telur dan air minum, karena tidak air kemasan terpaksa air kami bungkus pakai plastik sebanyak 25 kantong. Kami temui masyarakat dan memasak nasi, mie goreng dan telur dadar dirumah bendahara desa. Perkiraan ada juga kami memasak pakai kayu. Kondisi desa Mapopou dusun Parak Batu, belum ada jalan, di kelilingi oleh lautan masyarakat disana bertani dan nelayan.
Perjalanan kembali ke Masingit-ngit terasa lebih enak karena kami telah makan terlebih dahulu. Kami baru sampai dilokasi di Masingit- Ngit jam 16.00 wib makan siang dilalukan sore, jam 17.00 wib berangkat menuju Sikakap.
“Dan kami terkejut dan senang disambut pak Wagub Nasrul Abit di Dermaga Penginanpan Lestari ini, sesuatu yang tak kami duga sama sekali,” ujar Dermin haru.