Semangat Pariaman – Puncak gelaran pesona budaya Hoyak Tabuik Pariaman 2018 berlangsung meriah. Di bawah guyuran hujan deras, ratusan ribu warga dari berbagai daerah tetap setia menyaksikan puncak prosesi Hoyak Tabuik yang berpusat di Pantai Gondoriah, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (23/9) sore.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir di hari puncak Hoyak Tabuik Pariaman 2018. Terhadap hal itu, Ni Wayan Giri Adnyani juga menyampaikan permohonan maaf Presiden Jokowi yang tidak bisa hadir tersebab padatnya agenda.
Kendati begitu, pihak Kemenpar memastikan, pelaksanaan Hoyak Tabuik tahun 2019 akan dibantu oleh pemerintah pusat.
Hoyak Tabuik termasuk salah satu tradisi tahunan yang melekat dengan masyarakat Pariaman. Konon, tradisi itu sudah berlangsung sejak abad ke-19 masehi. Tabuik sendiri diambil dari bahasa arab “Tabut” yang bermakna peti kayu.
Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman dalam sambutannya mengatakan, Hoyak Tabuik merupakan bagian dari peringatan wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Sejarah mencatat, Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang di Padang Karbala.
Sejarah itu mengisahkan bahwa setelah wafatnya cucu Nabi, kotak kayu berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh Buraq. “Landasan sejarah dan legenda inilah makanya setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan dari Buraq yang sedang mengusung Tabut di punggungnya,” kata Wali Kota Pariaman.
Dari kisah yang diwarisi masyarakat turun temurun, ritual ini diperkirakan lahir di Pariaman sekitar tahun 1826-1828 Masehi. “Tabuik itu dua macam, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Keduanya berasal dari dua wilayah berbeda di Kota Pariaman. Tabuik Pasa (pasar) merupakan wilayah yang berada di sisi selatan dari sungai yang membelah kota tersebut hingga ke tepian Pantai Gandoriah. Wilayah Pasa dianggap sebagai daerah asal muasal tradisi tabuik. Tabuik subarang berasal dari daerah subarang (seberang), yaitu wilayah di sisi utara dari sungai atau daerah yang disebut sebagai Kampung Jawa,” katanya.
Meski prosesi ritual awal tabuik tetap dimulai pada tanggal 1 Muharram alias perayaan tahun baru Islam, namun pelaksanaan acara puncak dari tahun ke tahun berubah-ubah. Dengan kata lain, tidak lagi harus tanggal 10 Muharram.
Rangkaian tradisi Tabuik di Pariaman terdiri dari tujuh tahapan ritual Tabuik, yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, Tabuik naik pangkek, Hoyak Tabuik, dan membuang Tabuik ke laut.
Prosesi mengambil tanah dilaksanakan pada 1 Muharram. Menebang batang pisang dilaksanakan pada hari ke-5 Muharram. Mataam pada hari ke-7, dilanjutkan dengan mangarak jari-jari pada malam harinya. Pada keesokan harinya dilangsungkan ritual mangarak saroban. Pada hari puncak, dilakukan ritual Tabuik naik pangkek, kemudian dilanjutkan dengan Hoyak Tabuik.
Menurut Mukhlis Rahman, pesta rakyat Hoyak Tabuik 2018 ini adalah momen paling istimewa yang dirasakannya sejak menjabat Wali Kota Pariaman. Ia juga menjelaskan soal Tabuik adalah tradisi syiah yang selalu diributkan setiap kali prosesi Hoyak Tabuik diselenggarakan.
“Persoalan Tabuik tradisi syiah yang selalu diributkan sangat merugikan gelaran kami. Tabuik murni budaya dan tidak ada sangkut pautnya dengan syiah. Kalau ada yang bilang budaya Tabuik budaya syiah saya bisa katakan orang itu syirik,” tegasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian menegaskan, Hoyak Tabuik adalah event budaya masyarakat Pariaman dan telah mengakar dari generasi ke generasi. Sehingga, patut kiranya event ini terus dijaga dan dilestarikan.
“Tolak ukur pariwisata adalah satu hal yang harus diperhatikan. Momen Hoyak Tabuik menjadi agenda tujuan yang dapat memancing keinginan wisman dan dalam negeri,” katanya.
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengapresiasi gelaran Hoyak Tabuik yang diprakarsai masyarakat Pariaman. Namun, menurutnya, alangkah lebih baik lagi gelaran ini dikoloborasikan dengan pemerintah.
“Saya yakin, akan semakin sempurna jika mendapat sentuhan pemerintah,” katanya.
Sumber : jpnn.com