SEMANGATNEWS.COM – Usai peresmian tandai dimulainya Festival “Jalur Rempah” (1/10/21) ruang pameran seni rupa dan istalasi “Jalur Rempah” di galeri seni rupa Taman Budaya Sumatera Barat, Jalan Diponegoro 31 Padang terlihat membludak dikunjungi masyarakat untuk memasuki ruang pameran yang tidak kurang dihadiri 500 pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah Sumbar termasuk mahasiswa ISI Padangpanjang, seni rupa FBS UNP dan lainnya dengan tetap mematuhi prokes covid. 19.
Bahkan sepanjang sejarah kegiatan pameran seni rupa dan isntalasi inilah jumlah pengunjung yang membludak hingga membuat petugas keamanan dan panitia pameran kewalahan menghadapi tamu-tamu yang masuk ke ruang pameran, ujar kurator Pameran Nesya Fitriona didampingi Yasrul Sami B saat mendampingi pengunjung kepada wartawan di galeri Taman Budaya Sumatera Barat, Jalan Diponegoro 31 Padang, Jumat malam (1/10/21).
Menuru Yasrul Sami yang baru saja usai menjadi kurator empat pelukis kaligrasi Islam “Ekspresi Religius” pertengah september lalu di Galeri Taman Budaya ini, menyebutkan, sepengetahuan saya selama satu dekade terakhir inilah jumlah pengunjung yang sangat membludak.
Tak dapat dapat dipungkiri, menyaksikan beragam karya-karya seni rupa dan instalasi karya-karya terbaik perupa Sumatera Barat, bukan hanya menarik perhatian tetapi juga mampu memukau dan menghipnotis mata.
Betapa seniman-seniman Sumatera Barat terus melahirkan karya-karya terbaik, meski di tengah-tengah pandemi covid. 19 mereka tetap memilih berkarya dalam pergulatan kreativitasnya di setiap ruang dan waktu.
Tinggal sekarang, bagaimana pemprov Sumbar, OPD yang ada dan kabupaten/kota serta BUMN dan para pengusaha dapat mengoleksi karya-karya terbaik perupa Sumatera Barat yang dapat dijadikan aset berharga di semua kantor yang ada sebagai salah satu cerminan budaya yang ada dalam seni rupa di Sumatera Barat.
Apalagi nanti di awal Nopember 2021 mendatang persisnya 8 sd 13 November 2021 mendatang akan dilaksanakan pameran besar Seni Rupa perupa Sumatera Barat di Agam Jua Art Cafe Culture Payakumbuh, bukan hanya melibatkan peserta dari Sumatera Barat tapi juga perupa “urang awak” yang bermukim dan berkarya di Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan sejumlah provinsi di Sumatera seperti Jambi, Bengkulu dan Riau, jelas Yasrul Sami menambahkan.
Sejumlah pengunjuhg yang diminta pendapatnya perihal membludaknya pengujung yang memasuki ruang pameran, menyebutkan, wajar pameran seni rupa dan instalasi ini dipadati pengunjung. Mengingat para seniman tanah air selama ini sebagian besar berasal dari Sumatera Barat.
Kemudian situasi pandemi covid.19 yang selama ini menghantui dan mencekam masyarakat membuat trauma tersendiri yang selalu berada di rumah. Maka wajar jika pameran ini saat pandemi covid.19 melandai di Sumatera Barat banyak dikunjungi masyarakat dengan tetap berpedoman pada prokes kesehatan, ujar Randi, yanti dan Amelia ditempat terpisah ruang pameran menyampaikan. (mh)