SEMANGAT Ponorogo – Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memastikan evakuasi dan pencarian korban tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo dihentikan menyusul longsor susulan siang tadi.
“Rapat koordinasi dengan seluruh pemangku kebijakan memutuskan bahwa evakuasi dihentikan karena membahayakan tim SAR jika diteruskan,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, kemarin.
Dengan dihentikan proses pencarian, korban longsor yang ditemukan tim SAR gabungan hanya berjumlah empat orang, sementara warga Desa Banaran yang dinyatakan hilang usai musibah pekan lalu sebanyak 28 orang.
Gus Ipul menjelaskan, selain mengentikan pencarian Desa Banaran juga dinyatakan sebagai zona merah atau berbahaya, baik dijadikan tempat hunian maupun lahan pertanian.
“Saat ini wilayah di seputar SD dan Kantor Desa Banaran disterilkan dan dinyatakan zona merah,” ucap Gus Ipul.
Mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut menjelaskan rapat diikuti oleh BPBD Jatim, BPBD Kabupaten Ponorogo, Bupati Ponorogo, Kapolres Ponorogo, Dandim, Basarnas, Kepala Dasa, Kepala Dusun serta warga setempat.
Agenda berikutnya adalah mengevakuasi satu alat berat dan menarik mobil anjing pelacak (K-9), kemudian fokus di penanganan untuk mengalirkan lumpur ke sungai.
Siang tadi, terjadi longsor dari Sektor A yang berakibat ke Sektor B, Sektor C, dan Sektor D. Akibatnya seluruh kegiatan SAR ditutup sementara sampai keadaan aman kembali dan dinyatakan seluruh relawan selamat, namun berimbas ke alat berat yang digunakan untuk evakuasi.
Satu ekskavator tertimbun longsor di sektor D, tiga alat komunikasi terseret lumpur dan air, jalan baru yang dibuka pada Sabtu (8/4) di sektor D tertutup longsor dan hari ini ditutup kembali. (sumber:RIMA)