SEMANGAT AMERIKA – Pemerintahan Presiden Donald Trump tak ingin menyebut mitra dagang utamanya sebagai manipulator mata uang. Hal itu pernah dituduhkan Trump kepada Cina dalam kampanye Trump terdahulu.
Meski demikian, laporan mata uang semi-tahunan keuangan AS menyebutkan bahwa Cina masih dalam tahap pengawasan meskipun terjadi surplus perdagangan bilateral Cina dengan Amerika Serikat.
Lima mitra dagang lainnya yang berada di daftar pemantauan Oktober lalu yaitu Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Jerman, dan Swiss juga tetap pada daftar pengawasan untuk memastikan bahwa Departemen Keuangan AS memberlakukan pengawasan ekstra untuk valuta asing dan kebijakan ekonominya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (15/4/2017).
Kementerian Keuangan AS menyebutkan bahwa Cina baru-baru ini melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menopang nilai mata uang yuan, tidak mendorongnya lebih rendah untuk membuat ekspor Cina lebih murah.
Sementara itu, Departemen Keuangan AS tidak mengubah tiga ambang batas utama dan mengidentifikasi manipulasi mata uang saat di pemerintahan Obama.
Pada pemerintahan Obama terjadi surpus perdagangan bilateral sebesar 20 miliar dolar lebih.
Kedua, surplus transaksi berjalan global lebih dari 3% dari produk domestik bruto, dan terakhir adalah persisten pembelian valuta asing sebesar 2% dari PDB selama 12 bulan. (sumber:RRI)