SEMANGAT LIMAPULUHKOTA – Pembangunan Monumen Nasional Bela Negara yang sebelumnya sempat terhenti, akhirnya akan dilanjutkan kembali. Kepastian tersebut berdasarkan keputusan rapat tim fasilitasi yang terdiri dari : BAPPENAS, Kemendagri, Kemensos, Kemendikti, Kemenpar, Kemen PUPR, Kemenhan, Pemprov Sumbat dan Pemkab Lima Puluh Kota yang dilaksanakan di Kantor Walinagari Koto Tinggi, Selasa (19/9/2017).
“Pelaksanaan Pembangunan Monumen Bela Negara yang semula dilaksanakan oleh Pemkab Lima Puluh Kota 50, diserahkan pelaksanaannya kepada Pemerintah Provinsi Sumbar” ujar Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit usai rapat.
Dijelaskan Nasrul Abit, untuk kelancaran administrasi dalam pembangunan monumen tersebut ke pusat nantinya, ditujukan kepada Menhan c.q. Ditjen Potensi Pertahanan sebagai Ketua Tim Teknis Pusat Pembangunan Monumen Bela Negara dengan tembusan disampaikan kepada Kementeriaan dan Lembaga terkait.
“Aggaran untuk pembangunan Museum PDRI sampai selesai menjadi tanggung Jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” sebut Nasrul Abit usai rapat.
Untuk percepatan Pembangunan Monumen Bela Negara tersebut akan diambil langkah yaitu Pemprov Sumbar melalui Gubernur Sumbar menyampaikan surat susulan kepada Bapak Presiden RI berupa permohonan untuk segera diterbitkan Keputusan Presiden (KEPPRES) tentang kelanjutan pembangunan Monumen Bela Negara di Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat.
“Selain itu juga akan disiapkan surat Gubernur yang ditujukan kepada Menteri Sosial, untuk membangun Tugu Bela Negara dilokasi Monumen Bela Negara” terang Nasrul Abit.
Sedangkan untuk anggaran pembangunan Museum PDRI, Wagub mengatakan merupakan tanggung jawab penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Untuk jalan sepanjang 6 KM dari Kantor Camat Gunuang Omeh menuju lokasi monumen menjadi tanggung pemerintah Provinsi Sumbar dan Kabupaten Lima Puluh Kota dan diselesaikan selama 2 Tahun Anggaran yang dimulai tahun 2018-2019” ujarnya NA.
Dia berharap, pembangunan Monumen Bela Negara ini bisa kembali berjalan, karena sudah cukup lama terbengkalai yakni sejak 2015 lalu.
“Hingga sekarang, pembangunan monumen tersebut sudah menyerap anggaran 45 Milyar dari total yang direncanakan sebesar 600 Milyar lebih” tutupnya.