Semangat Padang Panjang — Sepuluh perancang busana kreatif, hasil Pelatihan Desain Busana Bordir Lanjutan Tahun 2020 yang diselenggarakan Dinas Perdakop UKM , hadir di Kota Padang Panjang. Pelatihan oleh Coach Alvy Oktrisni dari 9 – 18 Maret , mampu menjadikan para peserta sebagai desainer busana dengan berbagai style dan genre nya masing masing.
Rancangan busana mereka kemudian di tampilkan pada penutupan acara yang dihadiri langsung oleh Ketua Dekranasda Kota Padang Panjang, Ny. dr. Dian Puspita Fadly, Sp. JP, di Pondok Desain dan Promosi Senja Kenangan, Rabu, (18/3).
” Dari awal mereka merupakan pengrajin yang belum mengenal desain, sama sekali masih buta, dan belum mengerti kombinasi warna. Itu yang kita beri basic,” ungkap Coach Alvy Oktrisni.
Peserta pelatihan awalnya diikuti sebanyak 10 orang di 2018. Kemudian, pelatihan tahap 2 diikuti 16 orang di 2019. 26 peserta gabungan dari tahun yang berbeda tersebut kemudian diseleksi kembali menjadi 10 peserta, untuk mengikuti pelatihan akhir Maret ini.
Sepuluh orang tersebut, kata Coach Alvy memang digali potensi dan karakternya pada pelatihan itu. ” Bagaimana membuat sebuah konsep desain yang original lewat metode yang kita terapkan, menggali serta menguatkan karakter desain mereka, jangan sampai kedepan mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk bisa bersaing di pasar mode Indonesia yang cukup luas ini,” ungkap Alvy.
Coach Alvy bahkan tidak menyangka, sepuluh orang yang mereka latih itu melakukan lompatan yang sangat luar biasa untuk kelas Sumatera Barat. ” Saya yakin,karena sudah saya lihat dan ini sudah bisa dibawa ke tingkat nasional,” ungkapnya.
Ketua Dekranasda Kota Padang Panjang Ny. Dian Puspita Fadly menyampaikan ilmu yang didapat hendaknya bisa diaplikasikan. Kemudian para desainer baru itu diharapkan dapat menciptakan mode.
” Tidak mengikuti tren saja, tapi kalau bisa kita yang menciptakan tren,” ungkap Ny. Dian.
Dalam mengembangkan usaha dibidang fashion tersebut, Ny Dian mengajak para peserta pelatihan memahami permintaan pasar.
” Salah satu yang mendominasi penghasilan di dunia fashion adalah busana muslim. Ini yang harus dikejar, sasarannya siapa saja, apa yang mereka sukai,” kata Ny. Dian.
Terkait bordir, Ny Dian menyampaikan hal itu perlu dilestarikan. Ny Dian mengapresiasi desain busana yang dikombinasikan dengan bordir dari Kota Padang Panjang. Desain busana dengan paduan bordir tersebut membuat dirinya bangga dan akan diperkenalkan di berbagai kesempatan.
Kepala Dinas Perdakop UKM Arpan, SH menyampaikan lewat pagelaran busana itu dapat melihat hasil dari pelatihan dan memotivasi untuk terus berkarya. ” Kita berharap pelatihan tidak sampai disini saja, namun terus belajar dan dikembangkan,” ungkapnya.
Adapun Style yang dihasilkan dalam 10 hari pelatihan itu antaralain : Feminim Romantic oleh Yanti Lawazim, Exotic Dramatic oleh Elyawati, Art of Beat oleh Afrida Yani, Classic Elegant oleh Irne Febri Conneli dan berbagai desain lainnya.
Peragaan busana tersebut turut menghadirkan para mahasiswa Prodi Fotografi ISI Padang Panjang yang tampak antusias mengabadikan moment fashion show. (Eti)