SEMANGAT JAKARTA – Kekalahan PDI Perjungan pada pemilihan kepala daerah di sejumlah daerah khususnya DKI Jakarta memberikan dampak jangka panjang bagi keberlangsungan partai tersebut di masa mendatang. Bahkan partai besutan Megawati Soekarno Putri itu diprediksikan bakal hancur.
“PDIP yang di pimpin oleh Megawati diambang kehancuran, hal itu sudah saya prediksikan sebelumnya saat sejak persiapan Pilkada DKI karena PDIP mengusung Ahok yang notabenenya memiliki persoalan hukum masalah penistaan agama,” ungkap Ketua Umum Angkatan Muda Samudra Raya (Amara) Herfan Nurmansa di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).
Herfan mengatakan dengan DKI sebagai barometer, sekaligus motor penggerak berjalannya pemerintahan Indonesia, dan menjadi pusat dari seluruh aktivitas ekonomi maka kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta membuat PDI Perjuangan tidak akan kompetitif pada Pemilu 2019 mendatang.
“Menurut saya kekalahan tersebut yang harus bertanggung jawab adalah Megawati selaku ketua umum, Megawati sudah tidak layak sebagai pimpinan PDIP,” tandas Herfan.
Begitu pula Presiden Jokowi bersama menteri-menterinya belum mampu memberikan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Sehingga dengan demikian, Ia menilai Jokowi yang notabene representatif dari PDI Perjuangan kehilangan tingkat kepercayaan masyarakat. Hal inilah yang bisa membuat Jokowi kehilangan posisi pada Pilpres 2019.
“Dalam kenyataannya pun pemerintahan Jokowi saya anggap tidak bergerak secara maksimal, para menteri yang juga kader PDIP kita perhatikan kerjanya tidak maksimal, belum ada hasil positif yang terlihat jelas perubahannya di mata masyarakat,” tukas dia.
Di sisi lain, partai oposisi terlihat makin solid, seperti Gerindra, PKS maupun partai Demokrat. Terbukti parta-partai tersebut berhasil memenangi pilkada di beberapa provinsi maupun kabupaten/kota. Maka rivalitas pada pemilu 2019 tak terelakan lagi.
“Dalam hal ini saya mewakili kaum pemuda menghimbau kepada Gerindra dan PKS untuk dapat memberikan pengkaderan secara maksimal,” pintanya. (sumber rri)