SEMANGAT PADANG — Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit meminta kepada para sarjana di Sumbar supaya tidak terlalu berharap untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), memilih-milih untuk mencari pekerjaan, dan tidak terfokus mencari pekerjaan diperkotaan.
Hal tersebut diungkapkan Nasrul, menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, yang menyebutkan tingkat pengangguran di Sumbar dominasi oleh para sarjana atau lulusan dari perguruan tinggi. Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi pendidikan yang lulusan sekolah dasar, ternyata mendapat tempat didunia kerja yang lebih bagus ketimbang para sarjana.
Menurutnya, salah satu penyebab para sarjana di Sumbar yang paling dominan menganggur ialah keilmuan atau jurusan yang ditekuni oleh sarjana tersebut, tidak begitu banyak dibutuhkan di Sumbar ini, seperti pertambangan dan perindustrian.
“Jadi, sebelum memilih perguruan tinggi atau jurusan, perlu diketahui dulu, mau jadi apa kedepannya, dan keilmuan apa yang ingin dipelajari, kira-kira cocok tidak dengan bakat yang dipunya. Contoh jika berbakat di bidang fotografi, maka ambil jurusan soal fotografi yakni di Ilmu Komunikasi,” jelasnya, Senin (8/5/2017).
Ia menilai, jika ilmu yang dipelajari sesuai dengan bakat, maka dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa terkait akan fokus, dan memiliki kenginan untuk serius mendapatkam ilmu sesuai dengan bakatnya, sehingga setelah lulus dan menjadi sarjana, secara skil akan lebih siap.
“Apabila setelah lulus dan meraih gelar sarjana, maka sarjana itu akan merasa mantap keilmuannya, sehingga isa dipastikan bahwa sarjana seperti itu tidak akan menunggu pekerjaan, tapi bahkan ia bisa membuka usaha sendiri dan turut membuka lapangan kerja baru,” tegasnya.
Nasrul menyampaikan, jika para sarjana menunggu PNS, maka waktu yang ditunggu itu bisa sia-sia, karena penerimaan CPNS itu tidak terjadi tiap tahunnya, dan jikapun ada penerimaan CPNS itu pun tidak dalam jumlah yang banyak. Untuk itu ia berharap kepada para sarjana agar bisa lebih kreatif dan memiliki inisiatif membuat sebuah usaha supaya tidak menganggur.
Di Sumbar sendiri, kata Wagub, para sarjana bisa menjadi seorang pengusaha seperti dibidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mengingat potensi UMKM di Sumbar cukup menjanjikan. Sert juga bisa bergerak dibidang perikanan yakni budidaya, seperti budidaya ikan lele atau nila, belut, udang, dan yang lainnya. Sedangkan untuk pertanian, selain padi juga bisa bergerak untuk bercocok tanam seperti jagung, kacang tanah, sawit, gambir, dan banyak lagi pekerjaan yang bisa dilakukan.
“Intinya saya berharap betul, agar jangan menunggu mencari pekerjaan, tapi buatlah lapangan pekerjaan sendiri, jangan hanya berpikir bahwa diperkotaan banyak lowongan pekerjaan. Padahal di kampung halaman juga memiliki potensi yang bagus untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Wagub.
Sebelumnya, Kepala BPS Sumbar Sukardi menjelaskan, jika melihat kepada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2017 menurut pendidikan, TPT terendah itu terdapat pada penduduk berpendidikan sekolah dasar ke bawah yakni sebesar 4,24 persen. Sementara TPT tertinggi berada pada tingkat pendidikan universitas sebesar 8,12 persen.
Sukardi menyebutkan, TPT tertinggi yang diduduki oleh tingkat pendidikan universitas itu berada di daerah perkotaan jika dibandingkan TPT yang ada di pedesaan. Hal ini terlihat pada setahun terakhir yakni Februari 2016 – Februari 2017 TPT perkotaan menurun 0,34 persen sedangkan pedesaan naik 0,17 persen.