Panglima Roadshow Ziarah:Jangan Lupakan Sejarah

by -


YOGYAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat untuk tidak melupakan sejarah. Menurut Gatot, fakta sejarah hanya satu maka tidak boleh dilupakan. 

“Karena dari sejarahlah, kita bisa belajar agar bangsa ini menjadi besar. Tanpa itu, tidak bisa dan akan dipengaruhi budaya lain,” ujar Gatot usai melakukan ziarah ke Makam Jenderal Sudirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara, Yogyakarta, kemarin. Menurutnya, Indonesia memiliki budaya lokal yang sangat arif dan luar biasa. “Gotong royong tidak ada di negara lain. 

Kita bisa merdeka karena kebersamaan dan gotong royong,” ungkapnya. Sebelum melakukan ziarah ke Makam Jenderal Sudirman, pagi harinya Panglima TNI didampingi Kepala Staf Angkatan Darat(KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahyanto juga melakukan ziarah ke Makam Presiden Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. 

Sehari sebelumnya, ziarah juga dilakukan di Makam Presiden Soekarno di Blitar dan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur. Menurutnya, roadshow ziarah ini merupakan rangkaian peringatan Hari TNI, 5 Oktober mendatang. “Kegiatan ini merupakan rangkaian ziarah dalam rangka Hari TNI 5 Oktober,” kata Gatot Nurmantyo. 

Gatot menjelaskan, kegiatan inipentingsebabJenderalSudirman bukan hanya sebagai panglima pertama TNI yang terkenal sederhana, dekat dengan prajurit, namun Sudirman juga merupakan panglima termuda yang meninggal dalam usia 34 tahun lebih lima hari sehingga menjadi panglima yang legendaris. 

“Karena itu kami mewakili keluarga besar TNI melakukan ziarah ini untuk memanjatkan doa agar almarhum dan ahli kubur yang ada disini dijadikan syuhada di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tandas Gatot. Dikatakan, Jenderal Sudirman juga merupakan gambaran prajurit yang pantang menyerah. Hal itu dibuktikan, meski hanya dengan setengah paru-paru tetap berjuang dan bertempur melawan Belanda dan memenangkan pertempuran. 

Karena itu, kobaran api perjuangan dan semangat beliau harus bisa mematri prajurit saat bertugas termasuk patang menyerah dimanapun mereka betugas. “Prajurit harus dapat meneladani perjuangan beliau,” ungkapnya. Gatot menambahkan, hal penting lainnya dari diri Jenderal Sudirman, yaitu beliau yang meletakkan doktrin TNI lahir, berjuang, bersama dan untuk rakyat. 

Sehingga, TNI tidak bisa dipisahkan dengan rakyat. Sebab, rakyat merupakan ibu kandung TNI. “Doktrin ini tidak mengenal zaman. Beda dengan tentara lain. Apalagi tentara lahir setelah kemerdekaan yaitu dengan cikal bakal BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang merupakan pejuang. Dari TNI berasal dari rakyat yang berjuang. Sehingga tema HUT TNI bersama rakyat TNI kuat. 

Pasti itu,” tegasnya. Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto menambahkan, setelah dari Yogyakarta, Panglima TNI bersama rombongan akan melanjutkan ziarah ke Makam Serojo di Dili dan Baucau Timor Leste pada Rabu (20/9). 

Sementara itu, perwakilan keluarga Cendana, Ari Sigit, yang mendampingi kunjungan rombongan Panglima TNI di Astana Giribangun, menyampaikan banyak terima kasih atas kegiatan ziarah yang dilakukan Panglima TNI beserta rombongan. “Kami berharap kegiatan ziarah ini dapat dilakukan setiap tahun dalam rangka HUT TNI,” kata Ari.(koransindo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.