SEMANGAT SUMBAR – Makna pameran seni rupa bersama yang melibat tiga propinsi seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta dan Sumatera Barat selaku tuan rumah melalui pameran dengan mengangkat tema “Sajamba Makan” di galeri Taman Budaya, Sumatera Barat, Jalan Diponegoro, Padang (20 s.d 27 April 2017) merupakan kegiatan strategis menjalin silaturahmi kebudayaan bidang seni rupa. Dan karya-karya seni rupa terbaik tiga daerah ini perlu kita apresiasi sebagai kebangkitan senirupa di Sumatera Barat.
Hal itu disampaikan Taufik Effendy dihadapan puluhan perupa tiga daerah (Yogyakarta, Jakarta dan Sumbar) yang juga dihadiri para seniman, budayawan, pengamat seni rupa dan curator seni rupa saat membuka pameran seni rupa “Sajamba Makan” di galeri seni, Taman Budaya, Sumatera Barat, kamis malam (20/4/2017).
Menurut Taufik Effendy, ruang apresiasi kesenian seperti seni rupa sebagai bahagian kebudayaan yang ada akan terus kita tumbuhkembangkan sebagaimana menjadi program penting dan strategis baik untuk publik di tanah air maupun mancanegara. Apalagi dalam catatan panjang seni rupa di tanah air Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jakarta merupakan etalase penting seni rupa di Indonesia dengan banyaknya bermunculan tokoh-tokoh penting perupa nasional dengan karya masterpiecenya.
Sementara kepala Taman Budaya Sumatera Barat. H. Muasri dalam laporannya menyebutkan pameran seni rupa “Sajamba Makan” melibatkan 22 seniman tiga daerah ini melibatkan dengan sedikirnya 45 karya lukis berbagai format. Diantaranya terdapat nama pelukis-pelukis penting di tanah air termasuk pelukis senior Titis Jabaruddin (74 th), Esti Lestarini, Kana, Apriani (Jakarta), Godod Sutejo, Bambang Prasadi, Hajar Pamadhi, Panca Takariyati Sidin, Ipriyanto, Arie Kadarisman (Yogyakarta) dari Sumatera Barat terdapat, Alek Fitra, Evelyna Dianita Herisman Tojes, Harniman, Hendra Sardi, Ibrahim, Irwandi, Muhammad Ridwan, Nasrul, Romi Kumik.
SAJAMBA MAKAN DAN RUANG APRESIASI
Di tempat terpisah kurator muda pada pameran ini didampingi asisten curator Osnulyadi Qudri, Iswandi menyebutkan ; sebagai masyarakat komunal, demokrasi merupakan corak kehidupan yang tak bisa dilepaskan dari kultur masyarakat Minangkabau. Pada konteks lebih luas dalam berbangsa dan bernegara, tradisi bermusyawarah untuk mencapai permufakatan ini jualah yang telah melahirkan kesepahaman bersama untuk membangun NKRI. Konsep pemikiran yang tersirat dalam motif “Sajamba Makan”, sebuah proses yang melibatkan orang-orang dengan visi dan kapasitas yang sama mencermati dan mencerna segenap persoalan dari berbagai sudut pandang sesuai dengan kompetensi masing-masingnya, ujar Iswandi
Sementara kurator senior yang juga pengamat dan penggiat seni rupa, Muharyadi, di galeri Taman Budaya, menyebutkan, bahwa menilai budaya berkarya, berpameran dan berkarya lagi dikalangan seniman perupa di tanah air seperti yang kini berlangsung di galeri seni Taman Budaya Sumatera Barat merupakan persoalan menarik dalam ranah estetis guna menjelajahi berbagai kemungkinan isu-isu yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakatnya yang divisualisasikan dalam ranah karya seni rupa, baik berupa isu sosial, budaya hingga ke ranah politik kemudian dikemas dalam bentuk karya.