Mulai TP 2019/2020, Sumbar Kembalikan Kurikulum Budaya Minangkabau di Sekolah.

by -

Semangatnews,Padang-Menangkal penurunan cara pandang terhadap nilai-nilai adat minangkabau menjadi sebuah dinamika di ranah Sumatera Barat. Selain disebabkan kemajuan zaman dan pengaruh lingkungan yang membawa dampak kurang baik dalam tatanan religi, sosial, ekonomi dan budaya. Kemajuan kota besar yang mengedepankan modernisasi pun ikut membawa pengaruh kepada warga minangkabau, baik dari segi dialeg kekhasan daerah dan kostum keseharian. Adat Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah (ABS ABK) pun mulai terindikasi memudar dalam kehidupan bersosial.

Mungkin dari aspek itulah, MUI Provinsi Sumatera Barat bersama pemerintah daerah berkeinginan mengembalikan ABS ABK secara maksimal. Karena bertubi-tubinya serangan terhadap jati diri minangkabau berazas ABS ABK sarak mangato adat mamakai. Insyaalah Pemprov Sumatera Barat akan menggelar Bai’at Sumpah Sati Marapalam, ahad (16/12/2018) di Istano Bosa Pagaruyung. Sebagai komitmen mamaga nagori, Sabarih indak ka hilang satitiak indak ka bahapuih.

Untuk menyiapkan kembali generasi Minangkabau yang kuat, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumateta Barat sudah menyiapkan sebuah kurikulum bebasis budaya Minangkabau.

“Saat ini kita kembali menggodok kurikulum berbasis budaya Minangkabau, seperti mapel Budaya Alam Minangkabau (BAM) yqng telah dilaksanakan dulu. Jakaran dinas pendidikan di Sumatera Barat sudah membahas dan kini sedang persiapan penyempurnaan. Insyaallah tahun ajaran 2019/2020 kita aplikasikan di sekolah dan madrasah. Kurikulum ini termasuk muatan lokal (mulok) yang terintegrasi, layaknya mulok tahfidz. Atau opsi kedua kita terapkan spesifik budaya Minangkabau sebagai piloting. Insyaallah kita sudah siapkan harapan masyarakat Minangkabau. Mohon doa dan dukungan,” beber Burhasman Bur kepada media, Sabtu (15/12/2018) pagi.

Sementara salah seorang tokoh budaya Minangkabau yang berasal dari Luak Limopuluah, Yulfian Azrial mananggapi positif rencana Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat untuk kembali menghidupkan kurikulum budaya Minangkabau di sekolah dan madrasah. Dirinya berharap pemerintah daerah Sumatera Barat menyiapkan segala sesuatunya untuk itu.

“Kurikulum budaya Minangkabau harus diajarkan oleh tenaga pendisik yang profesional, sehingga kredit poinnya diakui sesuai regulasinya. Tidak bisa diajarkan optomal oleh guru mapel lain. Rencana baik ini sangat kami dukung dan kami siap melibatkan diri jika dibutuhkan. Karena budaya adat Minangkabau ini menyangkut semua lini dan mengedepankan nilai syariah,” terang Yulfian Azrial

Mapel BAM yang sudah efektif di tahun 1995, sangat berdampak baik bagi generasi penerus. Ini adalah basik atau pondasi, karena kekerabatan adat Minangkabau menuntut warganya paham adat, pusako, sako dan dan sosial budaya yang berdasar pada syariat islam. Mewujudkan kembali kurikulum budaya Minangkabau tentunya pemerintah daerah akan melahirkan berbagai kebijakan-kebijakan internal minangkabau Sumatera Barat,” pungkas Yulfian Azrial.(ul/jn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.