MUI Payakumbuh Apresiasi Nobar G 30 S/ PKI

by -

SEMANGATNEWS.COM — Untuk mengenang Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G 30 S/ PKI serta mengedukasi masyarakat tentang bahaya laten Komunis, banyak masyarakat menyelenggarakan Nobar (nonton bareng). Film bersejarah garapan Arifin C Noer itu bahkan juga tayang di sejumlah stasiun televisi swasta.

Menyikapi fenomena ini, Sekretaris Umum MUI Kota Payakumbuh, Buya H Hannan Putra Lc MA mengapresiasi pihak yang menyelenggarakan nobar tersebut. “Bagus untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya komunisme, marxisme, dan leninisme sebagai ajaran terlarang di negeri kita ini. Demikian juga PKI sebagai organisasi terlarang yang sudah tertuang dalam TAP XXV/MPRS/1966,” papar beliau kepada wartawan, Jum’at (30/9/2022).

Menurut Buya Hannan, ajaran Komunisme baik di dalam dan luar negeri telah menorehkan tinta kelam dari tragedi pembantaian massal umat manusia. “Dalam buku The Black Book of Communism – Crimes, Terror, Repression yang ditulis Stephen Courtois disebutkan, Komunis telah membantai 120 juta orang di 75 negara selama periode 1917-1991,” papar beliau.

“Artinya, selama 74 tahun itu, Komunis telah membatai 1.621.621 jiwa manusia setiap tahun. Atau 4.504 orang per hari,” lanjut beliau.

Negara berfaham Komunis paling besar melakukan pembantaian, mengutip dari buku Stephen Courtois, adalah Uni Soviet. “Jumlah yang terbunuh totalnya mencapai 61 juta orang. Stalin membantai 43 juta orang. Kemudian 39 juta lainnya mati di kamp-kamp kerja paksa,” jelas beliau.

“Rangking nomor dua adalah Komunis China,” lanjut Buya. Beliau mengatakan, dari 1949 hingga 1987, komunis di China membantai 40 juta jiwa.

Disusul setelahnya rezim Khmer di Kamboja yang dipimpin Pol Pot. yang selama periode April 1975-Desember 1978 telah membantai dua juta orang atau 28,57 persen dari jumlah penduduknya.

“Perang dunia di awal abad ke-20 saja, total korban di seluruh dunia hanya sepertiga dari jumlah korban kebengisan Komunis,” jelas beliau.

“Itu baru yang tewas saja. Belum termasuk 35 juta jiwa yang mengungsi di 28 negara,” tambahnya.

Menurut buku Stephen Courtois tersebut, lanjut Buya, ada empat rekor pembantai terbanyak di dunia. Lenin di Uni Soviet membantai 500 ribu orang. Kemudian Stalin di Uni Soviet membantai 43 juta orang. Mao Tse-tung di China membantai 70 juta orang. Dan Pol Pot di Kamboja membantai 2 juta orang,” jelas beliau.

“Komunis itu cirinya merebut kekuasaan dengan kekerasan. Mereka menghalalkan segala cara. Perlu diingat, kita di Indonesia sudah tiga kali akan dikudeta oleh komunis. Pada tahun 1926, 1948, dan 1965. Syukurlah ketiga-tiganya gagal. Maka itulah pentingnya kita mengingat sejarah ini,” papar Buya.

“Kita perlu mengingatkan generasi muda kita agar waspada. Kendati partainya sudah bubar, tapi pemikirannya masih ada. Ideologi komunisme ini akan tetap ada karena dia pemikiran. Mereka bergerak diam-diam atas dasar balas dendam. Sekarang muncul pula propaganda seakan-akan PKI itu adalah korban,” pesan beliau.(07)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.