SEMANGAT BUKITTINGGI – Menteri Energi Sumber dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meminta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah disusun secara matang setiap tahun, harus dimanfaatkan secara tepat untuk pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Seperti halnya di Sumatera Barat, Kementerian ESDM antara lain dengan penyediaan air bersih melalui pengeboran sumur air tanah dalam, dan penyediaan Penerangan Jalan Umum (PJU) hemat energi,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Kota Bukittinggi, Jum’at (12/5/2017).
Menurut Ignasius Jonan, saat ini di Sumatera Barat telah resmi terdapat 14 titik pengeboran air tanah dalam, yang telah dibangun dengan APBN 2016. Air bersih dari 14 titik pengeboran air tanah tersebut, dapat dinikmati oleh 38.880 jiwa.
“Tahun 2016 lalu ada sekitar 200 sumur bor air bersih dibangun di seluruh Indonesia, di provinsi Sumatera Barat dapat 14 sumur, 1 sumur diantaranya di Bukittinggi,” ungkapnya.
Empat belas titik tersebut terdapat di 11 kabupaten/kota yaitu Bukittinggi, Agam, Dharmasraya, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, dan Tanah Datar. Peresmian dilakukan di salah satu titik pengeboran sumur air tanah di Kecamatan Mandiangan Koto Selayan, Bukittinggi.
Dengan demikian sambung Ignasius Jonan, sejak tahun 2005 hingga tahun 2016, total lokasi pengeboran sumur air tanah, di Sumatera Barat, telah dilakukan sebanyak 52 titik di kabupaten/kota dan diperuntukan bagi 149.760 jiwa.
Menurut Ignasius Jonan untuk tahun 2017 ini, pengeboran sumur air tanah bawah di Sumatera Barat dilakukan untuk 9 titik di 7 kabupaten/kota dan diperuntukkan bagi 25.920 jiwa. Termasuk juga dibangun sekitar 200 sumur juga, di Provinsi Sumatera Barat dapat sembilan sumur, dan untuk Kota Bukittinggi ada dua sumur yang dibangun.
Pada kesempatan ini, Menteri ESDM Ignasius Jonan juga meresmikan pemasangan PJU di wilayah Propinsi Sumatera Barat yang telah dilaksanakan di 7 lokasi, terdiri dari PJU Tenaga Surya (TS) dan PJU retrofit (mengganti lampu konvensional menjadi lampu LED). Total penyediaan PJU TS tersebut sebanyak 615 unit, dan PJU retrofit sebanyak 1.950 unit.
“Tujuh lokasi meliputi Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Sawahlunto,” terangnya.
Proyek yang bersumber dari APBN 2016 tersebut sambung Ignasius Jonan, dilakukan dengan biaya sekitar Rp 23,8 miliar. Selain sebagai upaya konservasi energi, implementasi PJU dilakukan sebagai dukungan terhadap kebijakan energi yang ramah lingkungan.
“PJU ini adalah bagian dari kampanye konservasi energi, penggantian lampu listrik dengan teknologi lampu LED. Selain itu, PJU ini kan akan hemat banyak untuk pembayaran listrik. Total penghematan listrik yang diperoleh dengan PJU di Sumatera Barat diperkirakan dapat mencapai 1,5 GWh per tahun dengan penurunan emisi sebesar 1,29 ton CO2 per tahun,” tukas Ignasius Jonan.
Tahun 2016, implementasi PJU telah dilaksanakan di 93 kota/kabupaten se-Indonesia dengan anggaran sebesar Rp. 163 miliar. Total titik lampu yang telah dipasang sebanyak 12.437 lampu, terdiri dari PJU TS sebanyak 5.005 unit dan PJU retrofit sebanyak 7.432 unit.
Sebelum melakukan peresmian pada siang hari tersebut, Menteri ESDM juga melakukan pertemuan dengan stakeholders sektor energi di Bukittinggi, pada pagi harinya (12/05). Pertemuan stakehoder diikuti lebih dari 100 orang antara lain Komisi VII DPR-RI, Walikota Bukittinggi, Jajaran Kementerian ESDM, Dewan Energi Nasional, SKK Migas, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), Badan Usaha Migas, Ketenagalistrikan dan EBTKE, Asosiasi panas bumi, Hiswana Migas, dan Akademisi. (Sumber RRI)