Catatan Zulnadi
MAKKAH, SEMANGATNEWS.COM – Masjidil Haram, Makkah tak pernah sepi dari serbuan ummat muslim yang datang dari penjuru dunia. Mereka menghimpun amal sebanyak banyaknya menjelang Wukuf di Arafah tanggal 8 Zulhijjah 1445 H bertepatan tanggal 14 Juni 2024 mendatang.
Sebuah hadis riwayat Ibnu Majah menyebutkan bahwa keutamaan luar biasa bila shalat di Masjidil Haram. Sebab, Allah melipatgandakan pahala shalat di Masjidil Haram sampai 100 ribu kali dibanding di tempat lain. Sedangkan shalat di Masjid Nabawi lebih utama 1000 kali shalat di tempat lain.
Baca Juga : Catatan Zulnadi: Berihram Sejak di Padang Tapi Niatnya di Jeddah
Agaknya inilah yang mendorong ummat Islam untuk tidak pernah lelah mendatangi Masjidil Haram untuk berebut amal sebanyak banyaknya baik di musim haji maupun bukan.
Orang tua renta dengan kondisi pisik terbatas pun tak mau kalah dengan tenaga muda yang lebih kuat. Lelah berjalan kaki maka ada jasa kursi dorong, mulai dari terminal hingga ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Jaraknya kurang lebih 500 meter dari terminal. Jasa kursi roda ini juga diperbolehkan saat tawaf dan sa’i maupun nantinya ketika di Arafah, Musdalifah, Mina dan saat melempar jumrah.
Musim haji tahun ini, 1445 H, suhu di Makkah lumayan tinggi antara 40- 48 derajat celcius. Untuk itu jemaah haji Indonesia dianjurkan shalat di hotel saja jika tak tahan dengan sengatan Matahari yang sejak kedatangan jemaah Indonesia, Makkah belum pernah diguyur hujan. Oleh karenanya suhu panas tersebut masih dirasakan hingga malam.
Panas ya panas, tapi agaknya belum seperseratusribu panas bila di Padang Mahsyar nantinya. Rasanya rugi besar tidak dimanfaatkan waktu selama di Makkah.
Apalagi bagi jemaah Indonesia, telah disiapkan armada bus antar jemput dari hotel ke terminal dan sebaliknya. Paling berjalan kaki itu hanya 500 meter menuju halaman Masjidil Haram. Bila sudah sampai di bagian dalam maka udara terasa sejuk. Lama lama bisa kedinginan pula maka dianjurkan bawa jaket.
Bagi yang baru tiba di Makkah, mereka akan melakukan Umroh Wajib dengan mengenakan Ihram yang diawali tawaf keliling ka’bah 7x dan dilanjutkan Sa’i juga tujuh kali. Setelah itu menggunting rambut (tahlul) pertanda Ihram sudah boleh diganti dengan pakaian biasa.
Usai Umroh wajib, aktifitas berikutnya adalah shalat wajib 5 waktu sehari semalam. Hampir setiap waktu ummat memadati Masjidil Haram hingga ke pelataran paling luar mendekati terminal. Ada juga yang melakukan umroh sunat dan atau badal umroh.
Non stop 24 jam aktifitas ummat silih berganti melakukan ibadah di Masjid yang dirintis dan dibangun Nabi Ibrahim Alaisalam 40 abad yang lalu. Namun bila merujuk masa hidup Nabi Adam Alaisalam, kota Makkah sudah ada sejak 80 abad lalu.
Adapun kisah pembangunan Ka’bah tertulis di dalam beberapa surat Alquran, seperti QS Al-Maidah ayat 97, QS Al-Baqarah ayat 127, dan QS Al-Imran ayat 96. Pembangunan Ka’bah diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 SM.
Kemakmuran dan amannya Makkah khususnya dan Arab Saudi umumnya saat ini adalah lantaran makbulnya doa Nabi Ibrahim AS kala melihat negeri Makkah sebuah lembah yang berbatu yang tidak ada tumbuh tumbuhan.
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman dan jauhkan aku dan anak anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala” ( surat Ibrahim, 35).
Di negeri kelahiran Nabi Muhammad ini memang tidak ada hutan dan kebun yang ada hanya bebatuan. Namun keperluan buah-buahan untuk penduduknya di datangkan dari luar negeri konon dari Thailand yang harganya cukup murah.
Rahmat dan nikmat Allah untuk negeri Makkah akan terus mengalir sepanjang zaman. Kebun luas dan besar memang tidak ada. Namun gedung pencakar langit tumbuh bagaikan jamur. Ratusan hotel mengelilingi Masjidil Haram yang siap menampung pengunjung baik saat haji maupun umroh yang datang dari penjuru. Mereka datang membawa kemakmuran untuk penduduk Makkah sepanjang waktu.
Masjidil Haram memiliki luas sekitar 357 ribu meter persegi yang bisa menampung hingga 2 juta orang jamaah.
Inilah doa Nabi Ibrahim AS untuk kemakmuran negeri Makkah, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunan ku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau( Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka, dan beri rezeki lah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (Ibrahim, 37). **