SEMANGATNEWS.COM – Trading spot berbeda jauh dengan trading futures crypto. Salah satu pembedanya adalah Leverage. Pada faktor inilah trader atau investor bisa berpeluang berkali-kali lipat. Namun hal ini juga mendatangkan kerugian yang besar juga.
Agar tidak mengalami resiko kerugian, maka kamu harus bisa membaca bitcoin grafik sebagai bahan analisa teknis dari pergerakan harga.
Karena pada dasarnya posisi dengan penggunaan leverage sangat rentan terhadap fluktuasi harga, yang dapat menyebabkan ekuitas trader langsung menjadi negatif. Di kondisi ini, kerugian mungkin melebihi margin dasar.
Sistem likuidasi dirancang untuk mencegah agar akun trader tidak mengalami ekuitas negatif. Ada berbagai alat yang bisa digunakan untuk menghindari likuidasi, seperti pemantauan margin, penerapan stop-loss, atau penggunaan level leverage yang lebih rendah.
Memulai aktivitas trading dapat menjadi tantangan tersendiri. Terdapat banyak regulasi dan kemungkinan yang perlu dipikirkan sebelum terjun ke perdagangan futures.
Salah satu elemen penting untuk mencapai keberhasilan dalam trading adalah merencanakan strategi dengan seksama untuk setiap transaksi sambil memahami jumlah modal yang berisiko.
Dalam konteks perdagangan futures, di mana leverage mudah diakses, penting untuk mengetahui berapa banyak modal dan besaran leverage yang digunakan, untuk memahami total paparan risiko. Terkadang, kerugian dalam suatu posisi bisa menyebabkan likuidasi.
Apa itu likuidasi dalam trading futures crypto?
Secara umum, likuidasi berarti mengkonversi aset menjadi uang tunai. Dalam perdagangan futures, likuidasi adalah keadaan yang sebaiknya dihindari. Dalam konteks perdagangan futures crypto, posisi yang mengalami kerugian ditutup secara paksa untuk mencegah trader terjerumus ke ekuitas negatif.
Posisi dengan leverage rentan pada pergerakan harga yang fluktuatif, yang dapat dengan cepat membuat ekuitas trader menjadi negatif. Dalam hal ini, kerugian mungkin melebihi margin minimum yang ada.
Akibatnya, trader yang mengalami kerugian akan dilikuidasi. Proses ini tidak bisa dikontrol dan terjadi secara otomatis ketika perdagangan mencapai ambang harga tertentu.
Proses likuidasi bisa terjadi dengan cepat atau lambat, tergantung pada seberapa besar leverage yang digunakan dalam trading. Sebagai contoh, penggunaan leverage yang lebih rendah dapat mengurangi kemungkinan likuidasi setelah terjadinya penurunan kecil di pasar.
Kapan likuidasi terjadi?
Mari kita lihat contoh yang sederhana. Misalkan kamu memulai trading senilai $100 dengan posisi long leverage pada BTC/BUSD. Dengan leverage 20x, posisi kamu bernilai total $2000.
Jika harga BTC turun hanya 5%, maka margin awal sebesar $100 akan sepenuhnya hilang. Jika kamu tidak dapat memenuhi panggilan margin untuk mempertahankan transaksi, maka posisi kamu berisiko untuk dilikuidasi.
Seberapa besar kerugian yang sanggup kamu toleransi saat berdagang, serta strategi dalam menentukan besar leverage. Hal ini terutama berlaku dalam situasi volatilitas di pasar crypto. Oleh karena itu, kami memberlakukan batasan leverage bagi akun-akun baru, guna melindungi pengguna baru dari risiko dan akibat yang tidak diinginkan akibat penggunaan leverage yang tinggi.
Untuk itulah kamu harus menyadari dampak dari penggunaan leverage dan kondisi di mana praktik ini dapat negatif mempengaruhi peluang perdagangan yang memiliki peluang. Kami juga meyakini bahwa penggunaan leverage secara berlebihan bukanlah hal yang diinginkan oleh klien.
Contoh Penggunaan Leverage di Pintu Pro Futures
Bayangkan kamu membuka posisi long dengan menggunakan leverage 5x. Jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi yang kamu ambil sejauh 20%, maka ada kemungkinan kamu akan mengalami likuidasi.
Dengan leverage 100x, bahkan pergerakan sebesar 1% bisa membuat posisi seorang trader hilang. Semakin tinggi leaveragenya, maka jarak antara harga likuidasi dan harga masuk pun akan semakin sedikit.
Berikut adalah ilustrasi perhitungannya:
Dengan memilih leverage 5x, kamu membuat posisi yang lima kali lebih besar dibandingkan dengan modal awalmu. Untuk menentukan titik likuidasi, kita harus membagi 100% dengan nilai leverage: 100% / 5 = 20%.
Jadi, jika terjadi pergerakan pasar sebesar 20% yang berlawanan dengan posisi yang dipilih, maka kemungkinan besar kamu akan mengalami likuidasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa modal awal mu tidak cukup untuk menutupi kerugian yang diakibatkan oleh posisi dengan leverage tersebut.
Semakin tinggi leverage yang dipilih, semakin besar miliki peluang dan rugi. Meskipun ada potensi untuk mendapatkan peluang yang signifikan, leverage juga membawa risiko kerugian yang besar. Sangat penting untuk memanfaatkan leverage dengan hati-hati dan menyadari risiko yang ada.
3 Rekomendasi untuk Menghindari Likuidasi
Ada beberapa metode yang dapat diadopsi untuk menghindari likuidasi dalam konteks yang lebih luas. Pedagang harus sadar bahwa kerugian dalam trading bisa saja terjadi, tetapi likuidasi tidak selalu harus mengikutinya.
Terdapat alat yang dapat digunakan untuk mencegah likuidasi, seperti pemantauan margin, penerapan stop-loss, atau memilih untuk menggunakan tingkat leverage yang lebih rendah.
Terapkan Stop Loss
Pertama-tama, cara yang paling langsung untuk mencegah likuidasi adalah dengan menerapkan stop loss yang berada di atas harga likuidasi.
Stop loss merupakan alat yang ditawarkan oleh sebagian besar platform trading, yang memungkinkan pedagang untuk mengatur penjualan otomatis saat harga aset turun ke titik tertentu yang telah ditetapkan.
Dengan mengkombinasikan stop loss dan kalkulator likuidasi, pedagang dapat melindungi modal mereka dari kerugian total, khususnya dari likuidasi.
Meskipun mungkin kamu tetap akan mengalami kerugian, penggunaan stop loss akan menghindarkan kamu dari kehilangan seluruh modal trading serta tanggung jawab untuk membayar biaya likuidasi. Siapa yang ingin menanggung kerugian dan konsekuensi yang dihasilkan? Dengan penggunaan stop-loss, kamu dapat mencegahnya.
Pilih Leverage yang Lebih Rendah
Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan trading. Walaupun memakai leverage tinggi bisa terlihat lebih menarik, memilih leverage yang lebih kecil selalu menjadi pilihan yang lebih aman.
Meskipun leverage tinggi dapat memberikan peluang besar, hal ini juga dapat melipatgandakan kerugian kamu. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, leverage yang tinggi dapat merugikan trader bahkan dengan perubahan harga yang minimal.
Dengan menggunakan leverage yang lebih rendah, kamu dapat menghadapi pasar cryptocurrency yang fluktuatif dengan lebih baik dan aman.
Awasi Rasio Margin
Metode lainnya yang dapat digunakan oleh trader adalah mengawasi rasio margin mereka. Ketika rasio margin mencapai angka 100%, posisi akan dilikuidasi.
Untuk mencegah situasi ini, trader dapat meningkatkan margin dalam perdagangan mereka serta mengecilkan posisi yang dimiliki (mengurangi leverage). Metode ini mirip dengan menjaga posisi tetap saat rasio mendekati angka 100% (ketika perdagangan berjalan di jalur yang tidak diinginkan).
Meningkatkan margin atau mengecilkan leverage sama dengan memulai trading dengan tingkat leverage yang lebih rendah. Perbedaannya adalah mempertahankan rasio margin tertentu bisa dilakukan untuk waktu yang lebih lama dan merupakan pendekatan yang dinamis.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.