MASJID RAYA SUMBAR TAK BER-AC NAMUN SEJUK.

by -

Oleh Zulnadi

Kemegahan dan keindahan arsitektur Masjid Raya Sumbar membuat pengunjung berdecak kagum.
Masjid yang terletak di ujung Jalan Khatib Sulaiman Padang itu, kini menjadi sasaran para pelancong dari berbagai daerah dan negara.

Mereka sepertinya rugi bila tidak bertandang ke Masjid ini. Taglin: “Bila ke Sumbar belum ke Bukittinggi sepertinya tergantikan oleh keberadaan Masjid Raya ini”.

Bagi yang beragama islam pasti dimanfaatkan untuk shalat terasa lebih khusuk dengan permadani empuk. Mereka santai berselfi selfi sembari menikmati kemegahan bangunan yang begitu unik perpaduan islami dan minang.

Untuk saat sekarang Masjid Raya ini tidak memakai AC sebagaimana masjid lainnya. Namun hawa sejuk sepertinya melebihi dari ber ac.

Desain bangunan ini memang dirancang sedemikian rupa oleh Rizal Muslimin. Siklus udara dari berbagai penjuru diberi ruang untuk bebas masuk, sehingga hawa panas luar yang terkadang mencapai 35 derjat celsius tak terasa sampai ke dalam.

Diawali peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007, ketika itu Gubernurnya adalah Gamawan Fauzi,SH.

Gamawan yang Bupati dua periode di kabupaten Solok saat terpilih menjadi Gubernur tahun 2005 dengan pasangannya Marlis Rahman sepertinya ingin berbuat sesuatu yang monumental.

Pilihan beliau jatuh pada dibangunnya Masjid yang representatif besar dan luas dengan kapasitas tampung 6000an jemaah menggantikan Masjid Nurul yang tak mungkin dikembangkan lagi
Maka, Gamawan Fauzi melirik areal SPMA yang terletak di jantung kota Padang.

Jadi Gamawanlah peneruka awal dibangunnya Masjid Raya Sumbar yang kini tegak megah di Ranah Minang. Gamawan memang tidak sempat menghabisi periode pertamanya sebagai gubernur lantaran dianya diminta SBY masuk kabinet. Maka putra Alahan Panjang ini dilantik sebagai Menteri Dalam Negeri. Sisa setahun jabatan Gubernur dilanjutkan oleh Wakilnya Marlis Rahman yang istimewanya Gamawan pula yang melantik Marlis di gedung DPRD Sumbar.
Oleh karena itu fakta dan sejarah Gamawan lah peneruka dibangunnya mesjid kebanggan ini, meskipun tak dipungkiri peran Irwan Prayitno sebagai gubernur berikutnya cukup besar untuk finishingnya.

Konstruksi masjid Raya yang tahan gempa terdiri dari tiga lantai. Ruang utama dipergunakan sebagai ruang shalat terletak di lantai atas, terhubung dengan teras yang melandai ke jalan.

Denah masjid berbentuk persegi melancip di empat penjurunya. Ini mengingatkan kita bentuk bentangan kain ketika empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berbagi kehormatan memindahkan batu Hajar Aswad.

Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau rumah gadang yang unik itu.
Kini Masjid Raya tak hanya untuk kegiatan Islam tetapi sudah dijadikan pula salah satu destinasi objek wisata bagi pelancong dari manapun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.