Masa Depan Ekonomi Sumbar, Pariwisata dan Eksportir Komoditi

by -

SEMABGAT PADANG-Masa depan ekonomi Sumbar di masa datang, akan ditentukan oleh industri pariwisata dan ekspor berbasis komoditi unggulan. Karena itu, mulailah bersiap dari sekarang.

Demikian benang merah dari seminar nasional bertajuk “Ekonomi Sumatera Barat, Kini dan Masa Datang” yang digelar ISEI Cabang Padang, Kamis 4 Mei di Aula Bank Indonesia Padang. 

Tampil sebagai pemakalah Andrinof Chaniago (Komut BRI), Puji Atmoko (Kepala BI Padang), Ramal Saleh (eksportir), Era Permana Sari (LBH Padang), Suharizal Handra (Unand) dan Syafruddin Karimi (Unand).

Menurut Ramal Saleh, ekspor komoditi diyakini membawa kesejahteraan petani Sumbar. Saat ini saja, nilai ekspor mencapai 26 miliar dolar AS per tahun. Angka ini melebihi jumlah APBD Sumbar dan kabupaten/kota yang ada. 

Saat ini, ekspor komoditi Sumbar masih didominasi minyak sawit, gambir dan kulit manis. Kedepan volume dan variasi komoditi nya harus ditambah. “Komoditi unggulan mesti segera ditanam agar petani sejahtera,” kata Ramal Saleh, yang sudah malang melintang sebagai eksportir pinang dan gambir. 

Dalam pandangan Ramal Saleh, era sawit sudah saatnya dihentikan. Sebagai penjelasan nya, dua hektar sawit saat ini bisa menghasilkan 2 juta hingga 2,5 juta per bulan. Jika lahan dua hektar tersebut ditanami merica maka hasil per bulannya mencapai 17 juta. Jika ditanami buah pala di atas lahan dua hektar maka hasil per bulannya mencapai 26 jt. Mau hasil lebih besar lagi, tanami lahan dua hektar itu dengan tanaman vanile.

Untuk menyiapkan Sumbar sebagai penghasil komoditi unggulan yang berorientasi ekspor, maka dari sekarang mari mulai bertanam buah pala, merica, pinang, gambir, vanile, kulit manis, kopi dan coklat. Semua tanaman tersebut cocok di daerah Sumbar. 

Selain komoditi ekspor, sektor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar ke depan adalah pariwisata. Karena itu, tokoh nasional Andrinof Chaniago dan Ramal Saleh sepakat pariwisata Sumbar mesti dibenahi secara menyeluruh, mulai dari destinasi, sumber daya manusia, infrastruktur dan mental masyarakat di sekitar objek wisata. “Kita jangan setengah setengah membenahi pariwisata jika Sumbar ingin maju,” kata Andrinof Chaniago, yang juga Komisaris Utama BRI. 

Andrinof juga menyinggung soal pertumbuhan ekonomi Sumbar yang di atas rata rata nasional. Namun pertumbuhan ini tidak diikuti penyerapan tenaga kerja. Buktinya, jumlah pengangguran juga meningkat. “Angka pengangguran yang meningkat ini membuat saya heran. Mestinya angkanya turun bersamaan naik nya pertumbuhan ekonomi. Ada sesuatu, bisa saja kualitas tenaga kerja atau faktor kemalasan,” kata Andrinof Chaniago. 

Seminar nasional ISEI ini dipandu oleh dua moderator handal, Firwan Tan dan Indraswari. “Saya sangat senang seminar ini menghasilkan banyak hal untuk menggerakkan ekonomi Sumatera Barat ke depan. Nanti kita serahkan kepada Pemprov hasil seminar ini,” kata Werry Darta Taifur, mantan Ketua ISEI Cabang Padang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.