SEMANGATNEWS.COM – Kunci jawaban berikut diperlukan sebagai pedoman bagi adik-adik untuk belajar, terutama untuk adik-adik Kelas 5 SD/MI. Kunci jawaban juga diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
Kali ini kunci jawaban yang dibahas adalah bacaan 2, Bagian Literasi, Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita.
Materi yang ditampilkan berasal dari Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017. Bacaan 2 dimulai dari halaman 148 sampai 150.
Materi yang dijabarkan yaitu ‘Hemat Air’.
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 148 149 150
Bacaan 2
Hemat Air
”Kak, ayo main air!” ajak Raka, adikku. Aku lihat dari jauh Raka sedang memainkan selang air. Air itu disiram-siramkan di badannya. Kemudian, air juga disemprot-semprotkan pada tanaman. Badannya sudah basah kuyup. Air sudah mengalir ke mana-mana. Air membuat becek halaman rumah. Aku tidak bisa membiarkan kelakuan Raka. Maka, aku hampiri Raka.
”Raka! Hentikan!” teriakku kepada Raka, sambil tanganku mematikan keran air. Seketika Raka menghentikan tingkahnya.
”Kak Ines! Mengapa dimatikan? Aku kan sedang main air. Kakak ganggu saja,” kata Raka memprotesku.
”Lihat, Raka! Air dari slang air ini mengalir ke mana-mana. Halaman rumah tergenang air. Becek, Ka,” kataku kepada Raka.
”Kan, asyik, Kak,” jawab Raka, ”ayo, Kak! Kita main air bersama….”
”Kamu memang bandel. Kakak nggak mau. Sekarang mandilah di kamar mandi. Bilas badanmu….”
Mula-mula Raka tidak mau menuruti kata-kataku. Ia tetap masih ingin main air. Bahkan, ia mulai merengek memintaku untuk menghidupkan keran air. Aku tetap menolak keinginan Raka. Kami pun bertengkar. Raka bersikeras untuk tetap bermain air. Aku pun bersikeras melarang Raka bermain air. Karena bertengkar, aku tidak menyadari ayah menghampiri kami.
”Ines, Raka! Ayo, berhenti bertengkar!” tegur ayah. Seketika kami pun berhenti bertengkar.
”Raka, letakkan slang itu! Segeralah bilas badanmu di kamar mandi!” suruh ayah kepada Raka. Tanpa sepatah kata pun Raka meletakkan slang dan berjalan ke kamar mandi.
”Ines, ayo, bantu ayah membersihkan genangan air ini,” kata ayah.
”Ya, Yah,” jawabku, lalu membantu ayah membersihkan genangan air.
Setelah selesai membantu ayah, aku pun mandi. Ayah berpesan, setelah selesai mandi, aku dan Raka ditunggu ayah di teras belakang rumah. Aku pun mengiyakan perintah ayah.
Beberapa saat setelah mandi, aku mengajak Raka ke teras rumah. Ternyata di situ ayah dan ibu sudah menunggu kami. Mereka duduk di kursi teras. Aku lihat di atas meja ada teko dan empat buah cangkir. Ada juga sepiring pisang goreng.
”Duduklah Ines, Raka,” perintah ibu kepada kami. Kami pun duduk di antara ayah dan ibu.
”Raka, minum wedang jahe dulu. Badanmu pasti dingin karena main air,” kata ibu kepada Raka.
”Ya, Bu,” jawab Raka sambil menuang wedang jahe dalam cangkir. Ayah, ibu, dan aku juga menuang wedang jahe ke cangkir kami masing-masing. Sambil menikmati wedang jahe dan pisang goreng, kami pun berbincang-bincang.
”Raka, perbuatanmu main air tadi tidak baik. Kamu sudah menghambur-hamburkan air. Kamu kan tahu kalau air di rumah kita adalah air dari PAM. Setiap bulan kita membayar air yang kita gunakan. Uang yang kita bayarkan kepada PDAM sesuai banyaknya air yang kita gunakan. Maka dari itu, kita harus hemat air,” terang ayah.
”Bagaimana caranya, Yah?” tanyaku.
”Ada banyak cara dapat kita lakukan,” jawab ayahku.
”Apa saja itu, Yah?’
”Sebetulnya, kita sudah melakukan hemat air tanpa kalian sadari. Setiap hari kalian mandi dengan shower tidak dengan gayung. Dengan gayung kita dapat menghabiskan air sekitar 15 liter. Kalau menggunakan shower, kita dapat hemat 60%. Selain itu, keran yang ada di rumah ini adalah digunakan untuk mengalirkan air secara hemat. Nah, kalau kalian selesai mengalirkan air dengan keran, segeralah matikan. Tindakan yang kamu lakukan tadi, Raka, itu sangat tidak hemat air bahkan menghambur-hamburkan air,” jelas ayah.
”Di rumah ini yang paling hemat air adalah ibu,” kata ayah.
”Mengapa ibu, Yah?” tanyaku kepada ayah.
”Coba, Bu, jelaskan kepada Ines dan Raka, mengapa ibu hemat air.”
”Setiap hari ibu menampung air. Dengan air tampungan itu ibu mencuci peralatan makan dan pakaian. Setelah digunakan untuk mencuci, airnya ibu gunakan untuk menyiram tanaman dan membersihkan kloset. Nah, Ines, air yang kamu pakai untuk menyiram tanaman itu sebetulnya air bekas mencuci beras dan sayuran.”
”Benar, Bu? Wah, aku baru tahu. Aku pikir air itu memang sengaja ditampung dari keran air,” kataku mengomentari keterangan ibu.
”Betul, Nes.”
”Masih ada lagi kah, Ayah, penghematan air di rumah ini?” tanya Raka.
”Kalau ibu menyuruh kalian untuk menggunakan peralatan makan yang belum terlalu kotor, itu bukan berarti jorok. Itu juga salah satu cara untuk menghemat air. Peralatan itu tidak harus dicuci berkali-kali. Jadi, kita dapat menghemat penggunaan air.”
”Cara lain menghemat air adalah menggunakan sedikit deterjen untuk mencuci baju sehingga tidak harus berkali-kali membilasnya. Menyiram tanaman hanya pada pagi hari juga dalam rangka menghemat air.”
”Nah, itu cara-cara menghemat air yang sudah kita lakukan di rumah ini,” kata ayah.
”Yah, apakah resapan yang ayah buat di halaman itu juga dalam rangka menghemat air?” tanyaku.
”Betul, Nes. Itu namanya biopori. Fungsinya untuk menghemat air.”
Senang sekali rasanya aku sore ini. Gara-gara Raka main air, aku jadi tahu cara menghemat air. Dalam hati aku berjanji untuk selalu menghemat air.
—
*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sumber:
– Buku Guru SD/MI Kelas V Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
– Buku Siswa SD/MI Kelas V Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(Semangatnews.com)