Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 9 10 11 12 14 15, Pembelajaran 2 Subtema 1

by -
Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 9 10 11 12 14 15, Pembelajaran 2 Subtema 1
Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 9 10 11 12 14 15, Pembelajaran 2 Subtema 1

SEMANGATNEWS.COM – Simak di bawah ini pembahasan soal dan kunci jawaban Tema 2 Kelas 6 SD/MI halaman 9 10 11 12 14 15, Pembelajaran 2 Subtema 1.

Materi Pembelajaran 2 yang dimulai dari halaman 8 sampai 16, merupakan bagian dari Subtema 1 Rukun dalam Perbedaan, Tema 2 berjudul Persatuan dalam Perbedaan.

Materi pertanyaan dan soal di bawah ini, disadur dari Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 atau K13 edisi revisi tahun 2018.

Pada Pembelajaran 2 ini, akan dibahas tentang: menuliskan pengalaman hidup rukun dalam kehidupan di sekolah, hingga pelajaran matematikan, mengurutkan pecahan.

Berikut kunci jawaban Kelas 6 Tema 2 halaman 9 10 11 12 14 15:

Kunci Jawaban Halaman 9 10 11

Ayo Mengamati

Amati gambar tentang masyarakat yang hidup rukun dalam perbedaan berikut!

Bacalah teks berikut!

Perbedaan yang Menguatkan

Kampung Cempaka adalah sebuah kampung transmigran. Warganya berasal dari berbagai daerah padat di Pulau Jawa. Hal itu menjadikan mereka berbeda suku maupun agama.

Di Kampung Cempaka, hiduplah lima orang sahabat. Ada Asnah yang berdarah Sunda, Utami dari Banyuwangi, Toni, seorang anak etnis Tionghoa yang sebelumnya tinggal di Semarang, Wande dari suku Tengger di Jawa Timur, dan Marta, anak seorang pendeta yang dahulu tinggal di Solo. Di Kampung Cempaka, rumah mereka bersebelahan dan mereka pergi ke sekolah yang sama. Itu sebabnya mereka sangat akrab. Mereka suka bermain bersama dan sering menghabiskan waktu di rumah satu sama lain.

Meskipun berbeda suku, kebersamaan begitu kental terlihat dalam keseharian mereka. Bersama anak-anak lain di Kampung Cempaka, mereka setiap akhir minggu berkumpul di balai utama kampung. Biasanya, selain berolahraga bersama, mereka juga kerap berkeliling ke rumah warga, membantu melakukan apa saja yang dibutuhkan warga.

Kadang-kadang mereka membantu warga lanjut usia, sekadar membereskan rumah atau menyiapkan makanan. Sesekali mereka juga membantu orang tua yang sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan. Dari Toni, mereka belajar menari Barongsai. Lalu mereka ajarkan tarian itu kepada anak-anak sekampung. Sementara itu, setiap tiba saat panen, Wande dan keluarganya akan sibuk memimpin warga membuat Tumpeng Gede, yaitu nasi khas dari daerah Tengger yang dibuat untuk mensyukuri berkah Tuhan dalam wujud panen raya.

Sikap toleransi yang ditunjukkan kelima sahabat itu memang sekadar berupa hal-hal kecil. Hal kecil dalam keseharian itulah yang mencerminkan kehidupan Bhinneka Tunggal Ika di Kampung Cempaka yang kaya akan perbedaan. Mereka hidup damai berdampingan dan tulus saling menjaga.

Perbedaan tidak menghalangi persatuan. Dengan bersatu, kita dapat melakukan banyak hal.

Setelah mengamati gambar dan membaca teks tentang hidup rukun dalam perbedaan, tulis hal yang kamu ingin ketahui lebih lanjut dalam bentuk pertanyaan!

Jawaban:

– Apa manfaat perbedaan dalam masyarakat?
– Apa saja penyebab perbedaan yang ada dalam masyarakat?
– Bagaimana cara bergaul dalam perbedaan latar belakang budaya?
– Sikap apa saja yang dibutuhkan dalam menghadapi perbedaan?

Tulis kesimpulan tentang persatuan melalui hidup rukun dalam perbedaan pada bagan berikut!

Jawaban:

– Apa perbedaan yang ada?
Berbeda daerah asal, suku dan agama. Ada yang berasal dari Sunda, Banyuwangi, Semarang, Jawa Timur, dan Solo. Ada yang berdarah sunda, jawa, dan etnis tionghoa. Ada pula anak seorang pendeta.

– Bagaimana menyikapinya?
Meskipun berbeda daerah asal, suku, dan agama, mereka saling bertoleransi. Mereka sering berolahraga bersama dan berkeliling ke rumah warga. Setiap akhir minggu berkumpul di balai utama kampung dan saling membantu melakukan apa saja yang dibutuhkan warga.

– Apa manfaat hidup rukun?
Hidup rukun akan terasa damai, berdampingan, tulus, saling menjaga, bersat sehingga dapat melakukan banyak hal.

Ceritakan pengalamanmu tentang hidup rukun di lingkungan tempat tinggalmu! Jelaskan tentang:
• perbedaan yang ada,
• kegiatan yang dilakukan teman/warga bersama-sama secara rukun,
• sikapmu dan sikap keluargamu terhadap perbedaan yang ada,
• manfaat yang kamu rasakan dari persatuan dalam perbedaan.

Jawaban:

Hidup rukun dapat kita jumpai di mana saja. Hidup rukun juga dapat kita lihat dalam kehidupan di sekitar kita misalnya saja di sekolah. Dalam satu kelas siswa memiliki latar yang berbeda-beda baik latar budaya maupun latar agama. Seperti yang terjadi di kelasku saat ini. Dari semua siswa dikelasku ternyata berasal dari daerah yang berbeda beda. Wawan berasal dari Jawa Barat, Albert berasal dari Maluku, Edison Manurung bersal dari Sumatera Utara.

Asal daerah juga berpengaruh terhadap agama yang mereka anut seperti disebutkan dii atas Wawan beragama Islam, Albet beragama Kristen, dan Edison beragama Katholik. Namun perbedaan yang ada tidak menghalangi kami untuk selalu bekerjasama dan saling membantu. Misalnya saja saat mendapat tugas kelompok kami dapat bekerja sama dengan baik. Dalam segala kegiatan kami selalu bekerjasama.

Dengan hidup rukun ternyata kita mendapatkan banyak manfaat. Beberapa manfaat yang kita peroleh diantaranya adalah komunikasi menjadi semakin baik sehingga menciptakan persatuan dan jesatuan. Kerukunan juga menambah teman dan menciptakan keharmonisan dalam bermasyarakat. Hidup rukun sangat bermanfaat dalam hidup bermasyarakat.

Sampaikan pendapatmu kepada teman kelompokmu!

Kunci Jawaban Halaman 12 dan 14

Ayo Berkreasi

Semangat persatuan bangsa Indonesia tercermin pada seni budaya lokal, salah satunya adalah melalui tarian. Banyak tarian daerah Indonesia yang menyerukan persatuan.

Bacalah teks berikut dalam hati!

Lego-Lego, Tari Adat Alor Bermakna Persatuan

Tarian adat adalah salah satu kekayaan budaya yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tarian adat kerap memiliki pesan dan makna yang luhur. Salah satunya ada pada tari Lego-lego dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tarian ini ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri. Pada masing-masing kawasan di Kabupaten Alor terdapat gaya tari dan nyanyian yang berbeda-beda, namun formasinya tetap sama, yakni lingkaran. Masing-masing nyayian dan pantun yang diungkapkan saat menari, memiliki arti serta harapan yang berbeda-beda. Beberapa literatur menyatakan bahwa tarian ini sempat menjadi perang. Sekarang tarian ini lebih sering digunakan untuk menyambut tamu.

Tamu disambut oleh masyarakat yang dituakan, lalu diajak menuju sebuah pohon besar yang rindang, dengan beberapa warga perempuan yang berpegangan tangan mengelilingi pohon. Tamu dipersilakan untuk ikut serta dalam tarian tersebut. Dengan gerakan kaki yang diatur sedemikian rupa, penari akan bergerak mengitari pohon. Pasa saat yang sama, sirih pinang dan minuman sopi ditawarkan. Gerakan kaki dan nyayian di masing-masing daerah bisa saja berbeda, namun bentuk formasi lingkaran dan komponen tradisional lainnya tetap sama.

Di dalam lingkaran, ada tiga lelaki yang memiliki tugas berbeda. Ada pemukul gong yang nadanya akan digunakan untuk menghitung langkah penari, kemudian ada seorang lelaki yang bernyanyi sekaligus mengucapkan pantun, dan seorang lagi bertugas membagikan sirih pinang serta minuman sopi.

Selain menjadi identitas setiap suku, tarian ini menjadi salah satu identitas pemersatu masyarakat Alor yang punya mimpi agar masyarakat dan pendatang terus bersatu membangun kampung serta negeri.

Sumber: beritasatu.com, 8 Juni 2014, dengan penyesuaian.

Diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana melakukan tari Lego-lego.

Jawaban:

Laki-laki dan perempuan secara melingkar dengan cara bergandengan tangan melakukan gerakan tarian.

Setiap tari tradisional terdiri atas penari yang melakukan tarian secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok. Kegiatan menari lebih dari satu orang apalagi berkelompok dalam jumlah yang cukup besar membutuhkan kekompakan.

Posisi dalam menari perlu diperhatikan oleh seorang penari. Pengaturan posisi ini disebut dengan pola lantai.

Seorang penari harus memperhatikan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi saat menari. Pola lantai adalah pola denah yang harus dikuasai oleh seorang penari dan berfungsi untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak.

Perhatikan jenis pola lantai berikut!

Pola Lantai Vertikal (Lurus)

Tari klasik banyak menggunakan pola lantai vertikal. Penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini memberikan kesan sederhana, tetapi kuat. Contoh tari dengan pola lantai lurus adalah Tari Yospan, Papua Tari Serimpi, Jawa Tengah Tari Baris Cengkedan, Bali.

Pola Lantai Diagonal

Penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Contoh tari dengan pola lantai diagonal adalah Tari Gending Sriwijaya, Sumatra Selatan.

Pola Lantai Garis Melengkung

Penari membentuk garis lingkaran. Tari rakyat dan tari tradisional banyak menggunakan pola ini. Pola lantai ini memberi kesan lemah dan lembut. Contoh tari dengan pola lantai melengkung adalah Tari Ma’badong, Toraja, Sulawesi Selatan dan Tari Randai, Sumatra Barat

Temukan berbagai tari daerahmu! Sebutkan pola lantai tariannya!

Jawaban:

Tari Daerah dan Pola Lantainya

No. Nama Tarian | Asal Daerah | Jenis Pola Lantai

1. Tari Piring | Sumatera Barat | Garis Melengkung
2. Tari Saman | NAD | Garis Lurus
3. Tari Gending Sriwijaya | Sumatera Selatan | Diagonal
4. Tari Pendet | Bali | Garis Melengkung
5. Tari Kecak | Bali | Garis Melengkung
6. Tari Seudati | NAD | Garis Lurus
7. Tari Sekapur Sirih | Jambi | Diagonal
8. Tari Tayub | Jawa Barat | Garis Lurus
9. Tari Gandrung Banyuwangi | Jawa Timur | Garis Lurus
10. Joged Bumbung | Bali | Garis Lurus
11. Tari Gareng Lamen | NTT | Gari Lurus
12. Tari Badong Toraja | Sulawesi Selatan | Garis Lurus
13. Tari Randai | Sumatera Barat | Garis Melengkung
14. Tari Baris Gede | Bali | Garis Lurus
15. Tarian Perang | NTT | Garis Lurus
16. Tari Remo | Jawa Timur | Diagonal
17. Tari Yospan | Papua | Garis Lurus
18. Tari Rejang Dewa | Bali | Garis Lurus dan Melengkung
19. Tari Lengger Banyumas | Jawa Tengah | Garis Lurus

Praktikkan pola lantai satu tarian bersama kelompokmu dan tuliskan langkahlangkahnya! Kamu bisa menambah menggambar pola lantai tersebut.

Jawaban:

Tari Piring harus dilakukan dengan pola lantai atau pola garis lintasan tarian. Terdapat paling tidak enam pola lantai yang digunakan dalam Tari Piring, yakni spiral, berbaris, lingkaran besar dan kecil, vertikal, dan horizontal.

Desain spiral yang menggunakan lebih dari satu garis lingkaran yang searah pada anggota badan memberikan kesan lembut. Kemudian masing-masing penari juga membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil.

Mereka juga bergerak maju dan mundur berdasarkan pola lantai vertikal, serta bergerak ke samping berdasarkan pola lantai horizontal. Pola lantai ini menampilkan kesan sederhana tapi kuat.

Kemudian pada akhir pertunjukan, para penari akan melempar piringnya ke lantai hingga pecah, lalu berjalan di atas pecahan piring yang tajam tanpa terluka.

Diskusikan pola lantai tarian tersebut dengan teman kelasmu!

Kunci Jawaban Halaman 15

Ayo Mencoba

1. Didit adalah adik Siti. Ia baru saja membeli kue. Namun, ia sangat kecewa karena ukuran kue yang dibelinya tidak sesuai harapannya. Didit menunjukkan kuenya kepada kakaknya.

Ukuran kue Didit yang dibelinya adalah 1/4 . Ia heran mengapa besaran kuenya lebih kecil dari ukuran kue yang 1/2.

Siti dan teman-temannya membantu Didit menemukan jawabannya. Tahukah kamu apa yang terjadi? Kamu pun bisa membantu Didit. Kamu bisa menggunakan gambar untuk melengkapi jawabanmu.

Jawaban:

Didit membeli kue sebesar 1/4, artinya ukuran kue yang dibeli Didit adalah 1 dari 4 bagian kue yang sama besar. Sedangkan 1/2 artinya 1 dari 2 bagian kue yang sama besar. Sehingga seperempat lebih kecil dari setengah.

Sampaikan jawabanmu kepada teman kelompokmu! Apakah ada jawaban yang berbeda dengan jawabanmu?

2. Didit ingin mengurutkan beberapa bilangan pecahan berikut ini.

Bantulah Didit untuk mengurutkan bilangan pecahan tersebut. Buktikanlah dengan menggunakan gambar.

Jawaban:

Cara mengurutkan bilangan pecahan adalah dengan menyamakan semua penyebutnya. Apabila semua penyebut sudah sama besar, gunakan pembilang sebagai pembanding untuk untuk mengurutkan dari yang terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.

Urutan bilangan pecahan dari terkecil hingga terbesar.

6/4, 1 2/4, 9/4, 2 1/4, 11/4, 3 1/4

Urutan bilangan pecahan dari terbesar hingga terkecil.

3 1/4, 11/4, 2 1/4, 9/4, 6/4, 1 1/4

Siti, Udin, Dayu, Beni, Edo dan Lani memiliki latar belakang yang berbeda. Namun, mereka tidak mempermasalahkan latar belakang tersebut. Mereka dengan senang hati membantu Didit, adik Siti untuk belajar pecahan.

Ayo Renungkan

• Bagaimana sikapmu selama mengerjakan tugas?
• Apakah kamu dapat berdiskusi dengan temanmu?
• Apakah kamu bersedia menerima saran mereka?
• Apakah masih ada materi yang membingungkanmu?

Kegiatan Bersama Orang Tua

• Perhatikanlah lingkunganmu! Adakah sikap baik yang bisa kamu contoh dari penerapan hidup rukun dalam perbedaan?
• Sampaikan hasilnya kepada gurumu!

*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Sumber:
– Buku Siswa SD/MI Kelas VI Tema 2 Persatuan dalam Perbedaan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
– Buku Guru SD/MI Kelas VI Tema 2 Persatuan dalam Perbedaan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(*/SN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.