Kumpulan Puisi Singkat Ayah Terbaik! Penuh Makna – Selamat Hari Ayah 12 November 2021

by -
Hari Ayah 12 november 2021
50 Puisi Singkat Ayah Penuh Makna - Selamat Hari Ayah 12 November 2021

SEMANGATNEWS.COM – Ayah adalah orang kedua setelah ibu yang mencintai segalanya untuk kita dan siap berkorban.

Ayah saya adalah orang kuat yang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kita.

Dia merawat kita sebagai seorang anak dan ayahnya bekerja keras sepanjang hari untuk keluarga kecilnya.

Di Indonesia, Hari Ayah dirayakan pada tanggal 12 November, dan bukan termasuk hari libur. Hari Ayah di Indonesia pertama kali dicanangkan di Balai Kota Solo pada tahun 2006 dan dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat.

Nah, salah satu cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada Ayah adalah dengan memberikan puisi bertemakan “Ayah” kepada Ayah Anda tercinta.

Berikut adalah beberapa contoh Puisi tentang ayah yang dirangkum dari berbagai sumber:

Tak Kenal Lelah

Ketika pagi mulai menjelang,
Kau bersiap-siap untuk berjuang,
Mencari nafkah yang halal,
Bekerja dengan penuh rintangan…

Tak pernah kudengar keluhan,
Yang terlontar dari mulutmu,
Semua kau lakukan dengan ikhlas,
Dengan kesabaran tanpa batas…

Bukan sehari atau sebulan,
Namun di seluruh sisa usiamu,
Kau berkorban tenaga bahkan nyawa,
Demi kebahagiaan kami di rumah…

Engkaulah ayahku,
Sosok pahlawan sejati ku,
Menepis rintang sekeras batu,
Terjang aral yang membenalu…

Meski keringat basahi dahi,
Penat badan sampai ke nadi,
Tetaplah jadi pahlawan kami,
Untuk hari ini sampai nanti…

Perjuangan Dan Do’a

Wahai ayahku,
Betapa besarnya perjuanganmu,
Tak kenal lelah dan lesu,
Tak berhenti meski goresan di kalbu…

Semua kau lakukan demi kamu,
Semua perjuangan tiada ragu,
Do’aku tetap mengalir untukmu,
Agar selamat sentosa selalu…

Ketika engkau sampai ke rumah,
Senyum ikhlasmu tetap tertumpah,
Padahal badanmu begitu lelah,
Namun tetap kau sapa dengan ramah…

Antara perjuangan dan do’a,
Antara harapan dan sepercik asa,
Engkaulah ayah kami tercinta,
Yang kami cintai sepanjang masa…

Pahlawan Sejati

Terkadang,
Aku merasa iri dengan peranmu,
Kegigihan dan semangatmu,
Cinta yang tumbuh di nadimu…

Kau begitu kuat dan tegas,
Namun kasihmu amatlah ikhlas,
Tiada dendam yang membekas,
Tiada hati yang akan panas…

Engkaulah sosok pahlawan sejati,
Pahlawan yang hanya ingin memberi,
Hanya mengharap kebahagiaan kami,
Berharap tiada sedih di hati…

Terima kasih pahlawanku,
Do’a dan harapan tercurah padamu,
Semoga senantiasa sehat selalu,
Dalam siang dan malam berlalu…

“Getar Malam Rinduku”

Ingin ku gali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah nafasku memeluk tentangmu
Puisi-puisi gelap menimang ku

Sajak berairmata merangkulku
Dan merambatkan tiap ratap disekitar gelap
Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahku
Nyanyi cerita tentang dahaga merindu

Seolah kau titipkan restumu
Lewat dingin malam menyuap
Mantra-mantra penghapus basah tatapku
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku

Bahkan suara gitar berbeda saat anganku
Menuju kenangmu
Getar yang memancar melahirkan syair
Bak pujangga berlagu
Ini untukmu, Itu buatmu, Dan doa sebagai baktiku
Aku sungguh merindumu, Ayahku..

“Ayah Segalanya Untukku”

Ayah..
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu kasih telah kau suguhkan
Hanya untuk aku.. anakmu..

Ayah..
Kau ajarkan aku tentang kebaikan
Kau tunjukkan aku tentang arti cinta
Kau jelaskan aku tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang

Ayah..
Betapa mulianya hatimu
Kau korbankan segalanya untukku
Kau banting tulang hanya untukku
Aku berjanji akan tulusnya hatimu
Bahwa aku akan selalu menjagamu
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku
Terimakasih Ayah untuk semua kasih sayangmu..

“Lafaz Cinta Untuk Ayah”

Untukmu ayahku..
Kau tanam cinta dihatiku
Bersemi hingga menyatu dalam jiwaku
Tak pernah luput dalam ingatanku

Bintang yang menemani malamku
Gelap yang menyapa malamku
Dan mentari yang akan temani hariku
Karna tulus dan indah cintamu
Aku akan menjadikanmu raja dalam hatiku
Yang akan terus mendekap hati dan jiwaku

Ayahku..
Cintaku, cinta kami selalu
Dan selamanya tetap bersamamu
Selamat jalan Ayahku..
Akan terus kukirim al-fatihah untukmu
Bukti cintaku padamu..

“Rindu di Antara Hujan”

Tetes demi tetes air langit membasuh wajahku
Membasahi tanah yang telah kering
Bulir  itu terpecah saat membentur bumi
Setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam

Tak dapat ku cegah segala rasa rindu yang kian mendesak
Ingin segera kucurahkan atau sekedar ku ucap
Mataku menerawang pada masa laluku
Dimana aku dengan tanpa segan melompat pada punggung tegapmu
Dimana aku dengan lantang meminta mainan kepadamu

Tersenyum aku dalam lamunanku
Masih teringat jelas rahangmu yang menjadikanmu semakin tampan
Masih pula ku rekam suara tegasmu namun penuh kasih
Atau tentang kekarnya tanganmu yang dengan mudah menggendongku
Atau sekedar menaikkan ku pada kursi yang tinggi
Aku mengingatnya..
Mulai deras tangisanku karenamu..

Ayah..
Aku menitipkan rinduku padamu dari tetes hujan
Tak usah khawatir, aku baik-baik saja disini
Tak perlu kau cemas aku disini selalu tersenyum
Berbahagialah ayah..
Allah akan selalu menjagamu dalam tidur lelapmu
Kita akan berbahagia selalu nantinya..

“Hilang Piluku”

Seandainya..
Matahari itu adalah rasa intimku dengan Ayah
Aku tak tahu bagaimana menghadirkan kembali matahari itu
Satu-satunya matahari yang terbit kemarin
Telah ditelan gerhana berkepanjangan

Apakah ini cemburu?
Entahlah.. Aku tak tahu
Aku hanya merasakan rasa memilikiku terusik oleh seseorang
Yang seharusnya tak boleh mengganggu keintimanku dengan Ayah

Tapi.. Aku tak bisa mencegahnya
Sorot langkahnya begitu yakin untuk mengambil Ayahku dari pelukanku
Jika memang aku harus membiarkanmu hilang
Tak apa..
Piluku kini mungkin akan sirna nanti..

“Saat-Saat Bersama Ayah”

Waktu berjalan begitu cepat
Menikam waktu dan kenangan yang kugenggam bersama Ayah
Bermain dengan puisi biru saat aku beku
Hilang kosong di tangan, raib..

Seandainya waktu sedikit tahu
Tahu bahwa hatiku teramat menyayangi Ayah
Aku tidak akan kehilangan seperti ini
Seperti puisi kehilangan baris

Kenangan begitu banyak berputar di otakku
Saat bermain hujan saat memancing
Kenangan itu masih menyatu dengan kenyataan
Kenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku

(sn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.