Ketua Fokuswanda Pusat: Pendonor Darah Masih Didominasi Kaum Pria
SEMANGATNEWS.COM, Padang — Ketua Umum Forum Komunikasi Dermawan Darah 75-100 Indonesia Emas (Fokuswanda) Ny Endang Agustini Syarwan Hamid mengatakan bahwa rata-rata pendonor darah Indonesia didominasi oleh kaum lelaki.
“Sedikit sekali kaum perempuan yang jadi pendonor dengan frekwensi teratur bahkan sampai tergabung ke Fokuswanda,” kata Endang ketika menghadiri Musda III Fokuswanda Komisariat Sumatera Barat, Rabu (29/11), di Warung Cokro, Padang.
Fokuswanda itu adalah perkumpulan pendonor darah yang sudah mendonorkan darahnya minimal 75 kali.
“Saat ini anggota-anggota Fokuswanda rata-rata sudah berusia lanjut, tapi masih tetap setia menjadi donor. Kita perlu kader kader baru yang akan melanjutkan komunitas ini,” kata Endang, yang juga sudah tercatat mendonorkan darahnya sebanyak 124 kali hingga usianya kini 74 tahun.
Ia menceritakan diantara pendonor yang sudah sepuh-sepuh itu ada juga kondisi fisiknya mulai menurun, meski tetap setia donor sekali dua setengah bulan.
“Jadi saya harap bantuan dari Pemprov Sumbar melalui Pak Gubernur, bantulah asupan vitamin para pendonor setia ini agar mereka tetap bisa mendonasikan darah hingga akhir hidupnya. Biasanya vitamin itu diberikan hanya untuk sahari saja selepas donor. Kalau bisa selama masa interval 2,5 bulan itu tetap ada asupan vitaminnya,” kata Endang.
Mantan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar itu berharap anggota Fokuswanda Komisariat Sumatera Barat ini terus bertambah. Bertambahnya jumlah anggota, berarti bertambah besar kemungkinan pencapaian target pengadaan stok darah di unit-unit donor darah di Sumatera Barat.
“Jumlah anggota Fokuswanda di Tanah Air sekarang ada sekitar 5.000 orang. Tidak banyak para pendonor darah lebih dari seratus kali, diperkirakan hanya 25.000 orang. Sementara, jumlah pendonor darah reguler, menurut data UTDP PMI lebih kurang sejuta orang dari 250 juta penduduk Indonesia,” kata istri Letjen Syarwan Hamid (alm), Mendagri di masa pemerintahan Presiden Habibie.
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat yang diwakili Kepala Biro Kesra, Al Amin, memberi apresiasi yang tinggi kepada Fokuswanda yang selama ini senantiasa setia dan penuh ikhlas menyumbangkan darah mereka. “Saya amat menaruh hormat kepada anggota Fokuswanda yang brata-rata sudah sepuh ini masih tetap setia mendonorkan darahnya, bahkan sudah di atas seratus kali.
Dan Fokuswanda menjadi sangat ekslusif keanggotaannya, karena hanya orang yang sudah di atas 75 kali saja jadi donor yang dapat bergabung. Saya saja baru dua puluh, berarti belum boleh jadi anggota Fokuswanda Komisariat Sumatera Barat,” kata Al Amin.
Ia berjanji menyampaikan permintaan Ketua Umum Fokuswanda kepada Gubernur Sumatera Barat, khususnya permintaan untuk diberikan ruangan kantor sekretariat. “Insya Allah nanti akan saya sampaikan kepada Pak Gubernur, silahkan buatkan suratnya,” kata Al Amin.
Kebutuhan darah di Sumatera Barat memang sudah lama menjadi keluhan lantaran selalu saja tidak cukup. “Karena itu, mari kita sama-sama bergandengan tangan dengan PMI untuk mencukupkan stok darah di daerah ini, menolong sesama manusia,” kata Al Amin.
Wakil Ketua PMI Sumbar, Eko Yanche Edrie yang hadir dalam acara pembukaan Musda tersebut mengatakan bahwa setidaknya untuk Sumatera Barat itu dibutuhkan 2.000 kantong darah sehari. “Ambil contoh di Padang saja, UDD PMI Padang butuh 200 kantong yang didistribusikan kepada setidaknya 30an rumah sakit yang ada di Padang,” kata wartawan senior itu.
Oleh karena itu, kata Eko, kehadiran perkumpulan pendonor memang menjadi tulang punggung tercapainya target stok darah di daerah ini. “Ada dua komunitas besar pendonor ini, pertama adalah Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) yang anggotanya siapa saja yang sudah menjadi pendonor dan Fokuswanda yang anggotanya para pendonor yang sudah di atas 75 kali mendonorkan darahnya.
Kedua-duanya memiliki peranan besar dalam mendukung gerakan kemanusiaan menolong sesama dengan jalan mendonorkan darah bagi siapapun yang membutuhkan. “PDDI bahkan pembentukannya diinisiasi oleh tokoh urang awak, H. Djilis Tahir pada 1978 yang silam,” katanya.
Khusus kepada Fokuswanda Komisariat Sumbar, Wakil Ketua PMI itu menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota Fokuswanda yang telah menjadi tulang punggung ketersediaan darah di berbagai UDD di Sumatera Barat.
Musda III Fokuswanda, kata Ketua Panitia Pelaksana H. Syahrial, adalah forum tertinggi organisasi untuk memilih pengurus yang baru. “Kita hanya akan pilih ketua formatur yang akan memilih dan menyusun kepengurusan lima tahun mendatang,” kata Syahrial.
Sampai siang, Musda itu berlangsung dengan tertib dan berhasil membulatkan suara untuk memilih Petrus Hendra sebagai Ketua Formatur yang akan menyusun kepengurusan periode selanjutnya setelah periode sebelumnya yang dipimpin oleh H. Asril Hasan.