PAYAKUMBUH, SEMANGATNEWS.COM – Berbagai upaya untuk menjadikan Sumatera Barat sebagai Nagari Seribu Menhir sebagai obyek wisata dunia, kini terus bergulir. Bahkan banyaknya situs cagar budaya Menhir jika dikelola secara profesional dan sungguh-sungguh tanpa merusak lingkungan dan budaya yang ada diharapkan dapat menjadi destinasi budaya internasional.
Hingga keluhan selama ini perihal situs cara budaya menhir belum banyak dikunjungi wisatawan, apalagi wisatawan mancanegara akan terjawab sudah dan terpecahkan dengan sendirinya. Hal yang terpenting lagi situs cagar budaya menhir ini, selain obyek wisata sejarah juga penting untuk dilestarikan, karena memiliki nilai sejarah tinggi, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan.
Hal itu dikemukakan ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi, ketika menjawab pertanyaan Semangatnews.com perihal belum banyaknya dikunjungi wisatawan situs cagar budaya menhir, Selasa, (29/8/2023).
Bila perlu wisatawan diberi ruang untuk menetap dalam waktu lama di lokasi situs cagar budaya menhir dengan tetap memperhatikan keamanan lingkungan, adat dan budaya yang ada serta keamanan situs cagar budaya menhir melalui rumah-rumah atau tempat pemondokan wisatawan yang asri, nyaman dan indah sebagai tempat tinggal sementara wisatawan. Bagi rumah tempat pemodokan yang berdampingan dengan lokasi menhir dalam keadaan rusak akan diperbaiki dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya.
Para wisarawan pun bisa memasak di rumah atau pemondokan kapan perlu disediakan pula kolam ikan tempat memancing wisatawan sehingga wisatawan benar-benar merasakan nikmat dan indahnya tinggal di sekitar situs cagar budaya menhir.
Sebagaimana banyak diberitakan sebelumnya, pemerintah provinsi terus berupaya menjadikan situs cagar budaya Menhir di Nagari Maek atau yang juga dikenal Nagari Seribu Menhir menjadi objek wisata kelas dunia,” ujar Supardi.
Dalam catatan dan sejarah yang ada menhir di situs ini sebagai tanda kubur manusia era megalit pada 1.500-2.500 sebelum Masehi akan kita upayakan untuk diteliti di Amerika sebanyak kerangka tiga manusia era megalit yang kini telah ada sponsor yang bersedia mendanai penelitian,” tambah Supardi.
Karena itulah, dengan melibatkan semua pihak agar situs cagar budaya menhir ini diharapkan juga menjadi objek wisata yang memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat untuk terus dapat kita kembangkan hingga menjadi destinasi budaya internasional.
Semua itu tentu harus diimbangi pula dengan pembenahan infrastruktur yang memadai sebagai suatu kebutuhan dan keharusan untuk mempermudah akses wisatawan menuju objek wisata bersejarah tersebut hingga wisatawan benar-benar merasa nyaman menuju lokasi diperkuat pula dengan destinasi pemandangan alamnya yang indah, keseniannya yang terus menggeliat dan kuliner yang telah populer di lidah wisatawan,” ujar Supardi mengakhiri. (Muharyadi)