Ketika Alumni Semangat Buka Bersama di Tempat Penuh Nostalgia.. Keren dan Indah

by -

Ketika Alumni Semangat Buka Bersama di Tempat Penuh Nostalgia.. Keren dan Indah

SEMANGATNEWS.COM- Merajut Silaturrahim dengan momen buka bersama tidak perlu di tempat yang mewah, seperti hotel, rumah makan dan restoran. Di kaki 5 pun bisa dan ok, apalagi tempat itu penuh kenangan yang sulit dilupakan.

Itulah yang dilakukan Alumni Harian Semangat, minggu, 09/04. Mereka sengaja memilih lokasi dimana Harian Semangat pernah terbit dan berkantor 43 tahun lalu. Tepatnya Jalan Imam Bonjol 50 Padang.
Tempat ini, kini sudah dipenuhi toko dan kedai yang dibangun pemiliknya Korem 032/WB.

Di depan toko itu, persi halaman depan kantor Semangat dulu, ada pohon Seri dan tiang bendera. Disitu berdiri tenda pedagang kaki 5 yang menjual makanan Ayam Geprek. Sajiannya cukup mengundang selera disamping harga menenggang. Jualan boleh kaki 5 tapi rasanya tak kalah dengan menu restoran sekelas Bebek Sawah, sebut Samsu Hilal yang diamini Lailatul Aidil.

Ide buka bersama Alumni Harian Semangat dilempar Yulinur Sadar dalam grup WA. Lalu direspon beberapa teman. Termasuk Bang Makmur Hendrik yang spontan menyumbang Rp 500 ribu untuk acara tersebut. Sebelumnya Tarmizi Ayum telah menitip kepada Yulinur Sadar Rp. 200 ribu, supaya diadakan buka bersama.

Tarmizi adalah loper dulunya yang sempat ribut dan diusir Yusrizal Dance, Kepala Hansip kantor Gubernur, lantaran Tarmizi naik ke kantor Gubernur memakai sandal jepit saat mengantarkan koran Semangat pagi pagi hari. Merasa tak senang diperlakukan kasar, Mizi mengadukan kepada Ayahnya yang guru Silek di Kalumbuk, Kuranji. Ayah Mizi dan beberapa orang saudaranya mendatangi kantor gubernur dan menantang Dance yang bela diri karatenya sudah Dan VI.

Untung saat itu saya ada dan menengahi, sehingga tidak terjadi perkelahian. Dance pun minta maaf atas perlakuan kasarnya terhadap loper koran yang bernama Tarmizi yang kini sukses punya rumah makan di Tanggerang.

Selain Tarmizi juga menyumbang Desri Imam Rp 100vribu yang kini Kepala Dinas Kominfo 50 Kota. Bang Makmur, Tarmizi dan Desri memang tidak bisa hadir di acara yang sangat berkesan itu.
Kehadiran kawan kawan dalam acara bukber itu dimulai sejak pukul 17.00 Wib. Dari list tercatat sebanyak 23 orang tapi yang datang lebih dari itu. Karena ada yang bawa Tek Baya seperti Zulnadi dan Gatot Santoso sekalian bawa anak dan cucu. Dua nama ini boleh dikatakan RT dan RWnya di komplek Semangat dulu. Sebab di komplek ini banyak penghuni juga. Ada sopir, ada karyawan dan wartawan serta lay out man.

Nofi Sastra yang dalam hantaran katanya menyampaikan terima kasih atas respon dan kehadiran kawan kawan. Utamanya Uda Zulnadi dan Mas Gatot Santoso yang memiliki segudang kenangan di tempat ini. Bahkan jodoh dan membangun Rumah Tangga kedua senior kita ini bermula di Semangat Imam Bonjol.

“Tempat ini tidak hanya meninggalkan sisa-sisa kenangan yang takkan gampang untuk dilupakan, tapi lebih dari itu juga sudah melahirkan banyak orang hebat dari berbagai bidang. Bahkan sampai saat ini pun alumni Harian Semangat tetap diperhitungkan keberadaannya.”, ujar Nofi yang sekaligus telah ditetapkan sebagai Ketua Alumni bersama pengurus lainnya.

Nofi juga Sadar mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan atensi dari kawan-kawan yang tidak bisa hadir karena dibatasi jarak dan waktu. Kami menyadari bahwa tentu tidak gampang untuk datang ke Padang senja tadi, karena mungkin kesibukan dan aktifitas kita masing-masing. Untuk itu, Kami dapat memaklumi ketidakhadiran rekan-rekan semua. Semoga di acara lain, Halal bi Halal misalnya, nanti kita semua dapat berkumpul kembali bersama, tukuknya.

Zulnadi dan Mas Gatot yang juga diminta menyampaikan sambutan. Mereka berdua me rewind ke masa lalu. Masa lajang yang penuh duka dan lara. Tinggal di belakang kantor sambil kuliah di Bung Hatta. Atau kuliah sambil kerja yang akhirnya kedua duanya tercapai. Di kerja sempat menduduki Redpel di kuliah kamipun di wisuda. Yang tak terlupakan bagi mereka berdua adalah merajut cinta hingga berumah tangga di Semangat ini awalnya.

Zulnadi dan Mas Gatot mengakui soal nostalgia di Semangat tak cukup waktu menceritakan sekarang. Sebagian telah ditulis dalam buku Harian Umum SEMANGAT, dengan editor Nofrialdi Nofi Sastera.

Momen buka bersama di tempat yang penuh cerita semakin memperlihatkan keakraban sesama warga Semangat.
Ada Firdaus Abie yg juga punya cerita sendiri. Ada Yulison yang sengaja datang dari Simpang Ampek, Pasaman Barat. Usai acara kembali lagi ke Pasbar dengan jarak lebih kurang 300 km.

Ada Samsu Hilal yang dulunya merangkap sebagai staf humas Korem sekaligus pembuat pidato komandan. Ada Yan Sumarta yang cerbungnya mengisi halaman dalam Semangat. Ada Yenizar sekretaris Redaksi, ada Yet bagian tata usaha dan Ida yang dulu kamek berisi.

Pokoknya lengkap termasuk Dahlan yang punya menantu warga Australia. Dia kompugrafi merangkap Lurah Pemko Padang. Tak ketinggalan Yeyen Kiram dan Donna dan Emi Abas. Jika kantor Semangat menjelma kembali sudah pasti yang hadir sekarang sibuk dengan posisinya masing masing.

Sayang Khairul Jasmi tak hadir lantaran bertabrakan buka bersama di komplek, katanya. Tapi tak apalah yang hadir membawa oleh oleh kain sarung cap gajah duduk pemberian dari Komisaris SP. Makasih Kaje yang mereka berharap tak cukup hanya itu.**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.