SEMANGAT SUMBAR – Gubernur mengungkapkan, selain masalah kompetensi, masalah kepedulian ASN di lingkungan Pemkab Kep. Mentawai terhadap daerahnya juga patut digarisbawahi.
Menurut Gubernur, kepedulian ASN Pemkab Kep. Mentawai terhadap daerahnya dapat dikatakan rendah. Lebih seringnya ASN Pemkab berada di Kota Padang daripada di Kab. Kep. Mentawai dijadikan Irwan Prayitno sebagai penanda bagi premis ini.
“Jarang ada di Mentawai tapi sering di Padang itu barangkali bukan masalah kompetensi namun masalah ketidakpedulian,” tegasnya.
Di sisi lain, menyangkut kompetensi ASN, Gubernur berpesan agar Pemerintah Kab. Kep. Mentawai mengupayakan peningkatannya, karena kompetensi aparatur pemerintah merupakan mesin utama yang akan mendorong laju pembangunan Mentawai.
“Kalau kompetensi kurang, harap ditingkatkan untuk memajukan Mentawai. Ibarat mesin, mobil bisa laju cepat kalau mesin bagus,” paparnya.
Pesan khusus disampaikan Gubernur menyangkut jumlah tenaga honorer di Mentawai yang menurutnya sangat berlebihan dan dapat memberi pengaruh buruk pada postur anggaran Kab. Kep. Mentawai.
“Ada pesan dari Provinsi yang khusus. Honorer Mentawai capai 4000. Ini banyak sekali. Mohon jadi perhatian karena ini membebani APBD sementara APBD tidak banyak. Tidak efisien. Buatlah kebijakan untuk dikurangi supaya punya uang cukup untuk membangun, untuk pendidikan, untuk kesehatan. Bukan untuk belanja pegawai yang tujuannya konsumtif,” pungkas Gubernur.