Semangat Kominfo-Pemerintah Kota Payakumbuh mendapat kepercayaan dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) menjadi satu dari 22 daerah kabupaten/kota se Indonesia yang akan memiliki sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam program Revitalisasi Sentra IKM Kemenperin RI.
Hal itu diungkap Direktur Pengembangan Wilayah Industri II Kemenperin RI, Busharmaidi saat berkunjung ke Kota Payakumbuh bersama rombongan beberapa waktu lalu. Rombongan diterima Walikota Payakumbuh Riza Falepi diruang kerjanya, Balaikota Bukik Sibaluik.
Dikatakan Busharmaidi, Kemenperin tertarik dengan keberadaan kampung rendang yang ada di Kota Payakumbuh. “Konsep Kampung Rendang yang dimiliki Kota Payakumbuh sama dan sebangun dengan konsep Sentra IKM yang tengah dikembangkan oleh Kemenperin. Kami tertarik untuk menjadikan kampung rendang sebagai sentra IKM yang akan kami bina,” jelas Busharmaidi.
Ditambahkan, Kemenperin mengembangkan konsep Sentra IKM karena terbukti memiliki banyak kelebihan. “Konsep sentra itu adalah menghimpun pengrajin IKM sejenis pada satu lokasi. Infrastuktur, alat lroduksi, sarana prasarana produksi kita siapkan dan dipakai secara bersama oleh pengrajin, sehingga proses produksi lebih ekonomis dan harga jual bisa lebih murah serta bersaing,” jelas Busharmaidi.
Ditambahkan, pengrajin IKM memiliki beban biaya peralatan yang berkorelasi dengan kapasitas produksi. Rata-rata pengrajin IKM membangun alat produksi sendiri dengan kapasitas produksi yang terbatas. Keterbatasan kapasitas produksi membuat harga jual produk mereka kalah bersaing dengan produk yang sama pada industri besar.
“Selama industri kecil belum bisa mengelompok dalam satu sentra produksi dan memproduksi dalam jumlah besar dengan dukungan peralatan bersama yang memadai, maka selama itu pula IKM kita akan kalah bersaing dengan industri besar,” tambah Busharmaidi.
Dikatakan Busharmaidi, keberadaan IKM dalam suatu sentra juga akan menjamin kualitas mutu dari produk yang dihasilkan, termasuk produk rendang yang mau dikembangkan Kota Payakumbuh.
“Sentra akan menjamin keseragaman dari mutu dan kualitas produk. Seperti rendang misalnya, kualitas daging, ukuran, cita rasa dan sebagainya bisa diidentikkan antar pengrajin satu dengan pengrajin lainnya, sehingga konsumen memiliki kepastian akan kualitas produk yang akan mereka beli,” jelas Busharmaidi.
Ditambahkan, jika Payakumbuh tidak memakai konsep sentra IKM dalam produk rendang, maka susah untuk menembus pasar yang lebih besar.
“Susah menjaga mutu dan kualitas produk rendang Payakumbuh jika IKM nya punya selera sendiri sendiri, misalnya kualitas daging, besar potongan daging, harga jual, dan rasa berbeda antara pengrajin satu dengan yang lain, jadi konsumen bertanya mana yang rendang payakumbuh itu,” terang Busharmaidi.
Busharmaidi menyarankan Payakumbuh fokus membangun satu sentra IKM seperti sentra rendang. “Kalau bisa Payakumbuh fokus ke satu produk IKM saja seperti rendang ini, jadi seperti konsep one village one produk. buka berarti IKM jenis lain tidak diperhatikan”, kata Busharmaidi.
Dijelaskan, satu rendang ini akan menghasilkan industri-industri lainnya. “Industri rendang ini memiliki industri hulu dan hilir yang cukup banyak seperti industri kelapa, sapi, makanan sapi, daging, kulit dengan banyak variannya seperti kerupuk kulit, tas, sepatu dan lain-lain. Itu semua akan tumbuh jika industri rendang berkembang pesat,” jelas Busharmaidi.
Sementara itu, Walikota Payakumbuh sangat antusias menyambut rencana Kemenperin menjadikan Payakumbuh sebagai sentra IKM dengan rendang sebagai produk utamanya.
“Terima kasih atas kesedian bapak berkunjung ke Payakumbuh, kami memang sedang serius membangun industri rendang. Kami sudah punya kampung rendang. Saat ini kami sedang membangun industri pengalengan untuk rendang agar bisa menembus pasar yang lebih luas,” ujar Walikota Riza Falepi.
Dikatakan, pihaknya membidik jamaah haji dan jamaah umrah sebagai pasar potensial yang akan membeli produk rendang Payakumbuh.(jn)